Sumedh mempercepat laju kendaraannya menuju rumah Malika. Setelah mendengar apa yang dikatakan basant tadi, jantung sumedh berdetak kencang, tubuhnya bergetar, hatinya memanas
Sumedh : Bagaimana bisa selama ini Malika menyembunyikan fakta tentang penyakitnya dari gue? Kenapa Malika gak jujur dan memberitahu gue? Kenapa Malika pergi disaat gue tau semuanya?
Pertanyaan² itu terus aja berputar dikepalanya. Sesampainya dirumah Malika sumedh membunyikan bel beberapa kali tapi gak ada yang membukakan pintu. Sumedh kembali memencet bel namun tetap gak ada yang menjawab. Sumedh memutuskan menunggu disana
Sementara disisi lain.....
Malika duduk terdiam dikamar, sambil memandang keluar jendela. Ia bisa melihat seluruh kota Singapura dari atas sana, terlihat sangat indah. Malika membuka sedikit jendela membiarkan angin malam menyentuh wajahnya yang pucat nya
Dalam beberapa hari ini kesehatannya menurun drastis , padahal beberapa hari sebelumnya keadaannya masih baik² aja. Benar kata orang, sehat hari ini belum tentu sehat 1 jam kemudiannya. Malika termenung, pikirannya menerawang jauh.hari ini hari keberapa ia disana, 4,5?entahla
Ceklek
Papa : bagaimana kondisi kamu?
Malika diam aja
Papa : besok adalah jadwal operasi kamu, aleya dan mama sedang dalam perjalanan kesini. Apa kamu benar² gak akan menyalakan ponsel kamu?
Malika masih terdiam
Papa : Malika...mau Sampai kapan kamu diam seperti itu? Apa kamu masih marah sama papa
Malika : pa... Seandainya Malika harus pergi nanti, apa papa bakalan sedih
Papa : kenapa kamu-
Paras terdiam saat Malika berbalik menghadap kearahnya sambil menangis.
Malika : kalok Malika pergi apa papa bakal ikhlasin Malika? Kalok Malika gak kembali, apa papa gapapa? Apa papa bakal nangis? Apa papa bakal marah?
Paras terdiam, ia menatap putrinya dalam. Ada secarik luka dimata gadis itu, luka yang gak pernah ia tunjukkan kesiapapun, luka yang bahkan pertama kali Malika tunjukkan pada Paras.ini pertama kalinya ia melihat Malika menangis seperti itu. Dan baginya jika malika uda menangis berarti keadaan gadis itu uda sangat amat gak baik
Papa : kenapa kamu ngomong gitu? Apa kamu mau ninggalin papa?
Malika : Malika capek pa, gak ada orang yang benar² sayang sama Malika, yang sayang sama Malika cuma mama, tapi mama pun pergi. Dan papa, papa adalah papa kandung Malika, tapi entah kenapa rasanya papa begitu jauh
Papa : Malika....
Malika : awalnya Malika ingin menembus semuanya, apa sejak awal kita gak bisa tinggal berdua aja? Apa kita gak bisa memperbaiki hubungan yang uda rusak selama bertahun² tanpa kehadiran orang baru?
Papa : papa liat hubungan kamu sama aleya uda membaik. Dia bahkan menemani kamu dirumah sakit, apa kamu masih gak bisa menerimanya?
Malika : benar, aleya menemani Malika dirumah sakit yang dimana seharusnya papa yang nemenin Malika
Papa : maafin papa Malika...
Malika : jawab pertanyaan Malika
Papa : tentu aja papa sedih

KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir
Fiksi PenggemarBahasa non baku -sebelum baca wajib vote -like -komen -typo bertebaran Maaf kalok cerita nya gak nyambung