O28

1.9K 151 5
                                    

Sorry for typo(s)

Happy reading!











"Ngapain, Bang?" Haru bertanya sambil sesekali mengintip layar tablet milik Renjun.

"Ah— nggak. Ga ngapa-ngapain," ujar Renjun. Tak lupa layar tablet-nya sedikit di tutup-tutupi.

Haru mengernyit heran. "Kalau nggak ngapa-ngapain, kenapa malah disembunyiin gitu layarnya dari adek?"

Renjun tak menjawab pertanyaan Si Adik. Ucapan Haru selanjutnya membuat Renjun membulatkan matanya.

"Abang pasti nonton yang enggak enggak kan?!!" Tak lupa mata Haru menatap tajam sang abang.

"HAH? Ah— apa sih? mana ada!"

"Bohong!"

"Enggak!"

"Bohong!"

"Eng—"

"Abang? Adek? Ada apa ini?"

Lontaran kata dari Si kepala keluarga mengalihkan perhatian dua orang tersebut.

"Apaan tadi itu? Bohong, nggak, bohong, ng—"

"Abang nonton yang enggak enggak, Pa!" Si bungsu mengadu pada Si Papa.

"Apaan sih? Hoax d—"

"Ya udah sih, Dek. Normal juga kok," ujar Papa Suho terkesan santuy. Kemudian mendaratkan badannya di sofa yang di tempati Renjun.

"Lanjut aja nonton," ucap Si Papa.

"Apaan sih, Pa. Abang mana ada nonton gituan," balas Renjun tidak terima.

Hei— dia kan orang yang baik-baik.

Tak seperti Haechan.

"Jadi kamu ngapain? Kok malah ditutupin terus layar tabletnya dari Adek sama Papa?" Kepo Sang kepala keluarga.

"Kepo banget dah jadi orang-orang tua," cibir Renjun.

"Halah gitu-gitu Papa masih awet muda Bang!" seru Haru.

"Udah itu tunjukin dulu apa yang disembunyiin!" sambung Haru. Lalu duduk di samping Si Abang.

Renjun hanya menghela nafas lalu menunjukkan layar tablet miliknya di depan Papa Suho dan Haru.

"HAH?!!"

"HEH ABANG APA APAAN INI?!!" teriak Si Adik, tidak terima.

Sedangkan Si Papa, "Wuidih, keren Bang! Semangat, biar anak-anak Papa ada yang keluar negeri!"

Layar tablet menunjukkan website kampus ternama di Tiongkok. Tertera nama panjang Renjun, dan dinyatakan lulus tes.

"Abang kok nggak bilang-bilang?!" Haru merengek.

"Kalau Abang bilang dulu baru tes, pasti kamu nggak akan setuju, heheh," balas Renjun.

"Renjun. Ini Mama udah tau kan?" tanya Suho.

"Bahkan Mami yang kasih saran coba tes ini."





~~~


Brakk!!

"Ya Tuhan, cobaan apa ini?!"

Haechan nyaris saja terjatuh dari kursi. Tak lupa memegang dadanya, merasakan jantungnya berdetak dengan cepat.

"Dek! Lain kali masuk itu ketok dulu kek, ucapin salam dulu kek. Ini masuk nggak kedengeran kayak setan. Sekalinya nutup pintu malah dibanting keras. Untung jantung Abang kuat!" seru Haechan panjang lebar.

[✔] Family | ft. NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang