||14|| Camping 1

1.9K 143 2
                                    

Happy reading

Aska cowok itu tengah duduk di sofa ruang tamu menunggu sang adik perempuan tercintanya yang sedang bersiap-siap, sudah terhitung setengah jam aska menunggu sang adik dengan sabar namun sang adik bahkan belum menampakkan batang hidungnya.

Mulai sedikit kesal dengan adiknya, aska memutuskan untuk pergi ke kamar naomi melihat apakah naomi sudah selesai bersiap-siap kenapa dia sangat lama, sesampainya disana aska mengetuk pintu kamar itu tapi sebelum pintu itu diketuk naomi sudah lebih dulu membuka pintu kamarnya.

"Ngapain aja dek lama banget"ucapnya dengan nada kesal, "nyari handphone dulu bang, naomi tadi ingat handphonenya naomi taruh di meja belajar tapi ngak ada disana"ucapnya dengan menampilkan cengiran khasnya "udah ketemu?"tanya aska, "udah"jawabnya santai, "dimana?"tanya aska lagi, naomi tersenyum menampilkan sederet gigi putihnya yang rapi, "ternyata handphonenya naomi pegang"jawabnya, aska hanya tersenyum kecut dengan jawaban naomi jujur saja aska juga pernah berada dalam kondisi seperti itu.

"Bang laskar udah berangkat ya?"tanya naomi yang diangguki oleh aska, naomi kembali masuk kedalam kamar menggambil tas yang berisi beberapa potong baju dan keperluan camping lainnya, tangan satunya menenteng tas yang berisi makanan ringan untuk dimakan di bus nanti, naomi melangkahkan kakinya keluar dari kamar menghampiri aska yang masih setia berdiri menunggu sang adik,"udah ngak ada yang ketinggalan kan?"tanya aska ketika melihat naomi keluar dengan membawa tas ransel dan menenteng tas berisi makanan.

Aska mengambil alih tas ransel yang di bawa naomi, lalu berjalan keluar menuju mobil disusul oleh naomi, namun sebelum keluar naomi memutuskan pergi ke dapur untuk berpamitan dengan mamanya dan ia juga harus ke ruang kerja papanya untuk berpamitan, sebuah keberuntungan sang papa tengah duduk di meja makan tengah memandangi sang istri tercinta, "mama, papa naomi mau berangkat"ucapnya berlari kearah mamanya dan memeluk erat sang mama, hana tersenyum dengan tingkah putri satu-satunya ini, "nanti naomi pasti rindu"ucapnya, "cuman mama aja yang dipeluk, papa ngak yaudah by saja"ucap daren dengan pose seperti anak kecil yang sedang merajuk, astaga ingat umur pa, papa sudah tua sudah tidak pantas bersikap seperti itu.

Naomi berlari menghampiri daren lalu memeluknya erat,"papa kenapa ngak anterin naomi sih"ucapnya manja, daren tersenyum "ngak bisa sayang bentar lagi papa ada miting di rumah jadi berangkat bareng bang aska aja, hati-hati disana oke"ucap sang papa hangat, naomi melepaskan pelukannya ketika sang mama memberikan dua buah tas yang pastinya isinya adalah makanan,"mama tadi malam beli ini buat kamu berangkat camping, anak mama yang satu ini kan suka banget sama yang namanya cemilan dan susu"ucapnya, hana memberikan naomi paper bag, naomi dengan raut binggung menerima paper bag itu, "apa ini ma?"tanyanya, "salad buah dong buat kamu, bang aska sama laskar"ucapnya.

Cukup lama naomi berbincang-bincang hingga lupa kalau abangnya aska sedang menunggu di luar, kasian sekali kau wahai aska selalau disuruh menunggu dan menunggu.

****

Setelah mengulur waktu cukup lama hingga membuat aska merasa kesal dengan naomi, kini akhirnya mereka berdua sudah sampai di sekolah dengan selamat, banyak sekali siswa-siswi yang wira-wiri berjalan atau mungkin berlari kesana kemari, entah apa yang sedang mereka lakukan, naomi melihat kesekeliling pandangannya tertuju kearah nayla yang sedang berlari menuju kearahnya, "lama lo nau, serasa nunggu doi aja"ucapnya sedangkan naomi hanya menghela nafasnya kasar, "nah gw kesana dulu anak osis pasti butuh sama mantan ketua osis yang tampan ini"ucapnya pede, entahlah sejak kapan aska menjadi orang yang sangat pede, oh ya asal kalian tau aska gini-gini dulu adalah ketua osis yang sangat diidolakan seluruh sekolah, biasalah orang tampan.

Setelah kepergian aska selang beberapa menit jelangkung alias angkasa datang menghampiri naomi dengan senyum yang mengembang dibibirnya, "pangeran udah persiapkan kursi khusus untuk tuan putri yuk cepat"ucapnya, naomi menghela nafasnya apakah angkasa tidak melihat seberapa ribetnya dia menenteng tiga tas dan juga paper bag dan memakai tas yang cukup berat di punggungnya, ayolah angkasa coba sedikit saja peka dengan kondisi yang tengah menimpa naomi.

Angkasa bukanlah tipekal cowok yang tidak peka, jadi degan senang hati ia membawa beban paling berat yaitu ransel, "tangannya menarik lembut pergelangan tangan naomi menuju bus, camping kali ini semua siswa boleh memilih sendiri ingin duduk bersama siapa ataupun di bus mana, yang terpenting masih satu angkatan, lain halnya dengan anak osis yang bisa duduk seenaknya mau di bus seangkatan, adek kelas ataupun kakak kelas.

Lagi-lagi nayla harus melihat pemandangan yang menguwukan ini dan lagi-lagi ia lah yang ditinggalkan sendiri, siapapun orang jomblo yang ganteng tolong bawa nayla pergi, sungguh malang nasibnya.

Sebelum sampai di bus sebuah tangan menarik pergelangan tangan naomi yang satunya, menghentikan langkah kedua orang itu, "Naomi duduk sama gw"ucapnya penuh penekanan, angkasa memasang wajah datarnya yang pastinya jika seseorang melihatnya mereka akan merasa ketakutan, "gw yang duluan sama dia jadi lo ngk berhak"ucapnya dingin, sadewa cowok itu tersenyum setan memandandang penuh kebencian untuk angkasa.

Dua cowok yang sama menyeramkan dengan gadis yang masih polos tak tau apa-apa, taukah kalian bahwa naomi seperti rusa kecil yang direbutkan oleh singa dan harimau, "Lo pikir Lo siapa?"ucapnya masih dengan senyum setan yang ia tampilkan, "Gw calon masa depan naomi, dan kalau lo lupa gw satu-satunya pewaris sekolah ini"ucapnya sombong, dalam hati naomi ingin sekali mencaci jelangkung yang selalu saja sombong dengan apa yang dia punya, yah memang bisa dibilang angkasa sempurna karena memiliki paras bak dewa yunani dan kekayaan yang melimpah namun inilah sifat yang kadang naomi benci, sombong.

"Gw duduk sama nayla aja, kalian ajs yang duduk berdua, siapa tau nanti sampai sana akur"ucap naomi melepas cekalan tangan mereka berdua, hendak pergi meninggalkan tempat itu namun dengan bersamaan angkasa dan sadewa memegang kembali tangan naomi, "tuan putri"ucap angkasa, "Naomi"ucap sadewa, mereka mengucapkan kata itu secara bersamaan.

"Jangan ribut gw lagi ngak pengen dengerin debat kalian, dan lo angkasa kurangin sedikit kesombongan lo, gw ngak suka cowok sombong"ucapnya, mereka berdua mengangguk, "apapun asal tuan putri duduk sama pangeran"ucap angkasa, sadewa cowok itu tersenyum kali ini bukan senyum iblis tapi senyum manis, akhir-akhir ini sadewa terus saja menggangunya, jika angkasa yang mengganggunya itu sudah biasa tapi ini adalah sadewa, sebenarnya ada apa dengan sikap sadewa akhir-akhir ini? Abaikan.

Daripada bertengkar dan membuat kepala naomi pusing lebih baik mencari tempat duduk dengan tiga kursi, niat naomi yang ingin duduk di dekat jendela pudar ketika mereka masih berebut tempat duduk dekat naomi, ayolah bisakah naomi hidup tenang tanpa gangguan dari mereka?

Dan akhirnya telah diputuskan bahwa naomi akan duduk ditengah dengan angkasa yang duduk di dekat jendela, baru saja naomi duduk dengan tenang kini aska datang kearahnya, "mana tadi salad abang sama laskar?"tanyanya, naomi merogoh paper bag itu mengambil kotak miliknya lalu memberikan paper bag yang didalamnya masih ada dua kotak berisi salad buah, naomi tersenyum dibalas senyuman oleh aska, lalu ia segera pergi karena sebentar lagi bus yang di tumpangi naomi akan segera berangkat.

Tersenyumlah selagi Lo bisa.





****


Eeee yoooo
Bagaimana kabar kalian, semoga baik ya.
Makasih banget yang udah mau mampir ke cerita ini yang update ya cukup lama:)

Makasih juga buat kalian yang dengan senang hati memfollow akun aku, memvote, comment, atau mungkin share cerita ini lop you banyak-banyak.

Tetap jaga kesehatan ya gais,
Jangan lupa vote, comment, share cerita ini karena itu sangat penting buat aku:)

Jangan jadi pembaca gelap dong:(

Follow juga akun ku hehehe,
Ngelunjak banget dah.

Oke cukup sekian maaf kalau lama update dan ceritanya kurang menarik atau mungkin partnya cuman dikit.

Sampai jumpa di part selanjutnya.




Bukan antagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang