"Yoojung-ssi, aku sudah di depan pintu" ucap seorang lelaki dari sambungan telfon
"Aah maafkan aku, sebentar yaa..."
Yoojung segera membukakan pintu untuk tamunya tersebut, "masuklah Moon Bin-ssi" ajaknya dengan ramah
Yoojung mengajaknya ke meja makan, "duduklah, maafkan aku tadi aku sedang memasak. Pasti kau lelah karena perjalanan yang cukup lama, silahkan cicipi" memberikan makanan dan minuman jamuan
"Ah kau tak perlu sampai seperti ini. Aku tak ingin merepotkanmu" ucap Moon Bin dengan sungkan
"Maafkan aku tadi mengganggu waktu kerjamu dan malah memintamu untuk datang kesini"
"Tidak, aku sangat senang karena bertemu denganmu lagi" ujarnya dengan mengunyah makanan
"Ini enak sekali" sambungnya
"Maafkan aku ya karena baru bisa mengabarimu. Padahal aku sudah sampai di Seoul beberapa hari yang lalu"
"Aku senang karena kau masih memikirkanku, terimakasih masih mengingatku Yoojung-ssi"
"Tentu saja. Kau adalah teman masa kecilku, maaf karena terlambat menyadarinya. Aku tidak begitu ingat wajahmu karena aku selalu bertemu denganmu saat aku sakit"
Moon Bin meletakkan sumpit yang gunakannya di atas meja dan mulai berbicara, "kau selalu meminta maaf atas kesalahan yang tidak kau perbuat, Yoojung-ssi. Aku selalu melihatmu ke ruang kesehatan sejak kecil, maka aku semakin penasaran denganmu. Saat itu aku berpikir mengapa seorang gadis kecil sepertimu yang ceria, memiliki banyak teman dan selalu menjadi juara di sekolah selalu sendirian di ruang kesehatan. Saat aku menyadari orang tuamu tidak pernah datang saat kau sakit, membuatku ingin menemanimu agar tidak kesepian. Sampai sekarang pun aku masih merasa seperti itu, aku ingin menjagamu agar tidak kesepian lagi. Oh iya bagaimana hubunganmu dengan Da Reum-ssi? Apakah baik-baik saja?"
Yoojung tidak sadar bahwa ekspresinya berubah menjadi agak sedih setelah mendengar nama mantan kekasihnya itu, "kami baik-baik saja sampai kami kembali berpisah" jawabnya lirih
"Aah... Maafkan aku, apa kau baik-baik saja? Ekspresimu seperti berkata sebaliknya"
Yoojung menggelengkan kepalanya seraya tersenyum, "mari kita ubah topiknya. Bagaimana kabarmu sekarang?"
"Baiklah, kabarku baik-baik saja. Saat ini aku masih disibukkan oleh beberapa proyek, proyekku kebetulan dipenuhi dengan banyak kontruksi bangunan museum seni. Bagaimana denganmu?
"Aku mengambil alih perusahaan ayahku dan masih menjadi penulis. Lain kali ajaklah aku ketika kontruksi yang kau rancang sudah jadi" jawabnya dengan ceria
"Ayahmu? Bagaimana keadaannya? Maafkan aku belum bisa menjenguknya. Aku baru luang lusa, apakah aku bisa mengunjungi ayahmu?"
"Ah benar juga, ayahku sudah dipulangkan ke rumah. Jika kau benar-benar senggang, aku akan mengajakmu untuk bertemu ayahku. Terimakasih sudah mengkhawatirkannya"
"Pasti kau sangat sibuk. Harusnya kau tidak memasak untukku. Aku jadi merasa tidak enak"
"Tak perlu sungkan, aku memang sengaja menjamumu karena sudah lama sekali aku tidak menghubungimu. Aku kehilangan ponselku sehingga aku meminta kontakmu pada Lia, aku juga ingin berterimakasih padamu karena telah merahasiakan ketika aku berada di Rusia pada Da Reum oppa"
"Ucapanku sebelum kau berangkat... Itu benar adanya"
Yoojung membeku dan mengingat kembali apa yang terjadi sebelum keberangkatannya ke Rusia
"Aku masih menyukaimu hingga saat ini" ujar Moon Bin
"A-aku..."
"Aku hanya ingin mengatakannya saja. Tidak perlu terbebani olehnya, bersikaplah seperti biasa" potong Moon Bin yang diakhiri dengan senyuman
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Atau Nyawa?
Fiksi PenggemarMenceritakan kisah Kim Yoojung yang masih belum bisa membedakan rasa keegoisan dan cinta. Yoojung merupakan gadis berusia pertengahan 20-an yang sedang bekerja sebagai penulis novel. Yoojung memiliki editor yang bernama Nam Da Reum yang hampir menem...