10

10 1 0
                                    

Terlalu dini untuk bangun di minggu untuk Jun Ho
Ia duduk di tepi kasurnya sembari menikmati Mentari pagi yang menembus dari balik tirai kamarnya. Rasanya sangat berat sekali untuk ia melangkah keluar. Namun mengingat bahwa ia ada janji, Jun Ho segera menata dirinya untuk bersiap-siap.

*
**
***
Jun Ho POV
***
**
*

Mengapa harus hari ini? Kenapa tidak di hari kerja saja? Aku sangat ingin beristirahat minggu ini. Tapi ingat Jun, hari ini kau harus kencan dengannya. Aku harus menunjukkan diriku yang tangguh dan sopan terhadap wanita. Apalagi ini kencan pertamaku dalam seumur hidup, kapan lagi aku bisa merasakan rasa berdebar tak karuan ini???

Cinta itu harus dikorbankan. Biarkan hari ini aku mengorbankan waktu istirahatku, jika tidak hari ini maka esok dan lusapun juga tidak akan ada lagi waktu luang untuk kami berkencan.

*
**
***
Jun Ho POV End
***
**
*


Itulah Jun Ho, seorang pria yang terlalu percaya diri yang sangat menyanjung dirinya di depan cermin besar.

Jun Ho menerima pesan dari sebuah nomer yang bernama 'han'. Yang menunjukkan bahwa itu adalah seseorang yang sudah akrab dengannya. Selama ini, Jun Ho hanya menyimpan nomer orang-orang dengan nama lengkap. Tapi, kali ini ia menyimpan nomer dengan nama yang sangat singkat tapi bermakna.

Jun Ho membaca pesan tersebut dan segera menuju rumah seseorang. Ia segera bergegas pergi dengan mobilnya dengan kecepatan penuh.

Entah apa yang ada dipikirannya, ia hanya fokus pada jalan raya agar ia bisa dengan cepat sampai di tempat tujuan.

"Apakah ia sudah sampai?" gumam pemilik rumah. Dengan langkah tertatih-tatih, pemilik rumah itupun bergegas menuju pintu depan agar Jun Ho dapat memasuki rumahnya.

Jun Ho memeluk pemilik rumah tersebut dengan reflek yang sangat cepat. "Kau baik-baik saja? Apakah kau terluka parah?" tanyanya

"Pimpinan Lee aku baik-baik saja. Aku hanya terkilir karena jatuh dari sofa" pemilik rumah itupun membalas pelukan Jun Ho dengan tenang.

"Ya, haruskah kita pergi ke rumah sakit? Kau terluka dan kita tidak bisa berkencan. Bagaimana ini?" ujar Jun Ho dengan panik.

"Pimpinan Lee, aku sungguh tidak apa-apa" seraya melepas pelukannya dari Jun Ho. "Aku hanya terkilir dan kita bisa kencan, tapi dirumahku hehe" sambungnya.

"Baiklah Sin B-ssi, biarkan aku menggendongmu ya?" Jun Ho menggendong Sin B ala bridal style.

Mereka segera memasuki rumah Sin B dengan sangat mesra.
Jun Ho segera mengambil kompres air dingin untuk dikompreskan pada kaki kekasihnya itu.

"Bisakah kau memanggilku oppa, Sin B-ssi?" tanya Jun Ho dengan tiba-tiba.

Sin B segera duduk tegak dan menurunkan kaki dari paha Jun Ho. ,"kenapa tiba-tiba kau menyuruhku seperti itu?"

"Karena kita sudah berpacaran. Apakah kau tidak ingat kejadian waktu itu?" tanya Jun Ho dengan mantap

"Kejadian? Apa maksudmu?"
Sin B terheran-heran pertanyaan apa yang dimaksudkan oleh Jun Ho

"Kejadian? Apa maksudmu?" Sin B terheran-heran pertanyaan apa yang dimaksudkan oleh Jun Ho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tau rahasiamu Sin B-ssi. Aku tau semua tentang dirimu mulai saat kau mabuk 2 hari yang lalu. Apakah kau tidak mengingat apa yang kau katakan?" sambung Jun Ho

"A-apa? Aku tidak mengingatnya sama sekali." Sin B menggaruk kepalanya yang tak gatal itu menjadi pertanda bahwa ia berpura-pura lupa.

"Kau adalah orang yang mengirimi surat ke rumah Yoojung. Dan tujuannya agar kau bisa menjodohkan Da Reum dan Yoojung. Aku juga tau kalau kau ini sebenarnya anak dari seorang aktor terkenal, kau tidak ingin identitasmu diketahui karena skandal ayahmu bukan? Kau mabuk dan mengatakaaaan semuanya" jelas Jun Ho dengan sangat mendetail.

