24. Selamat Jalan Mama

972 103 37
                                    

SEKARANG ini aku ketambahan satu kesibukan baru lagi. Demi menggunakan waktu supaya diporsikan secara tepat, aku tidak lagi meninggalkan satu detik pun tanpa tujuan yang mesti kucapai. Sela in les yang semakin dipermantap, aku juga punya satu lagi projek penting yang menyangkut anak-anak di yayasan tunanetra.

Rencananya, ya, aku sedang membuatkan aplikasi yang berguna untuk mereka gunakan agar bisa terhubung denganku kelak yang mungkin susah menjenguk mereka lagi. Aplikasinya akan menggunakan akses suara di setiap sentuhan, begitu aplikasinya diaktifkan maka otomatis mereka bisa menggunakan ponsel dengan bantuan suara yang akan mengarahkan.

Aku memang bukan programmer handal, kasarnya mungkin bisa kusebut aku masih gadungan, tapi setidaknya aku sudah punya ide, dan kalaupun tidak diterima aku akan menyerahkan niatku kepada Allah, bahwa aku hanya ingin anak-anak yayasan punya sesuatu untuk menyambung silaturahmi denganku, atau yang paling keren ... aku akan berniat membuat anak-anak di yayasan merasa punya kesempatan seperti anak lain rasakan. Aku tidak ingin mereka hanya memegang buku braille-nya saja, tapi ingin kuperkenalkan bahwa ada benda canggih yang bisa mereka gunakan mengakses suara dari qori-qoriah favorit mereka langsung dari gawai mereka kelak.

Mungkin akan butuh beberapa waktu lagi untuk menyelesaikan projek satu ini. Aku juga sudah mengatur jadwal kelas online yang terpercaya mengajariku untuk bisa menciptakan karya pertama meski latar belakangku bukan lulusan TI atau bahkan belum jadi mahasiswa.

Kak Afif mendukungku juga kok, dia yang mencarikan aku tempat kursus online pemrograman, kadang-kadang dia ikut begadang melihat prosesnya juga. Keseluruhan, hasil yang bisa dilihat sudah hampir tujuh puluh persen. Kurang dari setengah lagi pasti selesai.

Untuk hari ini, berhubungan ini adalah Ahad, maka Kak Panji menukar jadwal intensif biasa dan intensif khusus karantina yang baru dibuka bulan ini. Rata-rata dari kelas karantina, mereka semua adalah anak-anak sekolah yang baru lulus, jadi perlu untuk stay di asrama demi mengejar materi, sedangkan siswa Kak Panji yang sudah bosan melihatnya, jadwal kita sudah melonggar sedikit. Makanya aku baru tergerak melanjutkan kembali projek lamaku ini, yang waktunya sempat bentrok dengan jadwal les kemarin.

Sedangkan Kak Afif, pagi-pagi sekali dia sudah hilang dari rumah. Katanya sih ingin menjenguk Mama, aku jaga rumah saja. Jadi ya sudah, mumpung aku ada pekerjaan juga, maka menjenguk Mama bisa di lain waktu saja.

Toh, di sana sudah ada anaknya, aku tidak boleh mengganggu quality time mereka, atau anaknya itu akan berlagak lebih memedulikan aku lagi ketimbang ibunya.

Tidak tahu, ya, kenapa dia begitu gengsi terhadap ibunya, padahal aslinya peduli juga!

Pukul sebelas hampir menjelang dhuhur, aku merasa sedikit aneh dengan suhu AC yang sepertinya sedang bermasalah, entah cuaca di luar terlalu panas atau mesin AC-nya memang rusak, suasana tiba-tiba saja menggiringku pada perasaan yang ... tidak tahan.

Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya, aku gelisah, tidak kuat berada di dalam rumah.

Begitu adzan dhuhur berkumandang, rumah kutinggalkan kosong, aku berangkat ke masjid yang sering dikunjungi Kak Afif setiap jumatan tidak jauh dari rumah.

Sedikit membaik sampai ibadahku selesai.

Aku agak kaget ketika keluar dari masjid, mobil sedan di depanku seperti tidak asing kulihat. Begitu aku berbalik mencari tahu milik siapa mobil tersebut, benar saja ... Kak Ann muncul dari arah pintu saf wanita.

“Kak Ann?” sapaku menyambutnya menghampiriku.

“Bilah langsung ikut Kakak, ya,” katanya tidak ada angin atau badai apa pun yang lewat langsung menggenggam pergelanganku.

WEDDING AGREEMENT Putus atau Terus (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang