||6|| Cowok Alay ✔️

4.3K 334 9
                                    

Bintangnya dulu yok

Happy reading




Naomi baru saja selesai memakai sepatu, ia berdiri lalu merapikan seragamnya yang sedikit kusut, kaki jenjangnya melangkah menuju garasi rumah, hari ini adalah hari kedua Naomi bersekolah, saat hendak membuka pintu kemudi suara seseorang membuatnya secara reflek menghentikan pergerakannya, ia memutar tubuhnya menghadap seseorang yang ternyata adalah aska "Dek, bareng ya motor abang lagi di bengkel" hay Aska Naomi tak sebodoh itu ia tau kalau itu hanya sebuah alasan agar kau bisa berangkat bersamanya.

"Bareng Laskar" Ucapnya saat hendak berbalik aska dengan cepat berkata "Laskar lagi jemput citra dek" Ucapnya dengan suara sedih yang dibuat-buat. "Nggak ikut?" Tanya Naomi aska menjawab dengan gelengan lalu berkata "males, pengen bareng adek ku tersayang" Senyum tulus timbul di wajah nya menambah kesan tampan berkali-kali lipat. Oke lupakan, ingat ini hanya terpaksa ia terpaksa memberi tumpangan kepada orang yang ada di depannya ini.

"Biar abang aja yang nyetir" Ucap aska, naomi melempar kunci mobil kearah aska dengan asal namun dapat dengan mudah di tangkap oleh aska, dengan langkah pelan Naomi berjalan ke arah samping kemudi dan duduk di sana, disusul dengan Aska yang duduk di kursi kemudi, perlahan tapi pasti mobil berwarna biru tua melaju meninggalkan area kediaman danendra.

Suasana yang cukup canggung menyelimuti mereka berdua, tak ada yang mau berbicara terlebih dahulu, Aska menatap Naomi yang tengah memainkan handphonenya entah apa yang sedang gadis itu lihat, karena mulai jengah dengan keadaan seperti ini aska memutuskan untuk memulai percakapan, "Gimana sekolahnya dek" Naomi menoleh melihat Aska yang fokus menyetir mobil terlihat sangat tampan, oh dia kakakmu sekarang Valerie, "biasa saja" Ucapnya lalu menatap handphonenya kembali.

"Kamu udah nggak cinta sadewa?" Tanya Aska dengan suara pelan, takut topik ini akan membuat Naomi tidak nyaman, "nggak" Jawaban yang benar-benar singkat, dan padat, membuat Aska tak bisa berkata-kata. "Maaf" Ucapnya lirih berharap Naomi tidak mendengar namun telinga Naomi ini sangat tajam sehingga bisa mendengar dengan jelas, "untuk?" Aska kaget dengan pertanyaan Naomi ia kira Naomi tidak akan mendengar suaranya.

Namun dengan cepat ia mengubah ekspresinya menjadi tenang, Aska menghentikan mobilnya menatap sayu kearah Naomi, "semuanya, maaf karena sempat menjauhi mu"ucapnya, lalu tersenyum tulus kearah Naomi, " Udah sampai" Aska buru-buru keluar dari mobil niatnya ingin membuka pintu untuk Naomi namun gadis itu sudah lebih dahulu keluar, aska menghampiri Naomi "mungkin kamu butuh waktu untuk memaafkan ku, aku juga akan berusaha untuk menebus semua kesalahanku dek" Ucap Aska.

Tangannya terulur mengacak-acak rambut Naomi lalu tersenyum manis "Belajar yang rajin, jangan bolos" Setelah mengatakan itu aska pergi meninggalkan naomi, Naomi menatap punggung lebar Aska yang mulai menjauh, entahlah Naomi bisa memaafkan Aska atau tidak tapi Valerie yakin Naomi akan dengan senang hati memaafkan Aska.

Satu langkah saja Naomi belum beranjak dari tempat itu lantaran memikirkan perkataan Aska namun laki-laki yang kemarin mengganggunya bahkan mencium pipinya tanpa persetujuan dari Naomi kini berada tepat di hadapannya menatapnya dengan senyum manisnya,"Selamat pagi tuan putrinya pangeran" Naomi menghela nafasnya kasar lalu pergi begitu saja tanpa memperdulikan angkasa.

Angkasa tersenyum jenaka sifat Naomi itu sangat tidak cocok dengan wajah imutnya, seandainya Naomi tersenyum mungkin Angkasa akan pingsan ditempat, dengan langkah lebar dan sedikit berlari Angkasa berhasil menyamakan langkah dengan Naomi, "kok pangeran di tinggal sih" Ucapnya dengan memasang raut imut yang dibuat-buat, ingatlah dengan image cool mu wahai Angkasa, banyak sekali perempuan yang menatap kagum sekaligus terheran -heran dengan sikapmu ini.

"Gila" Ucap Naomi menatap datar kearah Angkasa, taukah Angkasa bahwa Naomi sangat geli dengan panggilan baru yang terkesan alay, "iya pangeran juga cinta sama tuan putri" Bukanya marah disebut gila Angkasa malah menjawab umpatan Naomi dengan lembut, entahlah sejak pertama kali melihat Naomi yang memejamkan matanya damai membiarkan angin menerpa rambutnya seperti lukisan yang nyata saat itulah Angkasa mulai sedikit ada rasa dengan Naomi.

Bukan antagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang