Hari-hari ku selama di kerajaan Timur hanya diisi oleh rencana untuk melarikan diri. Setiap malam maupun pagi hingga sore, aku tetap mencoba mencari celah agar dapat segera pergi dari istana ini. Tapi Noir selalu berhasil menemukanku. Sepertinya ia terus mengawasiku. Karena jam berapapun aku beraksi, ia akan selalu ada di sana. Dimanapun itu, seperti malam ini sekalipun.
"Aku suka gegihanmu" kata Noir dengan senyum menyeringainya.
Biasanya jika ia menangkapku, maka ia hanya akan mengajakku mengobrol lalu mengantarku kembali ke kamar. Tapi kali ini ia tidak melakukannya. Noir hanya berdiri di sana sembari memandangku.
Mungkinkah dia sudah lelah dengan kelakuanku.
"A-ada apa?" tanyaku pura-pura tidak mengerti maksudnya.
Sementara Noir, ia hanya menahan senyumnya. Setidaknya kini ia tidak hanya berdiam di sana.
"Sudah berapa lama sejak kau di sini?" tanya Noir padaku.
Ia berjalan mendekatiku.
"Um.. kurasa sudah satu minggu."
"Dan selama itu, kau terus menggunakannya untuk kabur."
Oh tidak, perasaanku buruk soal ini.
"Apa kau tidak menyukai istana?"
"T-tidak, aku menyukainya.."
"Apa para pelayan di sini tidak bekerja dengan baik dan ataukah mereka merundungmu?"
"Mereka tidak menyakitiku, tidak pernah."
"Kalau begitu, apa kau tidak suka dengan makanannya?" tanyanya lagi.
"Tidak mungkin. Koki di sini, mereka sangat hebat dan berbakat."
"Bagaimana dengan kamar-"
"H-hei dengarkan ini. Pertama, kamarku sangat indah. Kedua, mana mungkin aku tidak menyukainya. Kamar yang kau berikan adalah yang terbaik."
Masakan di sini, kamar, dan para para pelayan istana semuanya sangat membuatku nyaman. Bahkan banyak taman dan tempat-tempat menenangkan di sini. Sebenarnya aku sangat menikmati berada di istana Kerajaan Timur.
"Lalu kenapa kau ingin sekali pergi dari sini."
Soal itu, bahkan sebenarnya aku tak ingin. Berada di istana anehnya sangat membuatku nyaman dan bahagia. Tapi aku tetap harus pergi dari sini, bukan. Mereka ada wilayah kerajaan yang diisi oleh para manusia.
"Karena aku takut dengan kalian."
"Dengan kami?"
"Iya. Kalian mengurungku di tempat itu dan memukulku. Lalu ksatria itu tiba-tiba datang dan mengayunkan pedangnya kepada manusia-manusia di sana. Saat darah-darah itu menetes, ksatria di sana justu hanya terdiam dan menyaksikannya hingga nyawanya menghilang."
"Itulah hal yang pantas mereka dapatkan dari ksatriaku."
"Apa maksudnya?"
Raut wajahnya sangat sulit ditebak. Senyuman itu terus terpasang seakan menutupi sesuatu.
"Tak apa. Ayo, ku antar kau kembali ke kamarmu."
"..Jelaskan dulu padaku."
"Kau ingin makan apa. Akan aku panggilkan Mery untuk menyampaikannya ke dapur."
Jelas sekali saat ini ia sedang mengalihkan pembicaraan. Aku takut padanya. Ia seperti sedang bersembunyi di balik topengnya.
"Noir." panggilku
"Apa."
"Kenapa kau tidak memperlakunku seperti tahanan?"
"Kenapa aku harus mempelakukanmu seperti tahanan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabela Descendants [COMPLETE]
Fantasy"Bagaimana aku bisa kembali... hidup." Arabela terbangun di sebuah hamparan rumput seorang diri, hanya ditemani sorotan cahaya matahari yang menyilaukan tubuhnya. Suara derap langkah kaki mengerikan yang bergerak ke arahnya, menjadi satu-satunya ha...