"Jadi, itukah alasanmu untuk mengajakku berkencan setelah kau sadar dari mabukmu?" sambungnya untuk menyudutkan Sin B

"Tidak, bukan seperti itu. A-aku tidak ada niatan buruk untuk menulis surat ancaman itu. Hanya saja aku ingin membantu Yoojung-ssi. Aku juga baru mengetahui kalau Yoojung-ssi menyukai Da Reum. Ia tidak sengaja mengatakan itu pada saat kami berpapasan di kafe. Mungkin Yoojung hanya bicara pelan, namun aku dapat mendengarnya. Dan saat aku mendapati Da Reum juga menyukainya, mulai saat itu aku menyusun rencana bagaimana cara agar bisa menyatukan mereka. Aku juga membahas hal itu dengan Da Reum dirumahku. Namun ia tertidur saat itu, jadi yang kutau adalah sepertinya Da Reum salah paham. Aku juga baru mengetahui mereka tinggal bersama karena satpam yang kutemui untuk dititipkan surat berkata bahwa Yoojung-ssi telah membawa seorang lelaki untuk tinggal bersamanya. Tadinya aku menuju rumah Yoojung hanya untuk mengambil kembali surat tersebut. Namun, sepertinya surat tersebut sudah diambil. Begitu ceritanya" tutur Sin B dengan memelas.

"Aku kecewa" ucap Jun Ho.

Mendengar hal itu, Sin B segera reflek menatap Jun Ho dengan tatapan heran

"Kenapa? Kau kecewa padaku karena tidak jujur padamu?" tanya Sin B

"Tidak. Ku kira kau melakukan itu hanya untuk membuatku dan Yoojung-a menjauh. Tapi ternyata tidak. Lalu mengapa kau mengajakku berkencan padahal kau tidak tertarik padaku? " tanya Jun Ho dengan lirih

Sin B mendekati wajah Jun Ho dan mengecup bibirnya.

Jun Ho tertegun dan menghentikan Sin B. Ia menatap Sin B dengan tatapan kaget dan sekaligus tidak percaya.

"Kenapa k-kau?" Jun Ho menutup bibirnya

"Kau menggemaskan. Sebenarnya aku ingat semua kejadian itu dan sengaja membohongimu. Aku juga menyukaimu karena kau sangat sering membantuku pada saat aku masih belum terbiasa bekerja dibidang ini. Jujur, waktu pertama kali melihat kau ada disekitar rumahku, aku sangat senang. Namun perasaanku sakit karena kau merangkul wanita lain. Setelah itu juga dikantor, aku tak sengaja melihat Yoojung menerobos masuk ruanganmu. Pada saat itu, aku secara tidak sadar untuk menuju ruanganmu. Namun Da Reum sudah tiba lebih dahulu, jadi aku beralasan mencarinya karena sudah lama pergi dari meja kerjanya. Saat melihat kalian berpelukan, membuatku ingin menerobos masuk dan bertanya padamu. Dan pada saat kau datang kesini untuk pertama kali juga aku sangat tidak ingin menerimamu untuk masuk. Aku sangat tidak bisa melihat orang yang kusukai datang dengan wanita lain. Untungnya kau langsung menjelaskan hubunganmu yang sesungguhnya pada kami. Jadi aku dan Da Reum cukup lega. Dan 2 hari lalu aku sengaja mabuk agar aku bisa diurusi olehmu. Hingga pagi harinya aku sadar bahwa kau menemaniku dan segera mengajakmu berkencan. Dan kau langsung menyetujuinya, bukan?"

Mendengar jawaban Sin B membuat Jun Ho tersenyum lebar hingga gigi yang ada didalam mulutnya terekspos semua. Jun Ho tidak bisa menyembunyikan betapa bahagianya mendengar alasan Sin B mengajaknya berkencan.

"Benarkah? Berarti kau yang menyukaiku lebih dulu?" Jun Ho menarik Sin B untuk duduk di pangkuannya.

"Bisa dibilang begitu, memang kau sejak kapan menyukaiku, oppa?" merangkul tengkuk Jun Ho

"Mungkin bulan lalu? Atau 2 bulan lalu? Aku menyukaimu karena selalu melihat bahumu Sin B-ssi. Ketika kau sedang susah, pasti kau berjalan dengan lesu. Dan itu membuatku awalnya sangat ingin menolongmu karena bekerja sebagai editor itu tidaklah mudah. Karena terlalu lama melihatmu, membuatku ingin lebih mengenalmu dengan baik. Namun Da Reum si bocah tengik itu mengganggu jalanku untuk mendekatimu" Jun Ho memeluk Sin B dengan erat.

Tak mau kalah, Sin B pun mencium bibir Jun Ho dengan lembut. Jun Ho yang baru pertama kali berciuman itu sangat kaku dan hanya bisa mengikuti Sin B.

... Bersambung

Cinta Atau Nyawa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang