(Arabela POV)
Ketika kami membuka mata, kini aku dan Noir telah berada di depan Istana Kerajaan Urora.
"Apa-apaan ini.."
Noir melepas genggamanku. Pandangannya terus menelusur ke segala arah, mencaritahu apa yang sedang terjadi.
Wajar saja jika Noir terkejut. Aku pun juga terkejut ketika pertama kali mengalaminya saat itu. Daripada itu, aku lebih terkejut dengan sosok yang ada di hadapanku. Wujudnya sedikit mengerikan, karena ia melayang-layang dengan jubah putih yang menutupi seluruh tubuhnya.
"Kau?"
Dengan sopan, mahluk itu memperkenalkan dirinya. Ternyata ia adalah Guardian milik sir Volton. Sierra, Guardian dengan wujud spirit seperti yang dijelaskan di dalam buku.
"Perkenalkan nama saya Sierra, nona. Saya adalah Guardian milik Archmage dan diminta Girec untuk membantu anda hingga mereka tiba."
Wujudnya mirip seperti hantu berjubah putih.
"Halo Sierra.."
Tunggu dulu. Dia barusan bisa memperkenalkan dirinya padaku..
"Kau.. bisa berbicara denganku?" tanyaku pada spirit sir Volton yang ia jawab dengan anggukan.
Jika Sierra bisa mengerti dan bahkan mampu menjawab pertanyaanku, lalu kenapa Guardian lainnya tidak bisa. Mungkinkah ia menggunakan kemampuan milik Archmage.
"Terimakasih karena kau tadi sudah menolongku dan Noir" ucapku.
"Sudah kewajiban saya mengikuti perintah tuan Girec, nona."
"Sierra, kau kenapa membawa kami ke sini?"
"Karena ini adalah tempat terdekat yang bisa saya tuju dengan sisa kekuatan saya, nona."
Astaga, aku melupakannya. Bagaimana dengan keadaan sir Volton sekarang.
"Apa sir Volton baik-"
"Arabela?"
Disaat kami tengah berbicara, muncul Elves di belakangku. Sejak kapan ia mendekat, aku tak menyadarinya.
"Elves!"
Bertemu dengannya rasanya seperti bertemu dengan teman lama.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Pasti Elves belum mengetahui keadaan yang terjadi saat ini.
"Kerajaan Timur dan Barat telah berperang" sahut Noir yang telah sengaja berdiri di sampingku.
"Kenapa kau ikut dengannya, Noir?"
"Tentu saja aku menjaganya" jawabnya sinis yang kemudian dibalas sinis oleh Elves.
"Pasti kaulah pemicu peperangan ini, bukan."
Kalimat yang diucapkan Elves tepat sasaran. Ia mampu membuat Noir menjadi terdiam seperti itu.
"Lalu bagaimana dengan Damien?" sambungnya.
"Ia pergi dengan ksatrianya."
"Itu pasti August" gumam Elves.
"Kurasa iya."
Elves kini mengecek Noir dari ujung kepala hingga kaki, lalu berkata "Kau seharusnya bersyukur, karena tidak terluka sedikitpun."
Tapi dengan sombongnya Noir membalas "Aku lebih kuat darinya."
Siapapun pasti tahu jika raja Kerajaan Barat adalah yang terkuat. Tetapi Noir tidak mau mengakuinya.
"Kau hanya lebih kuat karena kondisi Damien yang semakin melemah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabela Descendants [COMPLETE]
Fantasy"Bagaimana aku bisa kembali... hidup." Arabela terbangun di sebuah hamparan rumput seorang diri, hanya ditemani sorotan cahaya matahari yang menyilaukan tubuhnya. Suara derap langkah kaki mengerikan yang bergerak ke arahnya, menjadi satu-satunya ha...