11

8 1 0
                                    

Yoojung telah bersiap-siap untuk pulang menuju rumah orang tuanya. Ia bahkan tidak ingin membangunkan Da Reum agar ia tidak mengganggunya di hari libur kerja. Yoojung berangkat dengan persiapan matang untuk memulai debat dengan ayahnya nanti dirumah.

Mendapati bahwa di parkiran mobil sudah ada Da Reum, Yoojung sangat tersentak karena sikap Da Reum yang tak terduga.

"Apakah kau menungguku?" tanya Yoojung seraya menyikap rambutnya ke belakang telinga

"Naiklah. Akan ku antar" membuka pintu mobil untuk Yoojung

"Terimakasih, t-tapi.... "

"Aku menolak penolakanmu. Masuklah" perintah Da Reum.

Situasi di mobil sangatlah hening. Bahkan mereka tidak menyalakan radio atau lagu lainnya. Yoojung hanya bisa membuka suara untuk menunjukkan arah rumah orang tuanya yang akan dituju.

"Silahkan salah paham padaku." tiba-tiba Da Reum memecahkan keheningan.

"Untuk apa?" tanya Yoojung

"Aku mencemaskanmu Yoojung-a. Silahkan kau salah paham padaku dengan menganggapku menyukaimu atau melindungimu" titah Da Reum dengan lirih

"Apa aku tak salah dengar?" Yoojung kembali bertanya

"Surat itu merupakan surat ancaman tak berdasar. Aku masih harus menemukan pelakunya hingga kau bisa fokus pada ceritamu. Aku ingin mendorongmu untuk masuk ke 5 besar. Aku begini bukan karena uang atau jabatan, namun aku berpikir untuk membantu penulis andalanku untuk lebih sukses lagi." jelas Da Reum

"Baiklah. Aku mengerti, lagipula kita memang hanya sebatas editor dan penulis. Tidak lebih" lirih Yoojung

*
**
***
Yoojung POV
***
**
*

Apa yang kuharapkan dari seorang Da Reum oppa? Hanya aku yang menyukainya. Sedangkan ia hanya fokus pada pekerjaannya sebagai editor. Baiklah kalau begitu, aku akan menjaga jarak dengannya. Aku tidak ingin tersakiti hanya karena perasaan sepihak ini. Lagipula aku yakin perasaan ini hanya bertahan sesaat saja. Tahan emosimu Yoojung-a!!!  Masih banyak lelaki yang ingin denganmu.

Benar juga, aku harus mengirimkan pesan pada Lia untuk mengatur kencan butaku. Aku harus bisa melupakan perasaan ini dan menjadi profesional.

*
**
***
Yoojung POV End
***
**
*

"Oppa, masuklah denganku" ajak Yoojung

"Tidak perlu. Aku hanya memastikan bahwa kau aman, aku langsung pulang saja. Jika sudah selesai, hubungi aku agar aku menjemputmu kembali. Aku pamit" segera menjalankan mobil untuk pulang

Yoojungpun tersungut saat mendengar jawaban Da Reum, 
"awas saja kau kalau sampai kau suka denganku. Aku bukan wanita yang tak suka balas dendam. Liat saja akan kupastikan kau cemburu dan memohon padaku untuk berkencan denganmu" Yoojung masuk ke dalam rumah orang tuanya dengan menghentakkan langkahnya ke tanah dengan cukup keras.

================================

"Aku pulang" ujar Yoojung yang memasuki ruang keluarga dirumah itu.

Ayah dan ibu Yoojung membeku sampai dimana Yoojung menunjukkan Batang hidungnya. Ayah Yoojung terlihat sangat kesal akan kepulangan anaknya kerumah.

"Kenapa tidak sekalian saja kau datang pada saat aku sudah tiada?" sungut ayah Yoojung

"Papa... " ibu Yoojung memohon agar suaminya lebih melunak pada anaknya.

"Duduklah... " perintah ibu Yoojung. Yoojung segera menuruti perkataan ibunya dan meminta maaf kepada kedua orang tuanya.

"Maafkan aku ma, pa. Aku tau aku bersikap kekanak-kanakan. Namun itu semua karena aku ingin memiliki karierku sendiri. Aku menjadi lebih mengenal diriku berkat pembaca tulisanku..."

"Kau sudah melarikan diri dari rumah selama beberapa tahun. Apakah kau tidak punya malu untuk datang kesini? Lalu kau datang untuk menjelaskan situasimu yang bahkan kau saja tidak peduli denganku!" bentak ayah Yoojung

"Aku bukan orang yang tepat untuk meneruskan bisnismu pa. Aku memang anak tunggal, tapi apakah papa pernah mendengarkanku? Taukah kau apa yang aku sukai? Dengan siapa aku bergaul? Dan dengan siapa aku bekerja? Aku sudah cukup menurutmu pa. Bahkan selama 20 tahun terakhir-pun aku masih sabar menurutmu. Harusnya kau yang malu pa karena tidak mengenal anakmu sendiri." balas Yoojung dengan menahan air mata

"Aku menyayangimu pa. Tapi kau tidak pernah bangga padaku. Bukankah kau terlalu kejam? Aku juga manusia pa. Aku bukan bonekamu pa!! Baru beberapa tahun aku pergi, namun kau yang selalu memaksaku selama 20 tahun seperti orang gila yang terus menerus mencariku. Papa tak perlu cemas, aku bekerja dengan Jun Ho oppa. Mengapa aku dan Jun Ho oppa tidak bisa memilih jalan kami sendiri? Apakah kebahagiaanku ada ditanganmu?" sambung Yoojung seraya menyeka air matanya.

"K-kau!!! Berani kau menentangku?! " bentak papa Yoojung.

Seketika ruangan itu hening layaknya tak ada seorangpun yang bisa menghembuskan nafasnya karena situasi yang tegang diwarnai dengan amarah yang melejit.
Mama Yoojung segera mengikuti intuisinya yaitu mencoba memecahkan kesunyian di ruangan tersebut, namun hal itu gagal dikarenakan Yoojung lebih dulu membuka suara ditengah keheningan itu.

"Sejak aku kecil, aku tidak pernah meminta apapun dari kalian. Apakah aku pernah merengek meminta sesuatu? Apakah aku pernah meminta kalian tinggal pada saat aku sakit? Pada saat aku susah? Atau pada saat aku ketakutan karena aku tinggal sendiri dirumah ini? Apa kalian tidak pernah berpikir bagaimana seorang anak kecil mencoba menguatkan dirinya dan mencoba untuk tidak terlihat lemah di depan orang tuanya sendiri. Apakah aku pernah memaksa kalian untuk datang di setiap acara sekolahku? Selama ini aku sudah hidup dalam kesepian seperti itu dan dipaksa bagaikan mesin. Padahal aku baru bisa menemukan mimpiku menjadi seorang penulis yang bisa dekat dan berhubungan dengan orang lain, yang bisa mengisi kekosonganku. Yang menjadi tempat dimana aku bisa mendapat kekuatan dari penggemarku. Yang dimana aku belajar mencintai diri sendiri, menghargai orang lain dan mencintai orang lain. Bukankah aku sudah cukup terlambat untuk mempelajari itu semua?! Harusnya aku mendapat hal-hal seperti itu sejak aku kecil ma, pa. Aku muak hidup seperti itu. Kalian selalu mengatakan nanti dan nanti. Tapi sampai sekarang kalian pun tidak mengenal wajah anak kalian sendiri. Apakah ketika aku sakit, kalian sempat menjengukku? Atau paling tidak memikirkanku dan mengkhawatirkanku? Apakah pernah terlintas di benak kalian bahwa aku akan mati muda karena kalian? Aku hanya ingin hidup sesuai keinginanku. Baru kali ini aku yakin pada hal yang aku sukai ma, pa. Tidak bisakah kalian menghargainya? Apakah aku anak yang jahat bila ingin melakukan apa yang aku inginkan? Apakah itu suatu tindak kriminal?" Yoojung mengatakan apa yang ia rasakan dengan suara yang bergetar.

"Y-yoojung.... " ucap Papa dengan lirih.

Saat papa Yoojung mendekati anaknya, Yoojung menjauh dan situasi di ruang keluarga rumah itu pun sangat hening dan sesak

Mama Yoojung buka suara, "Bukannya aku ingin menjadikanmu sebagai anak yang seperti itu. Aku ingin kau bahagia karena mempunyai Papa dan Mama yang hebat. Kami tidak ingin melihatmu sengsara, dan alasan aku memaksamu untuk melanjutkan bisnis Papa adalah agar kau bisa bahagia karena bisa memiliki segalanya nak. Suatu saat nanti pasti kamu akan mengerti"

"A-aku harus pulang. Aku tau aku salah, tapi aku ingin kalian menghargai keputusanku, ma, pa. Maafkan aku yang sudah kembali dengan membawa konflik. Kelak dimasa depan, aku tidak akan lagi membuat kalian cemas. Aku pamit" Yoojung segera pulang dengan kondisi yang kacau.

... Bersambung

Cinta Atau Nyawa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang