9

13 1 0
                                    

Malam ini adalah malam dimana Da Reum tinggal di rumah Yoojung. Mereka sangat canggung bagaikan pasangan yang baru menikah. Mereka saling terdiam satu sama lain.

"Ehm, jadi dimana kamarku?" ucap Da Reum yang sontak membuat Yoojung terkejut dari kebekuannya sesaat

"Ah iya betul juga. Mari ku tunjukkan kamarmu." Yoojung membuka pintu kamar kosong yang sangat rapih seolah tidak pernah ada debu disana.

Da Reum mengucapkan terimakasih atas kamar kosong tersebut, lalu Da Reum segera merapikan pakaian-pakaiannya yang masih tersimpan di dalam kopernya.

*
**
***
Da Reum POV
***
**
*

Aku tidak tau bahwa ia memiliki kamar kosong didalam rumahnya.

Apakah aku bisa menjaganya dari orang jahat? Atau apakah aku bisa menahan diriku dirumah ini? Aku pasti sudah gila karena menerima tawaran untuk tinggal disini.

Aku masih bingung apakah aku menyukainya sesaat atau aku hanya mencemaskannya karena para lelaki itu? Dulu aku salah paham terhadap pimpinan Lee. Masa iya sekarang aku harus salah paham lagi terhadap Moon Bin?

Sudahlah aku jangan hiraukan itu. Lebih baik aku fokus terhadap Yoojung agar ia tidak kehilangan fokus menulis.

Tapi egoiskah diriku? Aku hanya ingin menjadi editor yang memiliki penulis andal. Aku hanya peduli dengan popularitas penulis yang bekerja denganku. Apakah aku kejam? Tapi ini juga demi dirinya. Aku sama sekali tidak tergiur dengan posisi di kantor. Aku hanya ingin membantu para penulis itu sukses. Namun tidak seperti ini, aku malah mencemaskannya karena ulah penggemarnya sendiri.

*
**
***
Da Reum POV End
***
**
*

Setelah merapikan pakaian, Da Reum pergi menuju dapur untuk membuatkan Yoojung susu hangat agar fokus menulis.

"Yoojung-a" mengetuk pintu kamar Yoojung

"Iya, editor-nim?" membuka pintu kamarnya

"Ini, susu hangat untukmu. Aku buatkan karena aku ingin kau fokus untuk melanjutkan ceritamu" ujar Da Reum seraya memberikan susu hangat tersebut

"Terimakasih editor-nim" menerima susu hangat dari Da Reum.

"Oh iya editor-nim, karena sekarang kau tinggal disini, bolehkah aku memanggilmu oppa? Dan bolehkah aku bicara santai denganmu?" tanya Yoojung

"Baiklah. Hanya untuk disini, jika di kantor atau di depan umum, panggillah aku dengan editor-nim. Dan aku juga akan bicara santai padamu hanya untuk dirumah. Apakah kau setuju?" tawar Da Reum

"Ok, terimakasih oppa. Aku akan melanjutkan tulisanku. Kau tidurlah lebih dulu, kau pasti lelah karena pindah hari ini. Good night~" Yoojung menutup pintu kamarnya

Da Reum pun juga langsung menuju kamarnya. Ia kembali memeriksa surat penggemar yang diberikan kepada Yoojung kemarin.

Da Reum juga menghubungi polisi setempat untuk mengetahui apakah benar surat itu berisi ancaman pembunuhan.

Bak seorang kekasih, Da Reum melindungi Yoojung tanpa ingin diketahui oleh siapapun. Bahkan saat ini, Da Reum belum bisa memberi tau Sin B apa yang terjadi dengannya.



================================

Esok paginya, Da Reum membuat sarapan untuknya dan Yoojung. Mencium aroma masakan, Yoojung pun segera keluar dari kamarnya.

"Waaaaah oppa, kau bisa masak juga? Benar-benar sempurna sekali" Yoojung terkesima akan wajah tampan Da Reum pada saat ia memasak

"Cuci mukamu Yoojung-a. Lalu makanlah. Kebetulan hanya aku hanya memasak dengan bahan yang ada di kulkasmu"

"Baik oppa. Sebentar yaaa" Yoojung segera menuju kamar mandi. Jantungnya berdegup kencang sehingga membuat ia sangat bahagia di pagi hari.

Yoojung segera membersihkan wajahnya yang memerah karena tersipu malu. Setelah itu, ia keluar dari kamar mandi dan menuju ruang makan.

"Duduklah, dan makan" menyodorkan masakan yang dibuatnya

"Terimakasih oppa." Yoojung makan dengan lahap. Mungkin karena jarang ada orang yang memasak untuknya, di pagi itu Yoojung merasa terharu.

"Enak sekali oppa. Aku jarang makan masakan rumah, aku memasak jika ada waktu luang saja" santap Yoojung

"Walaupun kau sibuk, kau juga harus memakan masakan yang layak. Jangan terus-menerus makan makanan fast food, itu berbahaya bagi kesehatanmu.

Ponsel Yoojung berdering yang menandakan bahwa ia menerima panggilan masuk.
Yoojung melihat bahwa itu dari ibunya, karena tau ibunya menelfon, ia tidak mengangkatnya

"Kenapa tidak diangkat?" tanya Da Reum

"Aah bukan apa-apa" namun ponsel Yoojung berdering kembali

"Angkatlah" perintah Da Reum

"Baiklah" balas Yoojung

Yoojung mengangkat telfon tersebut dikamarnya. Ia sudah tau bahwa ibunya pasti akan menelfon cepat atau lambat

"Ada apa ma?" tanya Yoojung

"Bagaimana kabarmu setelah kabur dari rumah?" tanya ibu Yoojung dari seberang telfon

"Kenapa kau tau nomerku ma?"

"Apa kau tidak tau betapa mama mengkhawatirkanmu Yoojung-a. Bagaimana bisa kau kabur dari rumah? Papamu masih marah padamu sejak hari itu. Kenapa kalian tidak berbaikan untuk meluruskan kesalahpahaman?" ibu Yoojung bertanya dengan cemas

"Mama tau sendiri papa itu keras dan hanya menyuruhku untuk memimpin perusahaan. Aku bukan orang yang tepat untuk memimpin perusahaan ma. Aku lebih suka menulis, aku ingin menjadi diriku sendiri. Aku tidak bisa hidup dibawah tekanan seperti itu ma. Aku juga bekerja disini dengan Jun Ho oppa, jadi mama tidak perlu mencemaskanku. Aku sudah dewasa dan tau apa yang cocok untukku" jelas Yoojung dengan tegas

"Tapi mama tidak ingin keluarga ini tidak harmonis Yoojung-a. Mama sudah membicarakan hal ini dengan papamu. Silahkan pulang kerumah hari minggu ini. Mama tidak ingin kamu melupakan keluarga Yoojung-a" timpal ibu Yoojung

"Baiklah. Akan aku usahakan untuk pulang kesana. Aku harus bekerja, sampai nanti ma" Yoojung segera menutup telfonnya dan kembali ke ruang makan

"Oppa, hari minggu nanti bisakah kau jaga rumah?" tanya Yoojung

"Bisa saja. Ada apa? Kau mau pergi?" Da Reum bertanya balik

"Aku akan pulang ke rumahku dihari itu. Tapi jika hari berikutnya aku belum pulang, aku akan mengabarimu. Karena tadi mamaku memintaku untuk pulang minggu ini." tutur Yoojung

"Baiklah aku mengerti. Kau kesana bersama siapa? Pimpinan Lee 'kah? Atau Lia-ssi?" tanya Da Reum

"Aku pergi sendiri. Aku sedang menyelesaikan cerita selanjutnya. Jadi aku akan mengirimkan padamu" balas Yoojung untuk mengalihkan pembicaraan.

Yoojung segera menuju kamarnya. Dan Da Reum pun sangat mengkhawatirkan Yoojung untuk pergi sendirian di hari minggu nanti.

Apakah Da Reum akan menemani Yoojung pulang?

... Bersambung

Cinta Atau Nyawa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang