Part 20 - Familiar

38 9 0
                                    

Kemarin aku memimpikan sesuatu, sebuah mimpi menyeramkan dan terasa begitu nyata. Dalam mimpi tersebut, aku adalah seorang tahanan para warga yang tengah terkurung di sebuah bangunan kayu seorang diri. Cukup lama aku berada di dalam sana hingga tiba-tiba datanglah para ksatria yang dulu pernah ku lihat di hutan.

Ksatria itu sangat mengerikan, karena mereka bisa dengan mudahnya menebas kepala manusia menggunakan pedangnya yang besar. Tapi di sisi lain aku merasa lega saat melihat wajah korban terset. Karena itu adalah wajah manusia.. yang memukulku?

"Kalau itu mimpi, kenapa rasa sakitnya masih membekas di wajahku" kataku sembari meraba-raba bagian tubuh yang terluka.

"Selamat pagi, nona."

Terdengar suara seorang wanita yang tiba-tiba datang dan entah sejak kapan, ia telah berada di depanku. Wanita itu adalah seorang pelayan muda seusiaku, memiliki rambut coklat dan tubuh yang tinggi. Ia membawa nampan berisi makanan yang lalu ia letakkan di meja sebelahku.

"Saya sudah membawakan sarapan untuk anda, nona. Jangan lupa segera dimakan ya mumpung masih hangat" ucap perempuan itu.

"Umm.. maafkan aku. Tapi kau siapa?" tanyaku.

Tanpa mengubah posisinya sama sekali dan dengan senyuman yang masih terpasang, ia berkata "Saya Mery, nona. Pelayan Kerajaan Timur."

Astaga! Aku berada di Kerajaan Timur. Kerajaan yang dihuni oleh para manusia. Kerajaan yang terkenal berkaitan erat dengan para Angel dan Kerajaan Barat.

Oh! Aku bahkan baru sadar jika saat ini kasur yang aku duduki bukanlah kasur favoriteku. Ornamen yang ada di ruangan ini sangat berbeda dengan kastil Kerajaan Barat. Semuanya memiliki perpaduan corak bewarna putih dan merah muda. Nampak sangat cantik, tapi tidak membuatku nyaman sama sekali. Karena ini adalah tempat asing.

"Bagaimana bisa aku sampai di sini?"

"Apakah anda tidak mengingatnya, nona. Para ksatria kerajaan lah yang membawa anda ke sini."

Sebuah kalimat bahwa ksatria kerajaan yang membawaku ke sini bukanlah jawaban yang aku inginkan. Karena artinya kejadian yang aku alami semuanya bukan hanya sekedar mimpi. Para ksatria yang menangkapku dan menebaskan pedangnya ke warga itu, ternyata semua bukanlah mimpi.

Tubuhku kembali bergetar hebat karena rasa takut yang mulai menjalar di dalamnya.

"Nona, anda baik-baik saja? Nona terlihat sangat pucat."

Tentu saja aku akan nampak pucat. Justru aneh jika saat ini aku terlihat baik-baik saja, di tempat asing ini bersama dengan orang-orang asing. Aku ingin pulang.

"Nona..makanlah ini terlebih dahulu" ucap Mery sembari menyodorkanku piring berisi daging.

Ia mencoba menyadarkanku sekali lagi dari lamunan yang menyita seluruh perhatianku darinya

"Mery, bisakah makanan itu letakkan saja dulu di meja. Aku akan memakannya nanti" kataku.

"Baik, nona."

Aku sama sekali tidak memiliki nafsu makan saat ini. Aku hanya ingin sendiri terlebih dahulu.

"Um.. Mery."

"Iya?"

"Bisakah kau memberiku waktu untuk kembali tidur. Aku masih merasa sangat lelah."

"Baik, nona. Saya mengerti."

Syukurlah Mery tidak bertanya macam-macam padaku.

"Jika anda butuh sesuatu silahkan panggil saya, nona" ucap Mery sesaat sebelum menutup pintu kamar.

Ceklek.

Saat ini tinggal aku seorang diri di ruangan besar ini. Hanya tersisa aku dan seluruh pertanyaan di kepalaku. Mempertanyakan kejadian di desa saat itu. Mengapa mereka sangat membenciku, tapi kenapa ksatria kerajaan seakan melindungiku dari manusia-manusia itu.

Arabela Descendants [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang