Kastil di dalam kastil. Itulah pemandangan yang ada di depan Arabela saat ini.
Kastil megah didominasi perpaduan warna biru dan putih, menjulang begitu tinggi melebihi pohon-pohon tua kerajaan. Setiap sudutnya dihias oleh ornamen emas yang membuatnya nampak begitu elegant.
"Selamat datang di kastil Kerajaan Barat, nona Arabela." ucap August bersamaan dengan pintu kastil yang terbuka, memperlihatkan barisan para penghuni kastil lainnya yang juga menyambut mereka.
Puluhan pelayan turut menyambut kedatangan Arabela, seakan kehadirannya sudah diketahui sebelumnya. Mereka berbaris dengan rapi di sisi pintu masuk kastil, lalu sedikit membungkukkan tubuhnya seperti yang August lakukan tadi. Sebuah gesture kerajaan sebagai tanda hormatnya.
"Silahkan masuk, nona."
Dipimpin oleh August, Arabela turut melangkahkan kakinya masuk ke dalam kastil. Tidak hanya pada bagian luarnya saja yang begitu memukau, di dalamnya pun jauh lebih luar biasa memesona. Pada tiap sisinya terdapat pilar besar yang menjulang tinggi, menambah kesan gagahnya sebuah kastil. Dihias oleh lampu gantung yang begitu besar, cahayanya menyorot sebuah karpet biru yang terbentang di tengah kastil hingga menyelimuti tangga utama.
Namun langkah Arabela sempat terhenti karena terkejut dengan patung wyvern bewarna hitam yang terpajang di kedua tepi tangga utama kastil. Kedua patung tersebut nampak dipahat dengan sangat detail, seperti sebuah karya seorang pemahat berbakat.
"Mari ikuti saya, nona." ucap August membuyarkan Arabela.
Mereka kini menuju ke sebuah ruangan berjendela besar yang tidak jauh dari tangga utama kastil. Ruangan tersebut diisi sofa-sofa elegant yang disorot oleh lampu hias di bagian dinding atas. Hanya dengan sekali lihat, Arabela sudah tau bahwa lampu di sana bukanlah lampu bernominal rendah.
"Duduklah terlebih dahulu, nona. Saya akan sampaikan kedatangan anda kepada tuan." pamit August sebelum pergi meninggalkan ruangan.
"Baiklah, aku akan menunggu di sini."
Setelah August menghilang, Arabela pun berkeliling untuk melihat-lihat isi ruang tamu tersebut sebagai pelepas rasa bosan.
Tepat di sebelahnya, terdapat satu pigura foto berlapis emas berukuran cukup besar yang menampilkan potrait seorang laki-laki dan perempuan. Namun foto itu tidak begitu jelas karena setengah bagiannya tertutup oleh tanaman liar.
"Seperti sengaja untuk tidak dibersihkan." gumamnya.
Foto yang tertutup oleh tanaman liar tersebut adalah foto seorang wanita berkulit putih pucat, dengan rambut bergelombangnya terjuntai indah hingga pinggang. Sekilas wanita itu terlihat memiliki bola mata bewarna kecoklatan seperti warna rambutnya. Tidak begitu coklat, melainkan terlihat sedikit bewarna oranye terang jika diperhatikan baik-baik.
Sementara di sisi satunya adalah foto seorang pria mengenakan jubah kerajaan dan mahkotanya. Terlihat jelas betapa gagahnya pria itu di dalam foto. Kedua matanya bewarna biru, sedangkan rambutnya bewarna hitam pekat. Keduanya berpose begitu anggun dan elegant layaknya sepasang kekasih yang harmonis. Namun aura yang terpancar justru sebaliknya. Menyeramkan.
(Arabela POV)
Kurasa seluruh isi kastil Kerajaan Barat memang dirancang untuk terlihat megah. Bahkan pigura yang ada di ruangan ini pun terlihat sangat mewah dengan lapisan emasnya yang berkilauan.
Tetapi tidak seperti bingkainya yang menawan, foto di dalamnya justru membuatku bergidik ngeri. Perasaan tidak enak pun mulai muncul di sekitarku.
"Ada hal aneh di foto ini."
Berapa kali pun aku mencoba membersihkan kotoran yang menempel di pigura ini, tetap saja tidak terlepas. Rasanya janggal. Kenapa di kastil yang megah justru melewatkan hal sepenting ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabela Descendants [COMPLETE]
Fantasy"Bagaimana aku bisa kembali... hidup." Arabela terbangun di sebuah hamparan rumput seorang diri, hanya ditemani sorotan cahaya matahari yang menyilaukan tubuhnya. Suara derap langkah kaki mengerikan yang bergerak ke arahnya, menjadi satu-satunya ha...