Selamat Membaca (灬º‿º灬)♡
Semua mata memandang. Bukan pandangan takjub karena salah satu pemenang sudah diputuskan, yang mereka lihat justru lebih seperti kesalahan teknis yang tak seharusnya terjadi. Menimbulkan banyak pertanyaan dari orang-orang sekitar.
Mobil Jay berhenti dengan decitan ban meninggalkan bekas.
Dengan kaca jendela yamg dibiarkan terbuka, dengan jelas terlihat bahwa Jay tidaklah sendirian.
Kepala Heeseung menyembul dari dalam sebelum mereka turun bersama.
Jay masih mempertahankan seringai nya sedang Heeseung terlihat kecut dengan raut tertekuk malas.
Heeseung menghampiri teman-temannya.
"Kau sedang melawak, huh?" Sepertinya Soobin dibuat emosi. Ia menaruh ekspektasi tinggi tetapi yang terjadi malah jauh dari kemungkinan-kemungkinan yang ada.
"Plot twist macam apa ini?" Yang lain ikut protes.
"Mobilku pecah ban." Heeseung memberi penjelasan yang masuk akal dengan sedikit menyentak. Siapa yang tahu akan terjadi musibah? Pun Heeseung juga tak tahu ini menjadi hari sialnya.
Heeseung menceritakan apa yang baru saja terjadi. Yang mana ia telah menaikkan dagu merasa sombong dan seolah kemenangan telah ada di depan mata sebab mobil Jay terlihat jauh tertinggal. Tanpa bisa diprediksi, mobil tiba-tiba oleng disertai suara letusan yang diakibatkan oleh ban pecah. Beruntung tak menimbulkan kecelakaan yang lebih parah, hanya goresan kecil mengenai pepohonan.
Seketika mobil lumpuh.
"Sial!" Heeseung memukul stir mobil dengan gigi yang saling bergesekan. Betapa kesalnya ia merasa kalah untuk kedua kalinya.
"Mobil Jay terlihat dan dia menyadari ada yang salah lalu memutuskan berhenti dan turun. Ya sudah, aku berakhir menumpang di mobilnya."
"Kau mau?" Niki merasa heran, bisa-bisanya orang searogan Heeseung bersedia berada di 1 mobil yang sama dengan musuhnya.
"Mau tak mau. Ponselku ada pada Jake. Aku tak bisa menghubungi kalian. Dan aku sudah meminta Jay untuk pergi tanpaku lalu mengabarkan kejadian ini pada kalian, tapi apa kalian pikir Jay orang yang mudah, huh? Dia tak sudi diperintah, hanya memberi aku pilihan ikut atau tidak."
2 manusia berkepala keras. Dalam hati Jungwon masih tertawa.
Dari semua anggota yang memasang wajah kaku dan suram. Suara Jungwon yang terkikik pelan tanpa sengaja keluar dan terdengar jelas.
Itu lucu menurutnya. Melihat interaksi kedua orang yang amat ia cintai adalah sesuatu yang langka. Terlebih mengingat hubungan mereka terbilang tidak dekat.Semua mata tertuju padanya. Dan Jungwon menegang seketika. Ia nyaris diberi pertanyaan "Untuk apa kau tertawa? Tidak ada yang lucu. Kakakmu baru saja terkena musibah." Jikalau Jay tidak datang mengalihkan perhatian.
"Aku selalu sial setiap kali bertanding denganmu." Ujar Heeseung menyambut kedatangan Jay tanpa ada rasa suka cita.
Suara dengus tawa keluar.
"Lebih tepatnya selalu gagal." Jay memperjelas."Sudahlah, sejak awal juga aku tahu semua ini akan percuma. Kau buang waktu kami, Jay. Kau sengaja ingin membuat Heeseung tak bisa menerima tawaran Jeno, kan?"
Jake maju menyela di antara Heeseung dan Jay. Sukses membuat geram.
"Cut it out." Jay menabrakkan dada Jake dengan dadanya. Memberi peringatan untuk berhenti sampai di situ. Semula memang benar, Jay tak ingin melihat Heeseung bertanding dengan Jeno. Namun ucapan Yeonjun menjadi pertimbangan yang pada akhirnya ia terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓꧁IRIDESCENT꧂ [ JAYWON ] Jay X Jungwon
Fanfiction[COMPLETED] Jay bagi Jungwon, racun yang membuatnya candu. *** 02.07.21 - 22.11.21 ©2021 Kiemaw Jay X Jungwon