"Yang Mulia Raja Noir De Alion dan pasangannya telah tiba."
Ksatria yang bertugas di pintu masuk istana menyambut kehadiran kami. Ia wajib mengumumkan siapa yang datang memasuki pesta. Terutama raja Kerajaan Timur. Tidak hanya diumumkan, namun seluruh bangsawan yang hadir di sana wajib menyambutnya.
"Terimakasih atas kedatangan anda Yang Mulia. Sebuah kehormatan bagi saya dan keluarga" ucap salah satu pria paruh baya yang datang menghampiri kami.
Pria tersebut adalah tuan rumah yang mengadakan pesta. Ia diikuti seorang gadis belia yang cantik dengan rambutnya yang berkilauan bewarna silver
"Tentu saja aku akan datang Duke. Kau telah mengundangku" balas Noir.
Gadis belia yang ada di sampingnya sangatlah cantik. Gaun yang ia kenakan seperti gaun khusus yang hanya dibuat untuknya. Sepertinya acara hari ini adalah perayaan ulangtahun untuknya.
"Maafkan saya, bolehkah saya tahu siapa gerangan perempuan anggun yang ada di sebelah anda Yang Mulia."
Kini mereka mulai menatapku. Tidak hanya Erdward dan putrinya, melainkan seluruh isi ruangan mulai mengarahkan fokusnya padaku.
"Ah. Aku bermaksud mengenalkannya padamu nanti. Tapi ku rasa aku bisa melakukannya sekarang."
Noir tiba-tiba meraih bahu ku dan mendekatkanku padanya sembari berkata "Ia adalah kekasihku. Arabela namanya."
Bukan hanya satu ruangan yang terkejut. Bahkan aku yang mendengarnya pun terkejut. Bagaimana bisa ia mengatakan hal sensitif dengan begitu mudahnya.
Apalagi ekspresi perempuan yang ada di depan ku saat ini, ia terlihat marah. Jelas sekali ia cemburu mendengarnya. Kalau begini caranya, aku bisa mati muda karena para penggemar Noir yang cemburu padaku.
"Psst.. Noir! Kenapa kau berkata seperti itu" bisikku di telinganya.
"Aku mengatakan hal yang memang ingin aku katakan."
"Tapi tidak di sini juga! Kau bahkan tidak membicarakannya denganku."
"Tenanglah. Setelah ini aku akan segera melamarmu."
Sungguh, dia benar-benar gila.
"Noir kau gila!"
Kehadiranku sebagai pasangannya saja sudah membuat pasang mata di sana terlihat marah, apalagi dengan ucapan Noir barusan. Lihat saja, bahkan mereka terang-terangan menyindirku.
"Haha.. sepertinya Yang Mulia dan nona memang saling mencintai."
"Ya itu benar!"
"Mereka sangat lengket seperti perangko."
"Tapi bukankah itu tidak pantas."
"Kurasa kau benar."
"Perempuan itu tidak berperilaku seperti wanita bangsawan."
"Kurasa nona itulah yang menggoda Yang Mulia Raja."
"Ya, kurasa juga begitu. Lihatlah bagaimana ia mendekatkan wajahnya sepeti itu."
"Bukankah banyak tempat tertutup untuk bermesraan."
Para peserta yang ada di ruangan ini saling berbisik satu sama lain, membahas tentang kami. Lebih tepatnya membahas tentangku dengan hal yang buruk. Aku tidak tahu jika mereka sengaja atau tidak, tapi suara mereka dapat terdengar hingga di telingaku. Sementara Noir justru bersikap biasa saja. Padahal aku sangat yakin jika ia juga mendengarnya.
"Arabela, mari kita berdansa."
Lagi! Ia sengaja tidak menggubris ucapan para perempuan yang bergunjing dan justru ingin semakin memperparahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabela Descendants [COMPLETE]
Fantasy"Bagaimana aku bisa kembali... hidup." Arabela terbangun di sebuah hamparan rumput seorang diri, hanya ditemani sorotan cahaya matahari yang menyilaukan tubuhnya. Suara derap langkah kaki mengerikan yang bergerak ke arahnya, menjadi satu-satunya ha...