Empat Puluh Satu

22.5K 1.2K 7
                                    

Ada atau tidak adanya aku tidak terlalu penting untuk mereka

¤¤¤
Widyaarrahma
¤¤¤



Sore ini Zahra masih setia duduk diruang tunggu sebuah Klinik milik Teman abinya.

Sebenarnya ia ingin ikut masuk kedalam ruang periksa namun abinya melarang tanpa alasan jadlah Zahra duduk sendirian diruang tunggu, sementara Raka sudah pulang dan meminta izin pada Aziz kalau Zahra akan bersama Abinya malam ini

30 menit sudah Aditya ada didalam ruangan berpintu coklat itu, belum ada tanda tanda dokter keluar namun ada Ambulance yang tiba tiba datang dan ruang Aditya terbuka terlihat Aditya terbaring lemah dg wajah yang semakin pucat

Fatim memegang tangan kanan suaminya yg kini sudah berinfus sementara Zahra dg segala pertanyaan dipikirannya ikut mendorong brangkar Aditya menuju Ambulance

Didalam Sana Zahra masih bertanya tanya apa penyakit abinya sampai harus dilarikan kerumah sakit yg lbh besar

Aditya tersenyum melihat putrinya yg sedari tadi hanya terdiam sembari mmegang tangan kirinya.

"Jangan khawatir, abi gapapa" ucap Aditya membuat Zahra menatap kearah Aditya

"Abi sakit apa, jujur sama Zahra dong bi"

"Abi gapapa nak, mungkin ini balasan abi udah telantarkan putri kecil abi"

"Abi jangan gitu, Abi harus sembuh yah" ucap Zahra lalu memeluk tubuh Aditya

Sesampainya dirumah sakit Aditya langsung dibawa ke ICU untuk perawatan lebih intensif

Zahra yang tak sengaja melihat dokter teman ayahnya tadi langsung berlari mengejar dokter itu

"Dokter tunggu" ucap Zahra setelah berhasil berdiri didepan dokter ber namtage Fadil itu

"Iya kenapa ?"

"Dokter temennya abi kan, Aditya nama abi aku"

"Iya saya teman abi kamu kenapa ,"

"Abi sakit apa dok, kenapa harus masuk ICU ?"

Dokter itu hanya terdiam teringat permintaan Aditya untuk tidak memberitau penyakitnya pada putrinya itu

"Saya gak bisa kasih tau, karna abi kamu melarang" usai mengatakan itu dokter Fadil langsung pergi namun Zahra tak menyerah dia mengikuti dokter Fadil hingga keruangannya

Melihat Raut wajah Zahra Doker Fadil merasa iba pada gadis itu, dan ia meminta Zahra mask keruangan agar bisa lebih jelas diterangkan maslah penyakit abinya

Dokter Fadil menerangkan semua keadaan Aditya secara terperinci pada Zahra membuat gadis itu hanya bisa menangis

Separah itu sakit yang abinya derita saat ini

"Sampai saat ini kita masih belum bisa menemukan pendonor yng tepat untuk Abi kamu"

●●●

Zahra kini berada diruang Aditya dimana lelaki itu sedang tidur pulas, mungkin efek obat yang tadi diberikan oleh dokter

"Ada atau tidak adanya Zahra , abi pasti akan bahagia disini, tapi kalau abi yang gaada, semua akan merasa kehilangan" lirih Zahra menatap wajah Abinya

"Zahra minta Ridhonya abi, Zahra sayang Abi apapun alasannya Zahra sayang abi, maafin Zahra pernah gak mau ketemu abi, Zahra sayang banget sama abi, Abi adalah Cintanya Zahra" ucap Gadis itu lagi sembari mencium kening Abinya lalu mengelus lembut tangan abinya yang terpasang infus sembari memantapkan hatinya

Aditya melenguh pelan membuat Zahra menghapus air matanya yang tak henti keluar sejak tadi

"Abi"

"Mba, habis nangis yah ?"

"Abi kenapa gak cerita saitnya abi sama Zahra ? Abi masih benci sama Zahra ?"

"Engga sayang, abi gak benci kamu, abi sayang banget sama kamu, maafin abi yah dulu sering bikin kamu nangis, setelah ini abingk mau liat kamu nangis lagi nak"

"Abi harus sembuh, Zahra pengin peluk abi terus sampe abi sembuh"

"Doain abi terus yah nak"

●●●















___________________________
Menuju Ending

Widyaarrahma
Tegal 1 Agustus 2021

AZZAHRA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang