Pria berkulit coklat tersebut terlihat sangat marah saat melihat ke arah leher Arabela. Membuat wanita di hadapannya mulai bergidik ngeri.
"Kau!"
"I-iya.." balas Arabela hati-hati
"Kalung itu, bagaimana bisa kau mendapatkannya!"
Arabela tetap diam tak bergeming. Ia takut dan bingung harus menjelaskan kalung itu mulai dari ini.
Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, pria tersebut mulai menyadari bahwa ia telah membuat perempuan di depannya merasa tidak nyaman. Ia kemudian menghela nafasnya perlahan, sama seperti nada suaranya yang juga terdengar melembut.
"Namaku Elves" kata pria itu memperkenalkan dirinya.
Kini raut wajah Elves terlihat lebih rileks dari sebelumnya. Membuat Arabela juga ikut merasa sedikit lega, diikuti dengan rasa takutnya yang mulai memudar.
"Arabela Riana, kau bisa memanggilku Arabela" ujarnya yang turut memperkenalkan diri.
Melihat ekpresi perempuan di depannya sudah terlihat lebih tenang, kini Elves kembali bertanya "Lalu, dari mana kau dapatkan kalung itu."
Arabela sempat bingung dengan pertanyaan Elves. Ia tidak tahu harus menjawab pertanyaan tersebut bagaimana. Pertanyaan yang satu itu belum sempat ia diskusikan dengan sir Volton sebelumnya.
"Ada apa kau bertanya itu?" tanya Arabela balik.
Sementara Elves justru melipat kedua tangannya dan sedikit menghela nafas saat mendengar kalimat tersebut.
"Karena kami lah yang membuat kalung itu."
Kini kedua mata Arabela terbelalak. Ia lupa bahwa Fairies adalah mahluk yang pandai mencipta seuatu dan sangatlah kreatif. Tidak ada lagi alasan untuknya berbohong atau tidak menjawab pertanyaan tersebut.
"Kalung ini ku dapat dari seorang ahli sihir yang ku temui" balas Arabela.
"Siapa ahli sihir itu" tanyanya.
"Mungkin kau tidak mengenalnya, karena ia tidak lahir di generasimu."
"Katakan saja."
"Beliau adalah sang Mage yang bernama sir Volton."
Ternyata nama tersebut cukup ampuh membuat Elves terdiam dan hanyut dalam pikirannya.
"Um.. apa kau mengenal siapa pemilik kalung ini sebelumnya?" ucap Arabela membuyarkan lamunan Elves.
"Aku hanya sering mendengarnya dari ayahku. Beliau adalah salah satu teman pemilik kalung itu."
Saat ini gantian Arabela lah yang terdiam. Hanyut dalam pikirannya sendiri, walau hanya sebentar.
"Kau.. apa kau tahu sejarah dari kalung ini?" ucap Arabela hati-hati.
"Aku tidak sepenuhnya mengerti, tapi aku ada di sana beberapa kali saat itu."
"Elves, bolehkah kau menceritakannya padaku. Apapun yang kau ketahui akan sangat berguna untukku."
"Untuk apa kau ingin tahu?" tanyanya dingin.
"Aku tidak tahu apakah aku diperbolehkan memberitahumu ini, tapi sir Volton sendirilah yang memintanya padaku untuk mengumpulkan informasi dari keempat kerajaan."
"Sudah, cepatlah beritahu padaku. Apa kau diberikan tugas atau semacamnya oleh Mage itu."
Tebakan Elves tepat mengenai sasaran.
"Bagaimana kau bisa..?"
"Karena aku juga memiliki tanggungjawab dengan tugasmu itu."
"Apa maksudnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabela Descendants [COMPLETE]
Fantasy"Bagaimana aku bisa kembali... hidup." Arabela terbangun di sebuah hamparan rumput seorang diri, hanya ditemani sorotan cahaya matahari yang menyilaukan tubuhnya. Suara derap langkah kaki mengerikan yang bergerak ke arahnya, menjadi satu-satunya ha...