O24

2.1K 157 11
                                    

Sorry for typo(s)

Happy reading!



















Last Day National Exam.

"Puji Tuhan selesai juga ini Ujian Nasionalnya!" sahut Haechan senang. Tidak lupa melompat-lompat kegirangan.

Renjun, Jeno, Bomin, Sanha hanya menatap aneh Haechan sambil menggelengkan kepala pelan.

Beneran nggak waras, pikir mereka.

"Udah siap emang ujiannya. Tapi kalau nggak lulus, awas aja," ancam Renjun.

"Emang lo siapa? Ngancam gue kalau nggak lulus nanti?" sewot Haechan.

"Gue abang lo. Kenapa?" sewot Renjun balik.

"Beda delapan menit doang pun, cih," cibir Haechan.

"Bodo amat. Yang penting gue lebih tua dari lo," balas Renjun.

"Pulang aja lo bertiga mendingan. Sewot terus ae kerjaannya," ucap Sanha.

"Kuy, pulang kembaranku," ujar Jeno sambil mengangkat kerah baju bagian belakang milik Renjun dan Haechan. Tidak lupa sedikit menyeret kedua saudara kembarnya itu.

"Woi. Kadang lo heran nggak sama diri lo sendiri kenapa bisa temanan sama mereka bertiga?" tanya Bomin sambil menyenggol pelan lengan Sanha.

"Iya, heran banget malah. Sikapnya beda-beda, mukanya nggak keliatan identik," balas Sanha sambil mengusap dagunya pelan.

"Atau jangan-jangan Tante Irene keluarin tiga sel ovum secara bersamaan makanya muka mereka nghak sama. Atau keluarin dua sel ovum bersamaan tapi satunya terbelah jadi dua..." sambung Sanha.

Bomin menoyor kepala Sanha. "Lo ngomong apaan sih? Kok mikirin biologi lagi? Udah pusing gue hadapin ujian. Cukup yang kemarin-kemarin aja kita susah payah belajar kayak gituan," ujar Bomin.

~~~



"Pergi jalan-jalan yuk!"

"Nggak! Males."

"Ayo lah. Bang Renjun, Bang Jeno sama Bang Haechan kan udah siap ujian. Aku bosan, Bang," rengek Haru sambil menggoyangkan lengan kanan Mark.

"Abang bilang nggak, ya nggak," balas Mark.

"Ih... Aku aduin Kak Arin nih," ancam Haru. Kebetulan Arin datang ke rumah dan sekarang sedang di dapur.

"Aduin aja sana sama Kak Arin. Abang nggak takut," balas Mark santai.

"Kak Arinnnnnn!! Bang Mark nggak mau di ajak jalan-jalan!" sahut Haru.

"Kenapa sih?" tanya Arin yang sudah berdiri di dekat sofa yang di duduki oleh Mark dan Haru.

"Bang Mark males di ajak jalan-jalan. Putusin aja, Kak," ujar Haru. Mark langsung membulatkan matanya.

"Ancamannya kok gitu banget sih?!" sewot Mark.

"Oke. Nanti Kakak putusin," canda Arin sambil menyatukan telunjuk dan jempolnya hingga membentuk tanda 'Ok'.

"Ih, jangan dong, sayang..." rengek Mark.

"Nggak usah panggil aku pakai sayang, deh. Kamu nggak mau di ajak adek kamu jalan-jalan," ujar Arin santai. Bermaksud kalimatnya itu hanya sekadar candaan.

"Arinnnn... :(" rengek Mark lagi. Bibirnya mengerucut.

"Nggak usah gitu, deh. Kamu nggak se-imut Haru," ucap Arin.

"Pacar kamu itu aku atau Haru sih? Atau jangan-jangan kamu lesbian?" tanya Mark.

"Heh, mulutnya minta di tampol! Aku nggak lesbian kali. Haru itu adek kamu, adek aku juga. Kecuali kalau kita nantinya emang putus. Hahah," canda Arin.

"Kamu kok jahat banget sih?" tanya Mark yang masih betah cemberut.

"Emangnya aku peduli?" tanya Arin balik.

"Jahat banget, deh," gumam Mark.

"Ya, itu derita kamu," balas Arin lalu pergi dari hadapan Mark.

Sedangkan Haru sedari tadi menatap kedua pasangan itu sambil mengigit jari.

'Kapan gue punya pacar juga, Tuhan? Nggak enak banget jadi nyamuk', batinnya.

"Acieeeeee! Kasian banget yang nggak punya pasangan. Jadi nyamuk, kan?" goda Mark sambil tersenyum jahil.

Haru membulatkan matanya. Terkejut karena Si Kakak seakan membaca pikirannya barusan.

"Makanya sana cepat-cepat lulus High School. Biar dapat love story di kuliahan," ujar Mark lagi. Sepertinya menggoda dan mengejek Adik perempuan-nya adalah hobi baru Mark.

"Nggak ah. Nanti nggak fokus kuliah," balas Haru.

"Hm, terserah kamu aja, dek," ucap Mark lalu pergi ke dapur.



