Malamnya Malika terdiam sambil tidur miring kearah kanan, membelakangi pintu masuk dan aleya yang duduk disebelahnya*
Aleya : Mal....
Malika : papa mana?
Aleya : papa....
Malika : apa papa gak datang lagi?
Aleya : itu.....
Malika : uda gak usah dikasih tau, gue gapapa
Keduanya terdiam, Malika masih enggan untuk berbalik ia lebih nyaman dengan posisinya sekarang
Aleya : tadi dokter ngomong sama tante aditi, katanya keadaan kamu semakin lama semakin memburuk. Terakhir kali tante aditi ngomong, katanya kamu gak mau ke Singapur? Kenapa?
Aleya : keadaan kamu semakin lemah Mal. Kamu harus sembuh, dan satu²nya cara agar kamu bisa sembuh adalah berobat kesana Mal.
Malika : gue takut
Malika diam sebentar
Malika : gue takut kalok gue pergi kesana gue tetap gak bisa sembuh. Seenggaknya dengan disini gue masih bisa ngeliat semua orang yang gue sayangi sebelum gue pergi
Aleya : enggak mal, kamu pasti sembuh....
Malika : gue dengar, kemungkinan gue sembuh disini 25% dan Singapura 45%. Sama aja, kemungkinan gue buat mati lebih besar. Dan gue lebih milih mati disini dari pada di-
Aleya : Malika!!!
Malika terdiam, airmata nya jatuh
Aleya : uda aku bilang kan kamu itu bakal sembuh! Nyawa itu ditangan Tuhan bukan ditangan mereka! Segimana pun mereka mempersentasekan selamatnya kamu atau enggak, serendah apapun kemungkinan kamu selamat dimata mereka semua, kalok Tuhan ingin kamu hidup lebih lama dokter hebat sekalipun bisa apa?!!
Aleya : hidup itu enggak tergantung dokter dan obat²an! Tapi seberapa kuatnya tekad dan semangat kamu untuk hidup! Tuhan akan memberikan kesempatan pada mereka yang mempunyai semangat yang hebat! Bukan pada orang yang menyerah dengan kata² dokter! Sekarang, masih mau nyerah?
Malika ; gue menyerah...
Aleya : Mal....
Malika akhirnya berbalik, ia menatap aleya yang kini terdiam disebelah nya
Malika : lo masih punya mama,yang bisa ada disamping lo disaat lo kesulitan..... Yang selalu ada disaat lo butuh, dan selalu ada saat lo sedih... Gue uda gak punya..
Malika ; yang gue punya cuma papa.... Tapi lo liat kan? Papa sendiri ga peduli gue sekarat disini, dia gak pernah datang... Gue juga punya teman² yang sayang sama gue, tapi lo liat sendiri kan? Mereka gak percaya sama gue. Mereka pergi dan ninggalin gue. Jika semua orang akhirnya pergi , kenapa gue tetap bertahan disini sendiri? Gue juga mau pergi. Seenggaknya dengan pergi, gue gak bakal tinggal dengan semua rasa sakit yang gue dapat....
Aleya terdiam ia kemudian memeluk Malika dengan erat dan terisak
Aleya : maafin aku Mal.... Maafin aku dan mamaku... Karena kami datang kamu dan papa jadi seperti ini... Karena ada kami papa jadi seperti itu... Maafin aku Mal.. Harusnya aku gak usah datang kerumah itu...Maaf..
Malika : ini bukan salah lo.... Gue malah bersyukur lo datang, karena kalok lo gak ada mungkin gue bakal sendiri disini, makasih uda mau nemenin gue, dan maaf gue pernah benci sama lo
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir
FanfictionBahasa non baku -sebelum baca wajib vote -like -komen -typo bertebaran Maaf kalok cerita nya gak nyambung