Empat Puluh Lima

40.6K 2.3K 153
                                    

Permintaan Maaf itu diterima bukan untuk diulangi namun diperbaiki dikemudian hari

Agar makna Maaf semakin berarti

¤¤¤
Widya Arrahma
¤¤¤




Ruang makan terasa dingin, tak ada canda tawa bahkan cerita dari mulut orang yang sdg mengunyah makanann disana.

Aditya dan Fatim semalam memilih menginap karna ingin mengetahui dimana Zahra sebenarnya.

Sementara Fahmi menyusul tadi subuh kerumah Njidnya.

Wajah Raka tidak bisa dibilang biasa saja, lingkar mata yang hitam serta sembab menandakan lelaki itu sedang dilanda kesedihan.

"Habis makan, saya mau Om dan Tante juga Fahmi ikut saya" ucap Raka dingin lalu pria itu beranjak ke kamar untuk siap siap

●●●

Mereka telah sampai disuatu tempat yang Raka janjikan, dimana disana banyak orang terbaring dibalik gundukan tanah yang berselimut rumput Hijau.

"Raka maksudnya apa kamu bawa om kesini, katanya mau ketemu Zahra" ucap Aditya

Tanpa menggubris ucapan Aditya Raka tetap berjalan menyusuri makam makam yang terjejer Rapi disana seakan mengingatkan dg Kematian dimana kapanpun waktunya dia pun akan ikut tidur lama didalan sana.

Dahi Raka mengerut melihat 4 orang menangisi makam yang selama ini ia jaga.

Langkah kaki Raka memanjang karna penasaran siapa yang menangisi makam itu.

"Aisyah, Revan" panggil Aditya

Yah 4 orang itu adalah Aisyah Revan Arvan dan Arvin

Aisyah yang sedang menangis sesenggukan sembari memeluk nisan hitam itupun berdiri dan menampar Aditya

"MAKSUD KAMU APA GAK NGASIH TAU AKU TENTANG ZAHRA, KENAPA KAMI TAU SETELAH SEBULAN ZAHRA MENINGGAL" teriak Aisyah

"Zahra meninggal ?" Lirih Aditya lalu ia melirik nisan hitam dengan tinta emas itu

Azzahra Al Ghifary
Binti
Aditya Al Ghifary

"Gak ini pasti mimpi, gaaaakk" teriak Aditya lalu ambruk diatas makam putrinya itu

"Nak kamu izinnya mau liburan kan sama abi, bukan kaya gini nak" ucao Aditya

Sementara Fatim tak kuasa menahan tangis dan jatuh pingsan dan ditangkap oleh Fahmi yang juga sudah banjir Air mata

"Zahra kan izin sama abi pengin liburan ketempat yang belum Zahra temui, kenapa gak pulang nak, kenapa pulangnya kesini nak" ucap Aditya mengelus nisan putrinya

Arvan tak kuasa menahan sedihnya, ia tak menyangka beberapa hari lalu adalah pertemuan terakhirnya dg kakaknya

Sementara Arvin menatap kosong kearah nisan Zahra yang sedang dipeluk oleh Aditya, kenangan indah bersama kakanya seakan terbuka lagi.

Pertemuan yang singkat

Lama Aisyah menangis hingga ia pingsan dan dibopong oleh Revan ke mobilnya

AZZAHRA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang