Sorry for typo(s)
Happy reading!
Darah di kepala Haru keluar semakin banyak. Tiga orang didepan perempuan itu sedang menatapnya dengan senyum penuh kemenangan. Berbeda dengan satu orang lagi yang diam dan menatap Haru sendu, ia merasa kasihan, merasa bersalah.
Kyla merutuki dirinya sendiri yang hanya bisa diam di pojok sambil melihat tiga teman-nya yang sedang tertawa bahagia.
Tertawa bahagia di atas penderitaan orang lain.
"Na..." lirih Haru.
"Lo ngomong apa?! Nggak dengar gue!" seru Eunbin.
"Nana. Bantuin Haru..." lirih Haru lagi.
Heejin tertawa. "Jaemin nggak akan bantuin Lo. Buktinya sekarang dia nggak datang-datang juga," ujarnya.
Brak!!
Pintu gubuk tua itu tiba-tiba terbuka. Menampakkan Renjun yang berdiri menatap mereka dengan penuh amarah.
Jaemin menerobos masuk dengan terburu-buru. Matanya kemudian terbelalak, terkejut karena pemandangan yang baru dia lihat detik ini.
"Haru!" pekik Jaemin lalu bergegas berlari ke arah Haru.
"Na..." lirih Haru. Kemudian perempuan itu mulai tidak sadarkan diri.
"Dek! Haru! Sadar, Adek!" teriak Jaemin sambil memangku kepala Haru yang penuh darah.
Bruk!
"LO APAIN ADEK GUE, HAH?!" teriak Renjun setelah menendang Nancy.
Semuanya kalut. Renjun emosi, Jaemin makin merasa panik, tiga anak perempuan yang dari tadi bungkam, Haechan dan Jeno yang hanya diam memandang Haru sendu.
"Bang. Jantung adek makin lemah..." lirih Jaemin setelah mendekatkan dadanya ke dada Haru.
"Jantung adek makin lemah, Abang!" pekik Jaemin tertahan. Tangisnya kemudian pecah, ia semakin panik.
Mata Heejin dan dua temannya yang lain terbelalak.
"A-apa? M-melemah? Dari mana lo tau?!" pekik Heejin yang tidak dijawab oleh Jaemin. Laki-laki itu masih menangisi Si Adik kembar.
"Jaemin lahir tiga menit duluan daripada Haru. Jaemin punya semacam kemampuan buat tahu detak jantung Haru," jelas Haechan sambil menatap anak kembar itu dengan sendu.
"Emang aneh kalau lo denger punya anak kembar, tiga kali berturut-turut. Gue aja tau apa yang Renjun rasain. Gue lebih pengen bunuh lo bertiga, daripada nguras tenaga buat hajar lo dulu. Tapi... gue masih ingat kalau kalian perempuan. Emosi gue dan Jeno diwakili oleh Renjun aja, cukup."
"Jen! Telfon ambulans!" seru Renjun yang masih setia menatap Heejin, Nancy, dan Eunbin penuh amarah.
Jeno pun dengan sigap menelfon ambulans. Sementara Kyla, sudah berlari duluan ke pos terakhir.
"Jisung, Chenle!" teriak Kyla.
Entah kenapa, disitu hanya tersisa Jisung dan Chenle saja.
"Mau ngapain lo?! Ganggu kita lagi?!" sewot Chenle.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Family | ft. NCT DREAM
Fanfiction[SELESAI] Punya saudara yang banyak kelihatannya menyenangkan. Tapi tidak untuk keluarga yang satu ini. Keseharian yang penuh dengan keributan, kecerewetan, teriakan yang terdengar seperti lumba-lumba, dan sebagainya. Yang mungkin saja bisa memekakk...