Part 19 - The Target

37 10 0
                                    

(Arabela POV)

Tadi malam aku kesulitan untuk tidur karena jantungku yang terus berdebar kencang. Bahkan untuk memejamkan saja aku harus berusaha keras dari biasanya. Semua itu karena perbuatan Damien.

"Hm.. jam berapa ini.." ucapku sembari sedikit menyipitkan mata untuk melihat ke arah jam dinding.

Pada akhirnya aku bisa memejamkan mata saat matahari mulai terlihat dari jendelaku. Inilah aku sekarang, terbangun tepat di saat matahari telah berada di atas kepala.

"Astaga..pasti mereka kesulitan saat membangunkan aku."

Aku bergegas bangun dari kasur dan menyiapkan pakaian yang akan ku kenakan hari ini. Seorang diri.

"Aneh sekali, kenapa di luar sangat sepi. Kemana para pelayan yang bertugas membantuku."

Harusnya mereka mendengarku, bukan. Kamar ini tidak dirancang menjadi kamar kedap suara. Biasanya mereka bisa mendengar langkahku dari dalam sini.

Keanehan berikutnya ku sadari ketika aku mulai membuka jendela kamar.

"Langit hari ini terlihat lebih mendung dari biasanya."

Jika bukan karena jam dinding di sana, aku pasti tidak bisa membedakan antara siang dan sore. Apa Damien juga merasakannya.

"Lebih baik aku mencari Damien dan menanyakan hal ini padanya."

Sepanjang perjalanan melewati lorong kastil, seluruh tubuhku merasakan suatu hal yang aneh. Tidak ada satupun pelayan yang ku temui. Bahkan Lucy yang biasanya berlalu lalang dengan bukunya atau Jerad yang selalu terlihat menyapa para pelayan, tak ada tanda-tanda kehadiran mereka.

"Kenapa mereka semua tiba-tiba menghilang di saat aku sangat ketakutan. Apalagi kurangnya pencahayaan di sini..apa lebih baik aku kembali saja ke kamar."

"Nona" ucap pria itu menyapaku.

Hampir saja aku kabur karena sangat terkejut. Kapan ia berjalan kemari, kenapa aku tidak mendengar langkahnya.

"August! Astaga kau mengejutkanku."

Tapi syukurlah aku melihat August di sini. Setidaknya ada mahluk lain di kastil ini selain aku. Meskipun pakaian dan raut wajah August terlihat..berantakan?

"August, kemana perginya semua orang. Kenapa kastil hari ini sangat sepi?"

Aneh. Baru kali ini August tak menggubrisku. Ia terdiam sejenak, lalu menoleh ke segala arah seakan sedang memastikan sesuatu. Sepertinya ada hal aneh yang terjadi padanya.

"Nona."

"Iya?"

"Bisakah Nona ikut dengan saya?"

"Ada apa August, kemana kau akan membawaku?"

Ini bukan perasaanku saja. Dia memang aneh hari ini. Bahkan pertanyaanku untuk kedua kalinya pun tidak ia jawab. Apa aku melakukan kesalahan. Mungkinkah dia masih merasa kesal dengan kejadian kemarin.

"Baiklah.."

"Mari ikut dengan saya, nona."

"Kau, jalanlah lebih dulu."

"Baik. Saya mengerti."

Dipimpin oleh langkah August, kami berjalan ke arah utara sayap kastil. Baru kali ini aku mengunjungi area sayap utara kastil. Biasanya tidak ada yang mau menemaniku berkeliling kastil. Sedangkan jika ingin meminta ditemani oleh Damien, ia pasti sibuk dengan pekerjaanya.

Kami melewati ruangan yang sebelumnya belum pernah ku datangi. Tapi anehnya..aku merasa familiar dengan ruangan-ruangan tersebut.

"Kenapa kau membawaku ke sini, August?"

Arabela Descendants [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang