6

3.1K 425 30
                                    

Billy billy poco billy poco Yeay!

*Sial aku terngiang-ngiang lagu ini* ¯\_( ͡° ͜ʖ ͡°)_/¯
  
  
  
  

Selamat Membaca (灬º‿º灬)♡
  


Tubuh kecil Jungwon tak ada apa-apanya dibanding tenaga yang Jay punya. Bahkan ia sanggup menggendong dari parkiran basemen menuju lift hingga sampai ke depan pintu milik Jay.

Membaringkan Jungwon di atas ranjang tanpa berhati-hati, Jay tak sengaja melemparnya begitu saja. Ia lupa yang dibawa bukan lah sebuah benda seperti tas atau semacamnya. Tapi beruntung kasur itu begitu empuk, Jungwon tak terlihat terganggu ataupun merasa sakit.

Jay ikut membaringkan tubuh di sebelah Jungwon. Meregangkan semua otot yang terasa kaku. Menoleh ke samping, Jungwon terlelap tanpa kedamaian di sana. Wajahnya sesekali mengkerut dengan bibir komat-kamit tak jelas. Jay menggulingkan tubuh lebih mendekat, dengan posisi tengkurap ia menatap lekat-lekat.

Ingat pertama kali bertemu, dimana ia mencium Jungwon tanpa tahu orang itu hanya bocah kecil polos yang tak kenal dunia malam. Lebih terkejut lagi, saat fakta menyebutkan bahwa Jungwon adalah adik kandung Heeseung.

"Cantik." Puji Jay tersenyum. Seraya memainkan jemari di atas bibir ceri Jungwon.

"Lalu apa yang membuatmu tak menciumku?" Tak menduga bahwa ucapannya akan mendapat respon.

Jungwon menjawab dengan suara serak dan hembus napas tak beraturan. Matanya pun masih setia terpejam.

"Apa menariknya Sunoo, hm?" Double terkejut. Kini Jungwon malah menatap Jay, membuka mata walau tidak sekuat tenaga membiarkan kelopak mata terbuka lebar-lebar. Hanya tatapan sayu yang terpancar.

Tangan Jungwon meremat bed cover, ia meringis serta kaki menendang-nendang kecil.

Bak anak kecil tengah menangis.

"Bahkan ketika aku dikerubungi yang lain, kau hanya diam saja."

Jungwon merasa sakit tapi lain hal dengan Jay.
Jay menyeringai.

Benar dugaannya, Jungwon melakukan itu semua untuk menarik perhatiannya.

Tangan Jay naik menghempaskan poni yang sedikit menutupi mata itu.

"Kau dengan gengsi dan harga dirimu itu... semakin membuatku ingin melihat sejauh mana kau berusaha menarik perhatianku." Bisik Jay.

"Apa kau menyukaiku?" Tanya Jay, Ini kesempatan bagus untuk mengorek isi hati Jungwon.

"Aku membencimu, bangsat!" Bukan di bibir, respon Jungwon sudah melaju lewat gerak tubuhnya, ia mengusap belakang leher Jay. Tidak dengan gerakan halus, tapi dengan cengkraman kuat seolah ingin meremukkan.

"Aku membencimu!" Erang Jungwon.

"Kau membuatku bingung dengan perasaanku sendiri. Kau membuatku bertindak kejauhan. Aku membencimu!" Teriak Jungwon, kini memukul pundak lebar Jay. Yang dipikul tak berusaha menghindar, sebab tenaganya begitu kosong, tidak ada rasa sakit sama sekali.

Jay masih belum melunturkan seringainya.

Aku telah membuat bocah kecil ini tersesat.

Jay membungkam bibir Jungwon. Menubrukkan miliknya dengan kasar dan melumat tanpa memberi pemanasan, lidah menerobos cepat masuk mengobrak abrik seisinya, dan siapa sangka, Jay sudah berusaha keras menggoda namun Jungwon masih diam saja. Tak ada perlawanan ataupun pergerakan untuk membalas ciuman.

Jay berhenti, menjauhkan wajah dengan pucuk hidung masih saling menyapa. Memeriksa apakah Jungwon masih terjaga, si kucing memang tak tidur, kedua mata masih terbuka tapi kenapa tidak membalas?

✓꧁IRIDESCENT꧂ [ JAYWON ] Jay X Jungwon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang