Part 6 - Rvo Guardian

82 11 0
                                    

Selesai makan, Arabela meminta izin kepada Jerad untuk berkeliling kastil Kerajaan Barat seorang diri. Awalnya ia tidak diizinkan. Tapi karena Arabela terus memohon, pada akhirnya Jerad mengiyakan. Dirinya pun berkeliling kastil berbekal petunjuk arah dari Jerad di ingatannya.

"Luas sekali kastil ini" gumamnya sembari terus berjalan menyusuri lorong.

Langkah kakinya terus menuju ke depan tanpa arah, hingga membawanya tiba di sebuah taman. Ternyata itu adalah taman yang berada di bawah balkon dekat kamarnya. Taman yang sama dengan yang ia lihat tadi pagi.

Pada awalnya ia tidak berpikir untuk melakukan penyelidikan tentang kejadian tadi malam. Namun karena ia telah berada di sini, tentu Arabela tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini begitu saja. Ia pun berjalan mendekati semak-semak yang berada di dekat pohon itu, lalu mengitarinya.

"Aku yakin sekali asap itu dari sini, tapi kenapa sekarang tidak ada apa-apa. Bekas noda atau jejak apapun tak terlihat di sini."

Sudah ketiga kalinya ia mengitari semak-semak itu, tapi Arabela tidak menemukan petunjuk apapun.

"Aneh. Kenapa hanya pohon ini saja yang memiliki daun bewarna kuning. Padahal tumbuhan yang lain sangat segar dengan daun mereka yang hijau."

Pohon itu aneh. Ia tidak berbuah, tapi juga tidak layu. Itu juga bukan pohon yang memiliki jenis daun bewarna kuning.

"Sangat tidak mungkin jika sebuah pohon kerajaan tidak dirawat oleh para penghuni kastil."

Arabela menepis rasa penasarannya akan pohon itu terlebih dahulu, karena ia saat ini masih ingin fokus dengan petunjuk tentang kejadian tadi pagi.

"Aku yakin di sini kok-".

Langkahnya tiba-tiba terhenti. Tubuhnya terdiam saat dirinya tanpa sengaja melihat sepasang sepatu dari balik pohon. Bukan pohon yang ia datangi saat ini, melainkan sebuah pohon yang sangat rindang berada di sebelahnya.

Pohon itu memiliki daun bewarna hijau dan lebat, batang yang kokoh, bahkan ia memiliki buah bewarna merah yang menyapa Arabela saat ini. Memanggil Arabela untuk datang dan memetiknya.

"Itu kaki orang bukan?" ucapnya lirih saat melihat sesuatu di pohon tersebut.

Perlahan ia berjalan mendekati sepatu di sana untuk tahu siapa pemilik dari kedua kaki itu. Saat jaraknya sudah dekat, betapa terkejutnya dirinya melihat siapa sosok pemilik sepatu itu.

Ia adalah Damien.

Pria itu tengah tertidur di bawah pohon sembari menyilangkan kedua tangannya di kepala. Memperlihatkan dengan jelas seperti apa penampilan wajahnya saat ini. Jika Arabela tadi pagi kesulitan melihat wajah Damien, kali ini ia dapat dengan jelas melihatnya.

"Luar biasa.."

Tanpa sadar Arabela justru terhanyut dengan pesona Damien. Ia melangkah mendekat lalu berjongkok di sebelahnya. Wajahnya yang mempesona membuat Arabela terus menatap pemiliknya. Bahkan Arabela tidak sadar, jika sejak awal Damien telah terbangun.

"Sudah puas?"

Terkejut dengan ucapan Damien, Arabela justru panik. Ia sadar jika kedua pipinya saat ini memerah. Lalu ia segera memalingkan wajahnya menjauh dari Damien.

Namun hanya dalam sepersekian detik kemudian ia tersadar, bahwa yang ada di hadapannya adalah seorang raja.

Sontak Arabela kembali menghadap Damien dan mengucapkan "Selamat pagi tuan." dengan mengikuti gaya bicara August dan Jerad

Mendengar sapaan Arabela, Damien seketika membuka kedua matanya. Ia sejak tadi memang masih terpejam. Tetapi kini matanya terbuka dan menunjukkan ekspresi keterkejutannya.

Arabela Descendants [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang