✓꧁IRIDESCENT꧂ [ JAYWON ] Jay X Jungwon

23

Jalan jalan beli wafer
Pulangnya beli es krim
Oiii liat itu yang terlanjur baper
Kok lemah banget siiiihhh
 
  
#EAEAEAEA ✌️✌️✌️🐑💨

(kiemaw lagi mode kerasukan karakter Daniel di sini. Songong bgt tu bocah)

  
  
  
  
  
  

  
  
Selamat Membaca (灬º‿º灬)♡

Kosong.

Hampa.

Kesepian.

Tersesat.

Lagi

Ia merasakan semua getaran-getaran itu lagi.

Seperti berjalan mundur kembali ke titik dimana ia baru saja di hadapkan dengan fakta kehancuran dari hubungan ayah dan ibunya.

Setelah mendengar perbincangan Jay bersama Sunghoon dan Daniel. Jungwon mengerjap sedikit tak percaya atau lebih tepatnya menolak untuk percaya.

Ini sudah keterlaluan. Bermain menggunakan hati benar-benar tidak punya perasaan.

Terlebih... Yang Jay permainkan adalah sesosok anak rapuh yang baru saja dihadapi kenyataan pahit yang sedang bertugas membuat Jungwon menjadi hancur.

Jay datang bak sosok penyelamat. Mengulurkan tangan di kala Jungwon akan terperosok ke dalam jurang.

Kekosongannya perlahan terisi, ia diajak pergi dan tak lagi sendiri. Terlebih membuat harinya menjadi berwarna-warni.

Tetapi lihat sekarang.

Jay mengajak ia menghadapi pengalaman baru yang menyenangkan.

Seperti menaiki rollercoaster, Jungwon baru saja berada di titik tertinggi kemudian jatuh kembali.

Dengan langkah gontai, Jungwon tak merasa menapaki tanah. Berbalik pelan keluar dari apartemen yang baru saja menawarkan kenyamanan.

Sekarang pikir, masalah orang tuanya saja Jungwon tak bisa hadapi. Ia terlalu takut yang akhirnya memilih kabur. Begitupun perkara ini, mendapati Jay yang hanya main-main apa yang bisa Jungwon lakukan? Dia tak punya kekuatan apa-apa.

Jungwon tertawa di dalam bus dalam perjalanan pulang yang di isi banyak penumpang. Di kala semua diam karena lelah. Maka siapa yang tak aneh melihat Jungwon demikian. Apalagi Jungwon duduk sendirian. Lalu kepada siapa tawa itu ditujukan?

Jungwon terkekeh geleng-geleng kepala. Menertawakan kekonyolan yang terjadi pada hidupnya.

Tidak percaya orang semacam Jay benar ada. Sungguh tidak berperasaan.

Jungwon merutuk dalam hati atas kebodohannya yang mudah percaya dan hanyut begitu saja dalam pesona dan kemurahan hati seorang Park Jongseong.

Jungwon sadar,
Jay tetaplah Jay. Hidupnya ada pada kegelapan malam dan kebebasan tetaplah sifat alaminya.