15

2.4K 426 51
                                    

Semangat juga buat kalian 💪💪💪

  
  
  

  
Bagi² popcorn 🍿🍿🍿 dulu buat part yang ini
  
  

Selamat Membaca (灬º‿º灬)♡
  
  



Jay mengajak Jungwon masuk ke dalam kamar.

Siapa sangka kalau kucing itu dengan patuh mengikutinya tanpa memberi perlawanan.

Jungwon duduk di ujung kasur.

Meski sudah lewat tengah malam, tak ada keinginan untuk segera berbaring lalu membiarkan tubuh berisitirahat. Akan percuma, otaknya masih memaksakan bekerja, memikirkan sekelumit permasalahan yang ia buat menjadi rumit sendiri.

Apalagi hati, sejak tadi di beberapa kesempatan selalu berdetak di luar irama.

Dipikir tidak lelah? Sangat lelah menyimpan perasaan ini sendirian. Berusahalah mengubur dalam-dalam dan terus mengelak pada kenyataan yang ada.

Di sisi lain Jay nampak tak merasa kantuk. Duduk di pinggiran jendela besar seraya menyulut sebatang rokok. Melihat kepulan asap yang ia bentuk menjadi lingkaran-lingkaran kecil perlahan menghilang diterpa angin.

"Kenapa tidak tidur? Menungguku?" Goda Jay sesaat tahu bahwa Jungwon masih di posisi yang sama. Menunduk seraya memilin baju.

Tak ada jawaban.

Dan Jay sengaja tak bersuara lagi.

Sampai Jungwon merasa siap untuk berbicara.

"Berhenti, Jay!" Kepala itu masih tertuju ke bawah. Satu-satunya objek fokus yang mampu membantu Jungwon menetralkan rasa gugup.

Bara api di ujung rokok perlahan mati usai ditekan Jay pada kusen jendela. Masa bodoh dengan puntung rokok yang mengotori lantai.

Ia berjalan hingga berdiri tepat dimana Jungwon terduduk.

Lewat sinar rembulan yang menerobos masuk lewat jendela. Sosok Jay menciptakan bayangan hitam yang menjulang. Jungwon mampu melihatnya di lantai yang sedang ia tatap.
Bahkan hanya bayangannya saja mampu memberikan aura intimidasi.

Jemari tajam Jay menghantarkan sengatan sesaat mencengkram pelan dagu Jungwon membawanya untuk mendongak.
napas Jay sisa udara dari rokok yang tadi ia hisap menerpa hangat.

Aroma ini tak lagi mengganggu, yang ada buat candu.

Jungwon memejamkan mata berharap kewarasannya tidak hilang.

"Kau ingin memutus perjanjian?"

Jakunnya kentara jelas naik turun, tenggorokannya terasa sangat kering.

Bukan itu maksud Jungwon, ia tak setega itu membiarkan Heeseung menanggung beban sekalipun dirinya harus berkorban.
Tapi masalahnya, ini semua sudah kejauhan. Perasaannya semakin lama semakin tak bisa terkontrol.

"Perlakukan aku dengan buruk." Jay kebingungan. Jika awalnya Jungwon merasa terinjak tetapi kali ini ia berpikir alangkah lebih baik dia tak berharap atas kebaikan semu yang Jay lakukan. Perhatian-perhatian kecil hanya akan membuatnya dilema. Ia tak ingin jatuh pada pesona seorang Jay. Dan kini lebih memilih diperlukan buruk adalah pilihannya.

"Kalau kau berniat membuatku sengsara atau menjadikanku target balas dendam atas perbuatan kakakku, jangan lakukan setengah-setengah."

Jungwon menggigit bibir sangat keras, cara ia menahan emosi yang ada.

"Perlakukan aku dengan buruk hingga aku tak punya alasan untuk menyukaimu." Bisik Jungwon tak kuasa sebagai akhir dari kalimat yang ingin ia utarakan. Curahan yang akhir-akhir ini membuatnya mengganjal.

✓꧁IRIDESCENT꧂ [ JAYWON ] Jay X Jungwon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang