Sebelumnya mau bilang makasih buanyaaaak buat yang support Kiemaw di trakteer hihi *lempar lope lope ♡(˃͈ દ ˂͈ ༶ )
Dan buat pembaca di wattpad juga~ makasih banyak ( ◜‿◝ )♡ semoga cerita2 aku bisa menghibur kalian semua~
Selamat Membaca (灬º‿º灬)♡Semakin malam keadaan Jungwon semakin gila tak terkontrol, gelas demi gelas ia teguk membuatnya menjadi liar. Setelah menyerang Sunghoon dengan ciuman ganas, kini dia yang menjadi santapan orang-orang.
Senior dari sekolah Belift pun ikut mencuri kesempatan menyentuh Jungwon.
Tak tertinggal teman satu sekolah Jungwon sendiri—Daniel, tak pernah absen untuk ikut bersenang-senang , dia mencium bibir ranum itu dengan brutal, menggigitnya dan meninggalkan luka lecet tak kentara. Bak psikopat, Daniel tertawa keras setelah melepaskan ciumannya. Sangat puas atas apa yang dia perbuat.
Meski Jungwon tengah dikerubungi banyak namja, tapi pandangannya tak lepas dari sosok yang masih setia duduk di tempat semula. Jay.
Jay hanya menopang dagu tersenyum kecil ke arah Jungwon. Entah senyum macam apa tapi Jungwon sangat benci melihatnya.
Dia sudah berusaha keras bergerak sensual tidakkah Jay tergoda?
Jungwon menggeram dalam hati, membatin pilu, merasa dungu. Membiarkan yang lain menyentuhnya bermaksud agar Jay berlagak seperti pria posesif yang tak menginginkan miliknya disentuh. Tapi faktanya, bertolak belakang.
Jay diam saja seolah Jungwon yang dikerubungi laki-laki adalah tontonan menarik yang sayang untuk dilewatkan.
Sudah cukup!
Jungwon menurunkan bahu, rasa percaya diri hilang dan emosi meluap. Tanpa menghiraukan panggilan mereka yang bingung atas kepergiannya, Jungwon terus melangkahkan kaki keluar dari rumah laknat itu.
Jalannya tak beraturan, zig-zag dan sempoyongan. Tapi persetan! Ingin rasanya cepat-cepat menjauh dan kabur.
Tapi apalah daya, kondisinya yang teramat kacau bahkan tak bisa menghalau keberadaan batu hingga akhirnya ia terjatuh bertumpu.
"Bangsat!" Tangannya memukul jalan bertekstur kasar itu. Memberi efek ruam samar. Dia mengumpat bukan karena sakit. Tak ada yang lebih menyakitkan dari pada kejadian tadi.
Ia bahkan lupa soal orang tua dan kakaknya.
Bisa-bisanya Jungwon dibuat kacau oleh orang asing yang baru dikenalnya.
"Bangsat bangsat bangsat!" 3x mengumpat, 3x juga ia memukul jalan.
Sebelum ruam semakin parah, seseorang sudah menarik tubuh Jungwon untuk bangun lalu menggendongnya dengan gaya bridal.
Apa yang diharapkan dari orang mabuk? Jungwon berpikir lama sekali dengan kejadian ini, butuh beberapa detik untuk sadar siapa yang menggendongnya.
"Eh kau, bangsat!" Jungwon menepuk pundak kiri Jay seraya tertawa tanpa alasan.
Kepalanya bergerak ke kanan dan kiri karena pusing, merasa tak berdaya akhirnya ia menenggelamkan wajah ke perpotongan leher Jay, bersandar senyaman mungkin.
"Bangsat bangsat bangsat!" Masih meracau tak jelas, memukul-mukul dada Jay tanpa tenaga.
"Turunkan aku, bangsat!" Meminta diturunkan tapi ia sendiri tak ada usaha untuk enyah dari gendongan karena sebenarnya perlakuan Jay ini membuat Jungwon senang.
Bahkan ketika Jay hendak menurunkan tubuh Jungwon ke kursi sebelah kemudi, pegangan erat terasa mencakar di bagian pundak Jay seolah Jungwon tak membiarkannya pergi.
Suara pintu mobil tertutup, Jay sudah duduk di kursi kemudi, memerhatikan wajah Jungwon sejenak.
Wajah manis dengan bibir yang merah membengkak membuat anak itu berkali lipat menggemaskan. Tidak kah Jay tergoda? potong lidah Jay sekarang juga jika menyangkal.
Tapi bukan Jay jika bermain dengan mudah. Dia seorang pro player yang suka tantangan.
"Kuantar kau pulang."
Jungwon terkekeh sinis, mencoba membuka mata dan menatap Jay.
"Apa pedulimu? tinggalkan saja aku di jalan."
Jay beringsut maju, hidung mereka bersentuhan dan hawa alkohol saling menerpa.
"Aku tidak setega itu." Bisik Jay.
Nafas Jay menggelitik bibirnya, Jungwon menggeliat tak nyaman. Tak nyaman dalam artian bahwa Jungwon bisa saja hilang kontrol.
Ingin mengelak tapi ucapan yang keluar justru sebaliknya.
"Bawa aku ke rumahmu. Rawat aku di sana. Kau harus tanggung jawab karena telah membawaku ke tempat laknat ini, bangsat!"
Saat Jungwon mengatakan itu entah energi dari mana, mata yang semula terpejam terbuka sempurna menatap dalam mata lawan bicaranya.
Oh, mana mungkin Jay menolak.
"Kalau saja kakakmu tahu kau berurusan denganku." Tutur Jay menampilkan senyum misterius yang tak ditanggapi Jungwon, karena anak itu sudah terlelap seraya sesekali meracau tak jelas.
TBC
Segini dulu ya~
16.07.21
KAMU SEDANG MEMBACA
✓꧁IRIDESCENT꧂ [ JAYWON ] Jay X Jungwon
Fanfiction[COMPLETED] Jay bagi Jungwon, racun yang membuatnya candu. *** 02.07.21 - 22.11.21 ©2021 Kiemaw Jay X Jungwon