Part 22 - Trisha Guardian

37 9 0
                                    

Keesokan harinya aku telah disapa oleh Mery. Pelayan itu menuangkan teh dan menyiapkan cemilan ringan untuku di meja.

"Nona, anda bangun pagi sekali hari ini."

"Ah, aku semalam tidur terlalu cepat."

"Apa anda kelelahan nona?"

"Um, tidak. Aku hanya ingin tidur cepat tadi malam."

"Syukurlah. Kalau nona kelelahan atau sulit tidur, saya akan membantu anda. Jadi jangan lupa untuk memberitahu keadaan anda kepada saya."

"Hahaha, baiklah. Terimakasih banyak Mery."

Setiap pagi Mery akan menyiapkanku teh pagi sebelum jam sarapan tiba. Ia akan membawakanku sebuah troli yang berisi satu set perlengkapan minum teh. Kehadirannya membuatku bersyukur berada di Kerajaan Timur. Karena ia seperti seorang kakak yang bersedia memberikan segalanya untukku.

"Nona, silahkan diminum selagi masih hangat."

"Teh buatanmu memang yang terbaik."

"Anda terlalu memuji, nona.."

Wajahnya merona saat aku memuji Mery. Mengingatkan kepada Lucy.

"Kalau begitu saya akan menyiapkan-"

Groaaaar!!

Tiba-tiba terdengar seperti suara hewan yang sedang mengaum. Suaranya terdengar sangat keras dan menggema hinga ke telingaku. Terlalu keras hingga membuat jendela yang ada di kamarku turut bergetar.

"Suara apa itu!"

Aku sontak segera bangkit dari kasurku, bersiap untuk kabur jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sementara Mery, ia justru tetap tenang dengan kesibukannya di meja itu.

"Tenanglah nona, anda tidak perlu takut. Itu mungkin adalah suara Trisha."

"Trisha..?"

"Iya nona, ia adalah Guardian milik Yang Mulia Noir."

Oh! Guardian Kerajaan Timur, itu berarti ia adalah Singa. Pantas saja jika suaranya terdengar sangat menggema dan mengerikan. Aku penasaran, jika ia disandingkan bersama Rvo kira-kira suara siapa yang akan lebih mengerikan dan menggema.

"Mery, bolehkah aku melihatnya?"

"Tentu saja, nona. Yang Mulia pasti akan sangat senang" ucapnya dengan senyuman jahil.

Terkadang aku tidak paham dengan Mery. Ia adalah pelayan khusus milik Noir yang sengaja ditugaskan untuk mejagaku selama di sini. Tidak heran jika ia memiliki wawasan luas seperti para putri bangsawan pada umumnya, yang terlihat elegant dengan ketegasan yang ia miliki. Tapi terkadang ia juga akan menjadi seseorang yang jahil seperti saat ini.

"Setelah anda menghabiskan hidangan pagi ini, saya akan membawa nona untuk menemuinya."

"Jangan coba menipuku ya. Tunggu di sini sampai aku selesai menghabiskan ini."

"Hahaha, jangan khawatir nona. Saya tidak akan kemana-mana.."

Mery menepati janjinya. Ia membawaku ke sebuah lahan hijau yang sangat luas berada di belakang istana.

"Padahal sangat jauh dari kamarku, tapi suara auman itu bisa terdengar kencang.." gumamku.

Sesampainya kami di area tersebut, Mery memintaku untuk berjalan lurus lalu belok ke kiri ketika diujung.

"Kau tidak ikut?" tanyaku.

"Lebih baik anda saja, nona. Karena area tersebut adalah tempat kesukaan tuan."

"K-kalau begitu aku jangan ke-"

"Kalau itu anda, tuan pasti tak mempemasalahkannya."

Kata Mery area itu adalah tempat di mana Noir dan Guardiannya sering bercengkrama. Mereka biasanya akan berada di sana untuk berlatih atau hanya sekedar bersantai.

Arabela Descendants [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang