+2 (what if...)

330 32 0
                                    

Heheh 🌚

Kabar gembira untuk readers semua~
Hari ini ada bonchap baru~

Sekadar what if aja guys. Nanti kalau ada ide lain, bakal aku publish.

Dan maafkan aku bila ada typo. Jempolku gede sekali, karena tak ada manusia yang sempurna (apasi, ya gitu deh). 🙏


Bagaimana...

Jika Nancy lebih dulu tahu latar belakang Haru, sebelum adanya kemah di wilayah Bali.

Pasti tidak ada― Haru disekap, disiksa, lupa ingatan.

Pasti Renjun tak akan menyalahkan dirinya sendiri atas insiden yang menimpa adik perempuannya.

------------------------------------------------------------------------------------------------

"Bang Renjun, aku ke toilet dulu, ya." Haru pamit pada saudaranya karena ingin ke toilet.

"Mau ditemenin?" tawar Jeno.

"Nggak usah, Bang. Kalian duluan aja. Bye," tolak Haru. Setelah itu menyeret badannya ke Toilet.

Kira-kira lima menit kemudian, Haru keluar dari bilik toilet. Ia beranjak untuk mencuci tangan. Sesekali menatap ke arah cermin di depan wastafel untuk memperhatikan jerawatnya. Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat ketika melihat pantulan wajah Nancy dan temannya yang berdiri tepat di belakangnya sambil menatapnya tidak suka.

"Ngapa lo liatin gue? Suka? Mohon maaf aja ya, gue masih normal," ujar Haru lalu balik menghadap Nancy.

"Jangan pura-pura ga tau," kata Nancy, ekspresinya menunjuk ketidak-sukaan. Kemudian mendorong badan Haru ke belakang. Hingga pinggul perempuan itu mengenai wastafel.

"Gue bilangin, jangan berani deketin Kak Haechan sama yang lainnya," kata Nancy.

 "Awas kalau gue liat kalian dekatan―"

"Nancy tolol. Dia kakak gue."

Raut wajah Nancy berubah. Pipinya mulai memerah, menahan malu. Seiring dengan tangannya yang mulai bergerak kaku.

"Ck." Ia berdecak setelah itu pergi meninggalkan Haru. Diikuti oleh teman-temannya.

Kini tinggal Haru sendirian. Ia meringis pelan sambil mengelus pinggulnya, sebelum akhirnya keluar dari toilet dan menyusul saudaranya.

Brak!

"Anj—"

"Language, boy."

"Adek kenapa?" tanya Jeno.

Haru melirik tajam Haechan. "Noh, fans lo aneh-aneh aja," katanya sambil memukul lengan saudaranya.

"Aw! Emang gue ngapain woi?!"

"Oh tau nih gue." Jaemin mengigit ujung sendok sambil menaik-turunkan alisnya.

"Ck. Bilangin ke fans lo yang terobsesi sama lo itu. Kalau mau labrak orang liat-liat dulu siapa yang dilabrak."

Renjun terkejut. "Kamu dilabrak?" tanyanya.

"Menurut ente?"

"Wah, nggak bisa dibiarkan ini." Jeno berniat untuk beranjak dari kursi. Namun ditahan oleh Jaemin.

"Ya udah sih, biarin aja. Abis aku katain, Nancy sama komplotannya langsung pergi. Mukanya merah, kayak nahan malu." Setelah itu Haru tertawa puas lalu berkata, "Untung cuma ada aku sama komplotan dia. Kalau ada murid lain di dalam itu pasti malunya double."

[✔] Family | ft. NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang