2

20 4 0
                                    

*
**
***
Da Reum POV
***
**
*

Aku kehabisan kata-kata ketika melihat cerita yang Yoojung buat. Yoojung adalah penulis yang bekerjasama denganku 3 tahun lalu. Aku cukup mengenalnya dengan baik.

Memang sih Yoojung berasal dari keluarga terpandang di negeri ini. Namun mengapa ia memilih menjadi penulis? Padahal cerita yang ia buat-pun tidak semenarik itu. Atau karena aku saja yang punya selera tinggi? Padahal Yoojung hampir setiap tahun menduduki posisi 10 besar. Namun hanya ada 1 cerita yang membuatku cukup terkesan. Yaitu cerita tentang NYAWA ATAU CINTA.

Cerita itu sangat berkesan untukku karena pemeran lelakinya sama persis denganku. Apakah Yoojung menulis dirinya sendiri di cerita itu? Tapi mana mungkin. Cerita itu sad ending dimana pemeran utama wanita meninggal karena penyakit dan memilih berpisah pada laki-laki yang dicintainya pada saat menjelang ajal.

"Kenapa aku tidak fokus pada cerita baru kali ini ya? Apa karena kejadian kemarin?"

Kemarin kalau tidak salah aku rapat dengan Sin B dirumahnya untuk membahas project novel baru. Namun aku tidak begitu ingat karena aku cukup mengantuk saat itu. Yang ku ingat kemarin adalah Sin B....

*
**
***
Da Reum POV End
***
**
*







================================

Telfon berdering dari ponsel Da Reum. Dan begitu ia melihat ponsel, seketika ia tidak ingin mengangkatnya karena itu telfon yang berasal dari Yoojung

"Kenapa sih ia menelfon disaat yang sangat tepat ketika aku belum menemukan ide?" ketus Da Reum

"Jika tidak diangkat, pasti ia tidak akan menyerah untuk menelfonku lagi dan lagi. Ku angkat sajalah" Da Reum mengangkat panggilan itu dengan santai

"Bagaimana ceritaku? Ada saran tidak?" Tanya Yoojung dengan sumringah

"Kau selalu menelfonku di saat yang tidak pernah tepat Yoojung-ssi."

"Lalu? Apakah aku harus mengu.. "

"Jangan!!!" potong Da Reum dari ujung telfon.
"Tunggu aku berpikir sejenak. Aku juga baru membaca dan aku sudah sangat belum terbiasa denganmu yang suka mengganti genre selama kurun waktu kurang dari 4 bulan. Kau ini........ " amarah Da Reum keluar perlahan

"Maafkan aku editor-nim. Aku memang tidak cakap untuk menetap di 1 genre karena kau tau fokusku selalu teralihkan dengan saran pembaca. Kau kan sudah tau kalau aku suka menulis apa yang diinginkan oleh pembaca. Jadi aku harus menunjukkan rasa cintaku pada penggemar dan pembaca ceritaku. Maafkan aku" balas Yoojung dengan memelas

"Baiklah, aku akan menunggu saran darimu editor-nim. Maafkan aku karena sudah mengganggu waktumu. Akan ku tutup telfonnya" sambung Yoojung

"Sebentar, mungkin yang bisa kuberikan sekarang ini hanyalah fokuskan konflik dan kembangkan cerita hidup dari heroine nya. Sehingga nanti kau tidak perlu mengubah genre lagi. Itu saja" jelas Da Reum dengan singkat dan tegas

"Baiklah editor-nim. Aku akan mengembangkannya. Terimakasih"
Telfon ditutup dari ujung sana.

Setelah telfon ditutup, Da Reum kembali memeriksa draft dari penulis lainnya. Sebagai editor, sudah merupakan suatu kewajiban bagi editor untuk mendukung dan memberikan semangat kepada penulisnya. Namun berbeda dari Da Reum. Ia memiliki wajah tampan dan sifat yang fleksibel, oleh karena itu banyak penulis wanita yang meneken kontrak dengannya. Dan karena hal itu juga, penulis menuruti segala perkataannya tapi hanya Yoojung yang tidak menerima saran darinya. Karena 1 orang, Da Reum menjadi kurang percaya diri dan semakin dingin pada Yoojung.

Da Reum telah melihat beberapa draft dan mengirimkan revisian kembali kepada para penulis, setelah itu ia segera bergegas ke kantor untuk bekerja seperti biasa.



*
**
***
Da Reum POV
***
**
*

Kenapa ia disini?? Padahal tadi pagi ia baru saja menelfonku. Haruskah kusapa dia??

"Editor-nim!!!! Kemarilah"

Mengapa ia harus memanggilku sih dari sekian banyak orang disini? Haruskah aku pura-pura tidak mendengar??

"I-iyaa Yoojung-ssi"

Baiklah untuk kali ini aku akan menurutimu Yoojung-ssi

"Duduklah, ini kopimu editor-nim"

"Terimakasih"

Tidak kusangka ia memperhatikanku. Baru kali ini ia bersikap baik padaku. Tapi kenapa hari ini ia ke kantor? Padahal belum jadwalnya untuk datang kesini.

"Aa Yoojung-ssi, mengapa kau disini? Ada yang bisa ku bantu? "
Semoga percakapan ini segara berakhir.

"Aku ada urusan disekitar sini. Jadi aku sekalian mampir. Aah jangan salah paham, aku kesini juga ada urusan dengan pimpinan Lee."

Lee jun ho? Ada hubungan apa ia dengan lee jun ho??? Aah terserah aku tidak peduli.

"Baiklah. Kalau begitu aku masuk duluan ya, sudah masuk jam kerja."

"Baik editor-nim"

Tidak kusangka percakapan kami begitu singkat. Entah aku harus senang atau harus mencari tau ada hubungan apa diantara pimpinan dengan Yoojung.

*
**
***
Da Reum POV End
***
**
*

... Bersambung

Cinta Atau Nyawa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang