11

2.4K 400 54
                                    

Aku gak revisi atau baca2 ulang lagi jadi kalau ada typo atau kalimat rancu harap dimaklumi^^
   
  
  

  
  

Selamat Membaca (灬º‿º灬)♡



Tidak ada yang bisa Jungwon lakukan, pasrah menjadi pilihan terakhirnya.

Hangat tubuh Jay berbanding terbalik dengan pergelangan tangan yang tengah ia pegang, terasa dingin meski begitu, keringat panas membanjiri kening.

"Well, bintang utama telah datang."

Daniel menjadi orang pertama yang sadar akan kedatangan Jungwon.

Semua mata tertuju padanya dengan tatapan meremehkan.

Jelas sekali siapa yang kalah di sini.

Rival yang datang dengan kesombongan lalu berakhir tak lebih menjadi pecundang.

Meski Jungwon tak tahu apa-apa tetapi ia datang membawa status sebagai seorang adik dari Heeseung. Jadi dilihat dari sisi manapun Jungwon tetap sama, sama-sama rival mereka.

Jungwon diperlakukan bak tuan putri, diberi jalan dan tempat duduk khusus di tengah-tengah mereka. Perlakuan itu tidaklah membuatnya bangga sedang mereka mempunyai niat sekadar menjadikan ia bahan tertawaan.

Terduduk kaku dengan pandangan menunduk takut.

Layaknya mangsa yang dikelilingi sekumpulan predator.

Jungwon menyesali hari dimana ia dibawa pergi oleh Daniel tidak dijadikan sebagai kesempatan emas untuk membunuhnya saat itu juga.

Sekarang bocah iblis itu mulai bertingkah menyebalkan lagi, duduk di tangan sofa mengelap keringat yang membasahi sekitar kening.

"Apa yang telah kau lakukan hingga mampu membayar nominal sebesar itu? Di saat kakakmu sendiri terus meminta waktu." Sindir Daniel.

Urat di leher tercetak menjadi tanda bahwa Jungwon menahan amarah.

Matanya panas bukan karena ingin menangis, ia terlalu lelah menahan dorongan untuk tidak memberi pukulan telak pada bibir kurang ajar Daniel.

Meski tidak secara terang-terangan, tetapi Jungwon sangat paham arti dari kalimat itu.

Daniel mengira Jungwon mencuri, menipu atau tebakan terakhirnya adalah menjual tubuh.

Bangsat!

"Jangan ambil mobil kakakku." Akhirnya Jungwon memberikan kalimat pembuka yang mengecewakan semua orang.

Oh itu bukan ucapan yang mereka harapkan.

"Serius? Begitu kah caramu?" Yeonjun datang menunduk mengintip wajah merah padam Jungwon. Dengan jemari panjangnya mengangkat dagu itu hingga mengadah.

Mata rubahnya menatap sayu, sayu dengan pancaran mematikan.

"Memohon lah dengan benar." Gertak Yeonjun mengusap pipi merah itu sebelum berdiri tegak dan mundur selangkah.

Sekilas Jungwon mencuri pandang pada Jay.

Sebelum kembali menunduk dalam-dalam.

Apa yang kau maksud 'milikmu'? Apa yang kau maksud tak mengizinkan seorangpun menyentuh dan menyakitiku?

Batin Jungwon selagi menatap sepatu Jay yang sejak tadi hanya berdiri di hadapan seraya menyilangkan kedua tangan di dada, seperti menikmati pertunjukan babak dimana harga dirinya diinjak-injak di depan banyak orang.

✓꧁IRIDESCENT꧂ [ JAYWON ] Jay X Jungwon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang