Part 32 - Heartache

12 2 0
                                    

Para ksatria berkuda dari masing-masing ketiga kerajaan saling bahu membahu, menciptakan kobaran api semangat bagi para pemimpinnya. Meskipun hari keberangkatan saat itu sangat cerah, tetapi di tengah perjalanan ternyata turun hujan begitu lebat. Perjalanan kami pun terhambat karenanya.

"Untuk sementara, kita berteduh terlebih dahulu" perintah Noir kepada pasukannya.

Kami berteduh di sebuah gua dan beberapa pepohonan yang cukup lebat. Meski tidak sepenuhnya menghalau hujan, tapi setidaknya kami tidak terlalu basah kuyup.

Hujan baru mulai mereda ketika matahari hampir tenggelam. Perasaan ragu untuk melanjutkan perjalanan pun muncul.

"Bagaimana menurut mu. Haruskah kita melanjutkannya."

Elves sengaja bertanya kepada Noir, karena ia dapat berkomunikasi pada Trisha. Singa itu terkenal dengan kemampuannya menyusun rencana berperang bersama tuannya.

"Kita lanjutkan saja. Lagipula tidak ada tempat untuk kita meneduh di hutan ini" kata Noir.

"Baiklah. Saatnya kita berangkat!"

Mendengar komando dari Elves dan Noir, seluruh ksatria mulai melanjutkan perjalanan kembali. Tidak terlalu jauh lokasi kami berada saat ini dengan kastil Kerajaan Barat. Bahkan, kini kami telah memasuki wilayah barat.

Kami tiba di sana tepat saat hari telah gelap.

"Bersiaplah" bisik Noir padaku.

Suasana malam hari ini mirip seperti ketika aku pertama kali tiba di kastil Kerajaan Barat. Jika dulu aku disambut hangat oleh August dan ksatria lainnya, kini kami disambut oleh dinginnya aura Kerajaan Barat. Tidak hanya itu, bahkan kami disambut oleh para Demon yang menatap kami dengan buasnya.

Mereka berada di balik pintu kastil, mencoba meraih kami yang hendak mendekat. Jumlahnya dikurangi oleh mereka yang masih berada di wilayah timur. Saat ini Girec dan pasukannya bertugas untuk menghalau mereka agar tidak mendekati kami.

"Arabela dan Archmage, kalian teruslah maju. Kami akan melindungimu."

Setelah mendengar ucapan Noir, aku dan sir Volton segera berlari menuju kastil Kerajaan Barat.

Bang!!

Pintu kastil terbuka sepenuhnya oleh sihir Archmage. Aku dan sir Volton masuk terlebih dahulu dengan bantuan para ksatria yang menghalau Demon agar tidak menyentuh kami.

"Nona, sebelah sana!" tunjuk sir Volton ke arah sebuah pintu.

Pintu itu adalah jalan kecil menuju hall kastil Kerajaan Barat. Sempat terbesit di kepalaku, lantaran bagaimana bisa sir Volton mengetahui pintu-pintu tersembunyi di sana. Tetapi aku tak menggubrisnya.

"Ayo ke sana."

Tepat di saat aku mulai mengarah ke pintu tersebut, tiba-tiba terdengar suara seorang pria yang memanggilku dari belakang.

"Nona!"

Agak sulit menemukan di mana letak sumber suara itu, karena banyaknya Demon yang terus berterbangan. Tapi aku yakin jika itu adalah suara August.

"Sir Volton, aku rasa seseorang memanggilku."

"Tidak mungkin, nona. Tidak ada yang akan memanggil nona di saat seperti ini."

Apa yang dikatakannya benar. Karena saat ini hanya ada kami berdua di sini. Bahkan kami berjalan dengan menunduk agar tidak terlihat dari jendela di mana para Demon terus berterbangan.

"Tapi aku sangat yakin ada yang memanggilku."

"Nona, lebih baik kita melanjutkan berjalan ke sana terlebih dahulu."

Arabela Descendants [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang