Total sudah selama lima hari aku hanya beraring di kasur tanpa melakukan apapun. Mereka melarangku untuk pergi keluar dari kamar. Kalaupun aku ingin pergi, para ksatria dan pelayan yang diperintahkan Noir akan selalu menghalangiku.
Meski Noir akan mengunjungiku usai menyelesaikan pekerjaannya, tetap saja aku merasa bosan berada di dalam sini.
"Nona hari ini ingin makan sesuatu?" tanya Mery.
Ia sedaritadi berada di kamarku untuk merapikannya.
"Um, ikan?"
Sebenarnya aku tidak ingin makan apapun hari ini. Aku hanya ingin berjalan-jalan di taman, selagi cuaca hari ini sangat cerah.
"Baiklah, akan saya sampaikan kepada koki istana. Selagi anda menunggu, ini saya sudah menyiapkan teh untuk nona."
"Mery tunggu sebentar."
"Ada apa nona?" tanyanya.
"Kau tahu kan aku sudah berada di kamar selama 5 hari?"
"..Iya. Itu karena anda harus banyak beristirahat."
"Tapi aku sangat bosan di kamar. Jadi, bolehkah aku ikut denganmu ke dapur?"
"Untuk apa nona ke dapur."
"Aku ingin melihat mereka memasak."
"Tidak bisa, nona.'
"Mery, aku berjanji hanya untuk menonton."
"Tuan melarang anda pergi keluar kamar jika bukan karena hal mendesak, nona.
"Ayolah, aku kan sudah baikan sekarang."
"Maafkan saya nona, bukannya saya ingin melarang anda. Tapi hari ini anda sangatlah sibuk karena harus mempersiapkan banyak hal."
"Bersiap untuk apa?"
"Nona tidak lupa jika nanti malam akan ada pesta, bukan."
"Pesta?"
"Ternyata benar, anda sungguh melupakannya."
Kenapa Mery tiba-tiba tertawa. Pesta apa yang sebenarnya aku lupaka-
"Astaga!"
Bagaimana bisa aku melupakan pesta yang Noir maksud.
"Ah, karena nona sudah mengingatnya, mari kita bersiap setelah ini. Jadi saya khawatir anda tidak memiliki waktu cukup untuk menonton koki memasak."
Dia sengaja mengejekku.
"Mery, haruskah aku ikut ke pesta itu. Aku belum siap."
"Tentu! Nona akan menjadi wanita paling cantik di sana. Bahkan terlalu cantik hingga mampu menandingi si pemilik pesta."
"Knapa justru kau yang bersemangat."
"Tentu saja saya bersemangat. Nona akan menjadi pasangan dansa pertama Yang Mulia~"
"Ah! Aku tidak bisa...."
Terakhir berdansa dengan Noir, aku justru tak sadarkan diri. Setelah itu kami tak pernah berlatih karena Noir yang terus mengomel dan menyuruhkan kembali ke kamar.
"Bagaimana jika nanti aku justru mempermalukan Noir di depan semua bangsawan. Pasti memalukan sekali."
"Nona pasti bisa berdansa dengan baik. Percayalah dengan Yang Mulia."
Aku tahu jika Mery bermaksud menenangkanku. Tapi justru aku merasa mual ketika mengingatnya.
"Saya izin akan ke dapur sebentar, jadi nona tunggu saja di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabela Descendants [COMPLETE]
Fantasia"Bagaimana aku bisa kembali... hidup." Arabela terbangun di sebuah hamparan rumput seorang diri, hanya ditemani sorotan cahaya matahari yang menyilaukan tubuhnya. Suara derap langkah kaki mengerikan yang bergerak ke arahnya, menjadi satu-satunya ha...