Sorry for typo(s)
Happy reading!
Bel rumah berbunyi, menandakan ada tamu. Haru yang berada di ruang tengah bersama Chenle merasa sangat malas hanya untuk membukakan pintu.
"Le, bukain tuh pintunya," perintah Haru kepada Chenle yang sedang fokus bermain handphone-nya di sofa sebelah.
"Sibuk," balas Chenle singkat.
"Sibuk apa? Sibuk main game?" tanya Haru.
"Iya."
"Heran gue punya adik kayak lo," gumam Haru. Chenle hanya menyengir tanpa menatap kakak perempuan tersebut.
Kemudian Haru menyeret langkahnya dengan malas ke depan pintu rumah. Setelah di buka, terlihat ada seorang perempuan yang sedikit lebih tinggi dari Haru. Ia tersenyum pada perempuan Agustus itu walaupun di balas dengan tatapan aneh dari tuan rumah.
"Kak Arin...?" ucap Haru nyaris seperti bertanya. Tidak lupa menunjuk perempuan di depannya.
Arin Felicia Choi namanya. Perempuan yang berada di Fakultas Kedokteran bersama dengan Mark.
Pastinya kalian heran dengan Mark. Mengapa laki-laki yang hobi menciptakan lagu ini masuk ke Fakultas Kedokteran. Tetapi itu memang kemauan Mark sendiri.
Ada lagi alasan lainnya. Sebelum diperintahkan oleh kedua orangtuanya untuk kuliah ke Kanada, Mark iseng saja tes untuk masuk Kedokteran. Dan akhirnya lulus.
Aneh emang, oknum bernama Mark ini.
"Ngapain kak?" tanya Haru setelah mengajak Arin masuk ke dalam rumah.
"Itu, Si Mark. Kami ada kerja kelompok," jawab Arin.
"Kok nggak di rumah kakak aja?" tanya Haru, membuat Arin mengerutkan kening.
"Maksudnya biar Bang Mark aja yang capek-capek ke rumah kakak. Masa perempuan sih yang di suruh datang ke rumah laki-laki?" ujar Haru. Lalu Arin terkekeh.
"Nggak apa kali. Lagian Mark udah sering kok kerjainnya di rumah kakak," balas Arin.
Haru sedikit curiga akan sesuatu. Kemudian ia mengajukan pertanyaan--
"Kakak sama Bang Mark saling suka ya?"
--yang membuat Arin terdiam dan sedikit salah tingkah.
"N-nggak kok," jawab Arin.
Haru semakin mengerutkan dahinya. Merasa kurang percaya dengan jawaban Perempuan yang lebih tua darinya.
"Bohong," ujar Haru sambil menunjuk Arin dengan telunjuknya. Tatapannya sedikit tajam.
Arin menghela nafas. "Ayo kita bicara sebentar ke kamar kamu," ajak Arin.
Saat naik ke lantai atas dan menuju kamar Haru, mereka berdua berpapasan dengan Mark.
"Eh- Arin? Udah sampai? Kok aku nggak denger?" tanya Mark.
"Karena Abang daritadi di kamar terus kayak beruang hibernasi," balas Haru.
"Dan kenapa abang ngomong sama Kak Arin pakai 'aku'?" sambungnya. Memberi penekanan di akhir kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Family | ft. NCT DREAM
Fanfiction[SELESAI] Punya saudara yang banyak kelihatannya menyenangkan. Tapi tidak untuk keluarga yang satu ini. Keseharian yang penuh dengan keributan, kecerewetan, teriakan yang terdengar seperti lumba-lumba, dan sebagainya. Yang mungkin saja bisa memekakk...