||18|| Pulang

1K 88 6
                                    

Bintangnya dulu dong

Happy reading


Gadis cantik bermata coklat madu itu sedang duduk mendengarkan setiap ocehan lelaki yang ada didepannya itu, entah sudah keberapa kalinya kata-kata itu diulang yang membuat naomi bosan mendengarnya,"jaketnya ngak boleh dilepas, kamu ngak boleh jauh-jauh dari aku,oke?"naomi mengangguk pertanda ia paham dan tolonglah jangan banyak berbicara, kuping naomi rasanya sudah panas mendengar setiap ucapan angkasa.

"Udah kan jelangkung?, ayo keluar"angkasa dengan sigab membantu naomi turun dari tempatnya, terlalu lebay? memang, dia hanya jatuh dari jurang yang tidak terlalu dalam dan kekurangan darah, sekarang dia sudah baik-baik saja meskipun masih menggunakan perban di kepalanya, itu juga karna paksaan dari angkasa padahal kan bisa pakek plaster, satu lagi bahkan dia sudah pernah merasakan kematian dan hidup kembali.

Angkasa membantu naomi berjalan keluar dari tenda membawanya ketempat dimana acara api unggun akan dilaksanakan, suasana yang cukup ramai para panitia yang mondar-mandir sibuk mempersiapkan kayu yang nantinya akan di bakar, asik melihat sekeliling hingga tidak menyadari kehadiran seseorang, "kenapa lo disini, semua panitia pada sibuk dan lo malah disini, tak patut tak patut"ucapnya dengan nada yang terkesan sinis.

"Lo baik-baik aja kan nau, maaf gw baru tau kalau lo habis jatuh dari jurang, gw terlalu sibuk ngurusin tim flamingo"ucapnya mengabaikan kata-kata sinis yang keluar dari mulut angkasa, "lo bukan siapa-siapa gw sadewa, jadi ngak perlu minta maaf"ucapnya santai, entah kenapa sadewa yang mendengar perkataan naomi dadanya terasa sakit, dan kata-kata itu seperti tamparan keras untuknya, apa tidak ada lagi namanya dihati naomi?, Kenapa sekarang dia merasa sedih padahal dulu dia dengan lantang menyuruh naomi menjauhinya namun ketika naomi sudah tak menganggapnya dan menjauhinya mengapa rasanya sesakit ini.

"Sadewa, gw suruh lo bantu yang lain bukan malah asik ngobrol"suara dari david membuat ketiga orang yang sibuk dengan perasaanya itu mengalihkan tatapannya, david dengan gaya cool khas seorang ketua osis berjalan kearah mereka bertiga, "cepet sana bentar lagi apinya bakal dinyalain"perintah david dengan nada yang cukup dingin, siapa david? Yang berani-beraninya menyuruh-nyuruh seorang sadewa?, Kenapa sadewa tidak melawan?, Sebenarnya dari lubuk hati sadewa yang paling dalam dia ingin sekali mebogem cowok itu, tapi dia itu ketos dan sadewa hanya waketos ya meskipun ia terpaksa menjadi waketos itu semua paksaan dari pak heru.

Sadewa menatap david sengit lalu tanpa berpamitan ia pergi meninggalkan mereka bertiga, selang beberapa menit david juga ikut pergi dan hanya menyisakan angkasa dan naomi, "sambil nunggu acara mending kita makan dulu, ketenda aku yuk ada susu kotak sama roti coklat kesukaan tuan putri"tanpa mendengar jawaban dari naomi angkasa sudah lebih dulu menarik lembut tangan naomi menuju tendanya, "emang boleh gw ketenda lo?"tanya naomi, "siapa yang berani ngelarang seorang angkasa?,ngak ada tuan putri"ucapnya dengan senyum yang senantiasa terpancar di wajahnya.

****

Riuh suara nyanyian dari beberapa kelompok itu mengisi kesunyian malam ini, ditemani dengan api unggun yang bersinar hangat sungguh susana camping yang benar-benar nyata, hari ini adalah hari terakhir mereka camping, besok pagi bus yang mereka tumpangi saat berangkat akan menjemputnya.

"Jadi anak-anak pemenang dari lomba-lomba kita kemarin adalah tim Dino dari kelas duabelas ips satu sampai tiga, juara dua tim phoenix dari sebelas ipa satu sampai tiga, dan juara tiga adalah tim koala dari sepuluh bahasa empat sampai enam, nanti perwakilan bisa mengambil hadiahnya di panitia"suara tepuk tangan dan sorakan kegembiraan kini terdengar, "ngak nyangka kita juara dua"ucap satya dengan disertai kekehan.

Sedangkan naomi hanya tersenyum tipis lalu memasukkan kembali roti coklat yang tinggal satu gigitan itu, "apa tidak ada yang ingin menyumbangkan bakatnya untuk ditampilkan, kamu satya?"satya yang tiba-tiba ditanya itu merasa kaget, "bakat saya rukyah orang kesurupan pak, kan ngak ada yang kesurupan"ucapnya santay, pak jali tertawa mendengar jawaban yang di lontarkan oleh satya.

Bukan antagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang