Sorry for typo(s)
Happy Reading!
"Dek... Bangun."
"..."
"Dek, bangunnnn!! Nanti kita telat. Ini baru hari pertama, loh!!!"
Perempuan di atas ranjang empuk itu langsung membuka mata karena teriakan seseorang yang mengganggu tidurnya.
"Santai. Masih pagi udah teriak, ganggu orang aja, deh," balas anak perempuan itu, kemudian ia mendengus kasar. Haru namanya.
"Dek, sana mandi. Nanti kita telatttttttt!!!" teriak Si Kakak kedua kalinya. Haechan namanya.
"Iyaaaaa. Santai dong. Adek masih ngumpulin nyawa," balas Haru malas.
Haechan mendengus pelan kemudian keluar kamar. Haru kemudian mengubah posisinya yang tadinya tidur menjadi terduduk.
Lalu seorang laki-laki seumuran Haechan masuk ke kamar Haru tanpa mengetuk pintu. Renjun duduk di pinggir ranjang sambil menatap Haru.
"Pagi, dek. Masih ngantuk?" tanyanya.
"Iya, Bang. Tadi tiba-tiba Bang Haechan bangunin aku pakai acara teriak-teriak," adu Haru sambil mengucek mata.
"Ya... mau gimana lagi? Bang Haechan kan nggak pernah nggak nyebelin."
"Udah, sana. Pergi ke kamar mandi. Nanti Abang siapin seragamnya sama beresin tempat tidurnya," ucap Renjun. Tak lupa ia sedikit mengacak rambut singa Haru.
Setelah itu, Haru menyeret langkah ke kamar mandi. Walaupun langkahnya seperti orang mabuk. Asyik memegang perabotan sana - sini agar ia tidak terjatuh.
KIra-kira selama dua puluh menit ia menghabiskan waktu untuk mandi, memakai seragam, dan mengikat semua rambutnya menjadi satu. Tak lama, Jeno - adik kembar Renjun - masuk ke dalam kamar Haru.
"Udah siap, dek?" tanyanya.
Haru langsung mengganguk semangat. Rambutnya yang terikat ikut bergoyang. Jeno tersenyum tipis sambil mengiring adik perempuannya ke lantai satu untuk sarapan.
Di meja makan sudah ada Mark, Jaemin, Jisung, Renjun, dan Irene -Ibu dari delapan bersaudara itu.
"Morning mom. Morning brothers!" sapa Haru.
"Morning," sahut orang-orang yang udah duduk manis di kursi meja makan.
Haru mulai menyantap sarapan yang sudah diletak Mama Irene di depannya. Keadaan di meja makan tenang. Hingga detik selanjutnya—
"Mama! dasi Lele mana?!"
—Chenle berteriak dari lantai dua.
"Bukannya Mama letak di lemari kamu??!!" tanya Mama Irene balik. Suaranya tak kalah kuat dari Si Anak.
"Nih, di lemari Abang, Le!!!" suara Haechan terdengar, lebih keras dari Irene dan Chenle.
"Astaga. Tiap pagi kok gini terus sih?" tanya Renjun pelan. Sepertinya stok kesabaran laki-laki ini mulai menipis.
"Bang Echan bawain dasinya ke kamar Lele!!" Chenle berteriak lagi.
"Kamu kan punya kaki! Ambil aja sendiri!!!" balas Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Family | ft. NCT DREAM
Fanfiction[SELESAI] Punya saudara yang banyak kelihatannya menyenangkan. Tapi tidak untuk keluarga yang satu ini. Keseharian yang penuh dengan keributan, kecerewetan, teriakan yang terdengar seperti lumba-lumba, dan sebagainya. Yang mungkin saja bisa memekakk...