O15

2.8K 210 12
                                    

Sorry for typo(s)

Happy reading!









Renjun baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengelap rambutnya yang masih basah. Dia menarik kursi kemudian duduk di samping ranjang. Ia menatap Haru yang masih setia tidur di ranjang. Sesekali ia usap dengan lembut pipi Si Adik.

Tok! Tok! Tok!

Jeno, Haechan, dan Jaemin masuk ke ruangan inap Haru.

"Masih belum sadar?" tanya Jeno yang hanya di balas gelengan kepala oleh Renjun.

"Nih. Udah Nana beliin makanan." Jaemin menyodorkan sarapan yang dibelinya tadi kepada Renjun.

"Letak aja disana. Abang belum mau makan," tolak Renjun.

"Nggak! Makan sekarang juga, Renjun. Gue tau nanti nggak bakal di makan," ucap Haechan.

"Belum mau!" ucap Renjun memelas. Membuat Haechan menggeleng sambil mendengus sebal.

Tiba-tiba terdengar pekikan tertahan dari mulut Jeno. "Owh, shit! Papa udah sampai sini!" katanya.

"Sama Mama, Bang Mark!" sambung Jeno lagi.

Semuanya terkejut. Bingung memikirkan apa yang terjadi nanti. Berbeda dengan Renjun yang hanya menghela nafas berat sambil membuka Instagram miliknya. Melihat beberapa foto bersama Haru yang pernah dia post sebelumnya.

"Abang siap kena pukulan Bang Mark. Emang ini kesalahan Abang karena malas jaga adek-adek," ucap Renjun dengan kepala yang masih menunduk.

"Ini bukan sepenuhnya salah lo."

"Ya... emang lalai sih. Tapi mau gimana lagi? ini udah jalan yang ditentukan Tuhan, mungkin." Haechan menaik-turunkan kedua bahunya.

"Abang jelasin baik-baik ke Bang Mark sama Papa, pasti nggak apa-apa tuh. Walaupun baru nyampe langsung kena hadiah pukulan," ucap Jaemin.

"Nanti gue bantuin deh ngomong sama Papa," ucap Jeno sambil menepuk pelan bahu Renjun.



~~~



Bugh!

"Kok lalai banget sih jadi abang?!" sewot Mark setelah melayangkan pukulan ke pipi kanan Renjun.

Yang di pukul pun hanya diam, tidak membalas.

Sedangkan Mama Irene hanya bisa menangis, dan ada Jaemin di samping untuk menenangkan Si Mama.

"Abang tau kamu punya tanggung jawab sebagai ketua osis. Tapi kamu tertua di antara mereka, harus bisa jaga dong walaupun banyak tugas!"

Bugh!

Bugh!

"Abang, cukup!" teriak Sang Papa.

Setelah teriakan yang cukup besar di lorong rumah sakit, semuanya menjadi diam, sunyi.

[✔] Family | ft. NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang