Bayangan truk itu masih tergambar jelas diingatanku. Sorot lampu yang menyilaukan, teriakan orang ketakutan saat melihat darah hingga suara para tenaga medis yang memanggilku agar etap sadar, aku masih ingat semuanya dengan jelas.
Tapi bagaimana bisa aku justru berada di tempat seperti ini. Bahkan tak ada luka satupun di tubuhku, apalagi darah. Apakah itu artinya... aku telah mati.
Drap!
Drap!
Suara apa itu. Mengapa terdengar begitu jelas.
Drap!
Itu adalah suara langkah kaki sekumpulan orang. Seperti langkah kaki para tentara yang sedang berlatih. Aku sangat yakin.
Tapi satu hal yang membuatku heran. Ini hanya perasaan ku atau memang mereka mulai menuju ke sini.
Drap!
Drap!
"Kenapa suaranya semakin mendekat!"
Aku mulai panik untuk alasan yang bahkan aku tidak mengerti, dan bergegas untuk berlari menjauh dari lokasi tersebut. Mereka mengejarku, aku punya firasat akan itu. Aku harus segera keluar dari sini. Tapi aku bahkan tidak tahu, di mana aku berada. Arah mana yang harus ku pilih.
"Apapun yang terjadi, aku harus terus berlari menjauh dari sini!"
Usai kejadian malam itu, anehnya aku terbangun di sebuah hamparan rumput yang sangat asing di ingatanku. Suara derap kaki itulah yang membangunkan ku dan membuatku terus berlari seperti saat ini.
Aku terus berlari mengikuti jalan setapak yang mengarah ke arah barat. Cukup jauh sejak di mana aku memulai melangkahkan kaki.
Tepat di sana lah aku melihat ada kumpulan asap yang berasal dari cerobong rumah para penduduk. Tidak hanya satu atau dua, tapi ada banyak asap yang keluar dari cerobong-cerobong kecil.
"Itu artinya ada kehidupan!" ucapku penuh harap dan segera berlari mendekat
Kuharap aku bertemu dengan para penduduk desa. Karena jika aku berhasil masuk ke pedesaan, aku dapat mengulur waktu untuk bersembunyi di antara para warga, dan aku memiliki kesempatan untuk mempelajari keadaan serta menyusun rencana ku kedepan.
-
(Author POV)
Benar dugaan Arabela, ia menemukan sebuah pedesaan kecil yang dihuni oleh para warganya. Tetapi ada hal janggal pada desa ini. Semua warganya dan auranya di sini membuat tidak nyaman.
Seluruh warga berlalu lalang sembari fokus dengan aktivitasnya, layaknya warga biasa di desa tempat Arabela tinggal. Tetapi, seluruh warga di sini terus menundukkan kepala. Mereka tidak saling sapa dan terus menundukkan kepalanya, seakan mencari barang yang terjatuh di tanah. Apa mungkin lebih tepatnya seperti sedang menghindari tatapan seseorang.
'Mereka manusia kan..' batinnya
Tanpa sadar, Arabela melambankan langkah kakinya. Pandangannya tersebar ke sekeliling desa, membuatnya terlupa sejenak tentang tujuan awalnya ke desa tersebut.
Drap!
Drap!
Tidak berselang terlalu lama, suara langkah itu kembali terdengar dengan jelas.
"Sial."
Suara derapan kaki kembali terdengar di telinga Arabela, membuatnya semakin ragu untuk tinggal di desa tersebut.
"Lebih baik aku terus berlari. Tidak ada jaminan aku akan selamat di antara para warga yang bertingkah laku aneh seperti ini."
Ia pun segera mempercepat langkah kakinya, menuju ke sebuah hutan yang sangat lebat, tidak jauh dari pedesaan tersebut. Jauh lebih lebat daripada pepohonan yang tadi ia lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabela Descendants [COMPLETE]
Fantasy"Bagaimana aku bisa kembali... hidup." Arabela terbangun di sebuah hamparan rumput seorang diri, hanya ditemani sorotan cahaya matahari yang menyilaukan tubuhnya. Suara derap langkah kaki mengerikan yang bergerak ke arahnya, menjadi satu-satunya ha...