~~~



"Na," panggil Haru.

"Apaan?" sahut sang kakak kembar.

Haru tidak membalas. Ia langsung menidurkan kepalanya di paha Jaemin lalu menutup matanya. Jaemin yang sedang fokus main akhirnya keluar dari aplikasi permainannya. Kemudian mematikan telepon genggamnya lalu mengusap pelan kepala Si Adik.

"Kamu kenapa, hm?" tanya Jaemin.

"Kok tumben manja banget hari ini?" tanyanya lagi.

"Bosan banget..." jawab Haru. Kemudian mengarahkan wajahnya ke perut Jaemin dan memeluknya. Hidungnya yang mancung seakan menusuk perut laki-laki itu. Membuat Jaemin sedikit menggeliat geli.

"Emangnya kamu mau ngapain biar nggak bosan?" tanya Jaemin. Senyum di wajahnya sedikit mengembang.

Jujur, Jaemin sangat menyukai saat dimana Haru bersikap manja padanya. Menurutnya, itu sangat lucu.

"Terserah. Yang penting nggak bosan lagi," jawab Haru.

"Online game, mau?" tanya Jaemin.

"Nggak, ah. Nanti kalau main terus kalah kamu pasti bilang aku noob," ujarnya.

"Iya, sih. Tapi, kan biar kamu nggak bosan," balas Jaemin.

"Yang lain aja," ucap Haru.

"Tapi mau ngapain biar nggak bosan, sayang?" tanya Jaemin. Ia merasa gemas karena tingkah Adik kembarnya itu.

"Jangan panggil aku 'sayang'. Alay tau ih," ujar Haru sambil menatap Jaemin dari bawah.

"Tapi kamu suka, kan?" goda Jaemin. Tidak lupa menaik-turunkan alisnya sebelah.

"Gini nih kalau kamu kelamaan jomblo. Nggak bisa gombal ke pacar kamu, jadinya sama saudara kamu sendiri." Haru mendengus.

"Makanya cariin aku pasangan, biar aku nggak jomblo kelamaan kayak kamu," ujar Jaemin sambil cemberut.

"Heh! Siapa yang bilang aku jomblo?" tanya Haru sambil menatap Jaemin tajam.

"Aku. Kenapa emangnya?" tanya Jaemin balik.

"Aku nggak jomblo ya, Na. Kamu aja tuh yang jomblo, kelamaan lagi," ujar Haru.

"Emang kamu udah pacaran?" tanya Jaemin. Ia merasa tidak percaya dengan ucapan yang di lontarkan Adik kembarnya.

"Udah," jawab Haru singkat.

"Sama siapa?" tanya Jaemin sambil menatap Haru tajam.

"Na Jaemin NCT Dream," Jawab Haru santai.

"Kok namanya sama kayak aku?!" sewot Jaemin.

"Ya, derita kamu," jawab Haru sambil menaik-turunkan alisnya.

"Terserah, deh. Terserah! Suka hati kamu aja." Kemudian Jaemin mendengus kesal.

"Iya, dong!" balas Haru percaya diri.

"Emang cewek selalu benar..."












-tbc

[✔] Family | ft. NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang