Empat Belas

26.9K 2.5K 15
                                    

Hanya bisa mengatakan
Gapapa

¤¤¤
Widyaarrahma
¤¤¤




"Maaf yah mi, mba gk tau klo mamah nglarang" ucap Zahra setelah tadi Fahmi menjelaskan dan keduanya kini berada didalam mobil menuju rumah Njidnya

"Gapapa mba, pada saatnya emang mereka harus tau kalau mba itu udah kembali, semoga setelah ketemu Njid sikap abi bisa berubah yah mba" ucap Fahmi mengelus tangan kakaknya yg sedari tadi gemetar

Sesampainya dirumah Njidnya ternyata kebaikan berpihak pada Fahmi, Njidnya sudah tidur karna ini sudah jam 10, dan Fahmi bisa pulang kembali dg Zahra .

Setelah berdebat lama dg Raka sebelumnya yg mengatakan agar merwka nginep saja masalah bajunya Zahra bisa pinjam di Iva adiknya namun Fahmi menolak dg alasan Zahra harus mengikuti kajian bsok pagi.

Kini Zahra dan Fahmi kembali kerumahnya dan disambut oleh tatapan tajam dari Aditya

Usai mengucap Salam dan akan salim pada kedua orang tuanya Aditya menyela dg perkataan yang sangat menusuk ulu hati

"Mau ngadu ? Mau Caper ? Mau bikin saya lebih dibenci oleh Abah saya ?" Ucap Aditya dg tatapan Tajam pada Zahra

Sementara gadis itu kini menunduk sambil menahan tangis

"Udah lah pah, lagian tadi Njid dan Jiddah udah tidur mereka blom ketemu Mba" ucap Fahmi membela Zahra

"Diam kamu, sejak awal adanya dia hidup saya jadi berantakan, karir dan masa depan yang sudah saya rangkai sendiri hancur karna adanya DIA" ucap Aditya sembari berdiri mendekati Zahra

'PLAK'

Suara itu terdengar dari pertemuan 2 kulit yang sangat keras hingga yang didekai tadi tersungkur kelantai saking kerasnya

"Mba" ucap Fahmi mendekati kakaknya yang tersungkur dilantai dan menyanggah kakaknya

Fahmi melihat sudut bibir kakaknya berdarah geram dan ingin membalas pukulan itu pada papahnya

Namun sebelum itu terjadi Zahra segera memeluk erat Fahmi seakan mengatakan 'Jangan'

Fatim langsung mendekati suaminya tak menyangka akan berbuat sekasar itu pada putrinya

"Mas Sadar dia perempuan kamu terlalu larut dalam emosi kamu" ucap Fatim

Fahmi ingin mengatakan sesuatu namun terhenti karna pelukan dari kakaknya semakin melemah

"Mba, mba gapapa ?" Tanya Fahmi melepas pelukannya dan melihat darah segar mengalir dari hidung kakaknya dan menempel dibajunya

Sementara Mata sang kakak sudah memejam erat, jika tak disanggah oleh Fahmi maka Zahra akan terkulai dilantai.

"Mba, kenapa bisa mimisan gini?" Ucap Fahmi membopong kakaknya dan merebahkannya di shofa.

Fatim segera keluar memetik Sirih yang ia tanam ditaman luar, ia gulung dan dimasukan ke hidung Zahra yang sudah dibersihkan dari darah dg tisu olh Fahmi.

Fahmi membuka jarum yang ada di dagu akkaknya yang mengaitkan 2 sisi kain yg menutupi kepalanya.

Setelah membuka Jilbab Zahra Fahmi memijat ringan kepala sang kaka berharap Zahra cepat sadar.

Tak lama terdengar lenguhan Zahra sembari memegang kepalanya yg terdapat tangan Fahmi

"Enggghhhh"

Zahra tak membuka matanya hanya air mata yg mengalir deras disana juga rintihan pusing sambil memegang kepalanya

"Mba, mba buka matanya mba" ucap Fahmi mengelus kepala kakaknya sambil berjongkok

Sementara Fatim mengangkat kepala Zahra sambil memangkunya

"Pusing mi hiks.. hiks" ucap Zahra lirih

Aditya hanya melihat kejadian itu terbesit difikirannya merasa kasihan pada putrinya

Mengapa yang ditampar pipinya namun dia merasa pusing sampai mimisan ?

"Mba udah makan blom sih mi ?" Tanya Fatim

"Belum mah, tadi mau makan langsung ketemu Raka dan disuruh kerumah Njid" ucap Fahmi

Zahra mengeratkan tangannya pada Fahmi seakan ingin mengatakan sesuatu

"Kenapa mba ?"

"Ambilin obat mba di kotak warna ungu dimeja belajar mba" lirih Zahra

"Obat apa ?"

"Ambilin aja tolong" lirih Zahra lagi

Fahmi segera mengambilkan obat sang kaka yg ada dikamarnya

Setelah mengambil obat itu Fahmi segera menuju kakaknya

"Mbanya biar makan dulu ambil makanannya mba" ucap Fatim saat Fahmi hendak memberikan obat itu pada Zahra yang masih terpejam

Fahmi pun mengangguk dan berlari kebelakan meminta bibi menyiapkan makanan untuk Zahra.
























________________________
Bukan saatnya untuk saling menyalahkan atau mencari siapa yang harus disalahkan

Widyaarrahma 17 Juli 2021

AZZAHRA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang