O23

2.4K 159 12
                                    

Sorry for typo(s)

Happy reading!








"Huaaaaaa!! Gue mau main di rumah!" ucap Haechan setelah keluar dari ruangan.

"Besok masih ada ujian woi," sahut Shuhua. Tidak lupa menoyor pelan kepala laki-laki yang lebih tinggi darinya.

Renjun, Jeno, Haechan serta teman sekelas mereka sedang menghadapi Ujian Nasional.

"Gimana ujiannya bro?" tanya Sanha sambil merangkul bahu lebar sahabatnya itu.

"Bikin gue gila," jawab Haechan cepat.

"Kuy lah ke kantin," ajak sahabatnya dari zaman SMP kelas akhir.

"Nggak, mau pulang aja gue. Tidur sepuas mungkin biar malemnya belajar," ujar Haechan sambil melepas rangkulan sahabatnya.

"Oh, ya udah. Kalau gitu hati-hati lo pulangnya. Jangan sampai diculik kayak anak cewek pada umumnya. Terus di perkosa sama Abang-abang." Sanha tersenyum jahil.

Haechan memukul lengan Sanha. "Kalau ngomong tuh yang bener anjir," gerutu Haechan.

Sedangkan Sanha hanya menyengir.

"Pulang woi. Pulang!" sahut seseorang.

Haechan dan Sanha menoleh ke arah suara. Melihat Bomin, teman sekelas mereka yang sedang  berteriak menyuruh murid-murid pulang. Tidak lupa alis mereka menyatu.

"Ngapain lo berdua natap gue? Gue emang ganteng dari lahir kok," ucap Bomin percaya diri.

"Idih, pede banget. Dimana letak gantengnya coba? Kalau lo ganteng itu udah masuk keajaiban dunia ke-sepuluh," balas Haechan.

"Ke-sembilan aja belum anjir," ujar Bomin. Tidak lupa juga untuk menoyor pelan kepala Sang teman.

"Makanya liat google keajaiban dunia baru sampai ke berapa," celetuk Sanha.

"Tumben lo lebih pintar dari gue," ucap Haechan.

"Oh, iya..." jeda Haechan.

"...Tumben lo meribut, min." Alis Haechan bertaut. Tak lupa menunjuk Bomin.

"Biasa cuma senyum tipis setipis-tipisnya. Ngomong cuma kalau ada yang penting diomongin aja," celetuk Sanha.

Bomin terkekeh pelan. "Lagi masa UN, bentar lagi libur, lulus. Jadi gue keluarin dulu sifat gue yang asli, hahah," balasnya.

"Nggak, canda doang. Eh, tapi bener sih."

"Apa sih lo? Nggak jelas."

"Eh, ngomong-ngomong gue ikut ke rumah lo, dong," sambung Bomin.

"Siapa? Rumah gue?" tanya Sanha.

"Nggak, kepedean lo. Rumah Haechan lah. Mau ketemu sama Haru," jawab Bomin dengan senyum tipisnya.

"Hah?!" pekik Haechan dan Sanha bersamaan.

"Iha," balas Bomin.

"Ish.. Lo kenal adek gue?" tanya Haechan.

Bomin tersenyum tipis. "Siapa coba yang nggak kenal sama Haru. Udahlah anaknya berbakat, pintar lagi," ujarnya.

"Nggak kayak abangnya. Nilai masih angka lima," celetuk Sanha tiba-tiba.

[✔] Family | ft. NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang