OO8

3.2K 223 11
                                    

Sorry for typo(s)

Happy reading!







Hari ini masuk sekolah seperti hari-hari biasanya. Tidak terlalu membosankan menurut ketujuh anak remaja ini.

Ngomong-ngomong, Hina sekarang sudah lebih akrab dan tidak canggung lagi.

Bel pelajaran pertama bunyi. Bu Taeyeon masuk ke kelas dan murid-murid memberi salam seperti biasanya, kemudian berdoa menurut agama masing-masing. Setelah itu, Bu Taeyeon keluar kelas. Lalu datanglah Renjun dan Jeno selaku ketua dan wakil ketua OSIS.

"Bulan depan kita akan mengadakan camping. Bagi yang mau ikut, tolong diisi formulirnya dan di kumpul lusa ke osis atau guru kelas masing masing. Bagi yang mau tau kemah dimana, bisa lihat di surat," ucap Renjun di depan kelas.

"Haru, tolong bagikan ini," perintah Jeno kepada Haru.

Awalnya Haru terkejut dan ingin menyumpah-serapahi Jeno. Tapi nyalinya langsung menciut karena sudah ditatap duluan dengan deathglare oleh Renjun.

Haru pun pasrah dan berjalan ke depan untuk mengambil surat di tangan Jeno.

Selama Haru membagikan, Jeno membuka suara lagi.

"Ada yang mau ditanyakan?" tanya Jeno dengan tatapan dingin.

"Nggak, Kak!" ucap semua murid di kelas.

"Kalau begitu, kami permisi dulu," kata Renjun setelah itu mereka keluar.

Setelah surat dibagikan, perempuan itu kembali duduk dan membaca suratnya.

Kemah di Bali?! Bagaikan mimpi buruk bagi Haru. Di surat juga tertulis akan ada jurit malam di hutan. Haru mulai berpikir yang aneh-aneh. Bagaimana nasibnya bila ia satu kelompok dengan Nancy? Dia merasa takut kalau Nancy dan temannya akan membuat dirinya tersesat di tengah hutan.

Perempuan itu menarik rambutnya frustasi. Hal itu dilihat oleh Hina.

"Kenapa?" tanya Hina pada perempuan Agustus itu.

"Gue nggak mau ikut kemah kalau gini ceritanya," jawab Haru.

"Kenapa emangnya? Seru loh ikut kemah," balas Hina.

"Liat di surat, jurit malam di hutan. Gimana ntar kalau gue sekelompok sama Nancy dan geng-nya? Yang ada gue ditinggalin sama mereka dan malah nyasar sendirian di hutan," ucap Haru takut-takut.

"Kami berusaha buat jaga lo. Ntar gue bilangin Abang sama adek lo," ucap perempuan berponi itu menenangkan Haru.

"Tapi gue masih ta--"

"Gue nggak pernah liat Haru yang penakut cuma karena hal ini. Yang pernah gue liat hanya Haru yang dingin, pendiam. Nggak lupa Haru yang ribut dan ceria kalau dekat dengan kami," potong Hina.

Sepertinya Hina membuat perempuan dengan nama belakang Liandra itu sedikit lebih tenang sekarang. Tatapan Haru sekarang tertuju ke meja Nancy dan temannya. Ia melihat Nancy sedang berunding dengan temannya itu. Setelah berunding, perempuan itu menunjukkan senyum miring. Haru rasa sepertinya Nancy sudah menyiapkan 'kejutan' buatnya saat camping nanti kalau misalkan Nancy se-kelompok dengan perempuan Agustus ini.

Sepertinya mulai malam ini Haru akan terus berdoa agar Tuhan tetap menjaganya selama camping nanti.


[✔] Family | ft. NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang