Duapuluh Delapan

24.7K 2.2K 70
                                    

Terkadang dia yang meminta pergi namun dia pula yang merasa menjadi korban

¤¤¤
Widyaarraahma
¤¤¤

Wih mantep ni sapa yg masak ?" Ucap lelaki yang baru keluar dari kamarnya dg rambut basah sepertinya dia baru selesai mandi

"Zahra yang masak dah duduk" ucap Sang ibu yaitu Rere

Sarapan kali ini Spesial karna Zahra sengaja memasak untuk semua orang dirumah, ia memasak Nasi Goreng dengan lauk Ayam goreng dan cumi goreng tepung.

Semua menyantap makananya dg hikmat tanpa ada obrolan apapun hingga selesai

Saat Zahra mencuci piring, Rere menyuruh Zahra keruang tamu karna abinya datanh bersama Mamah dan adiknya

Jujur ada rasa senang Abinya akan menjemput dirinya

Zahra duduk disamping Njidnya yg sedang memarahi Aditya

"Baru inget punya anak ? Oh iya emang dari dulu udah lupa sih yah" ucap Njid Aziz

"Aku minta maaf bah, izinkan Zahra pulang" ucap Aditya

Entah ada rasa senang yang bukan main saat Aditya mau menyebut nama Zahra

"Ck diajak pulang abis itu disakiti lagi ? Gak usah biar di sini sia bahagia, gk kaya dirumahnya dia berasa hidup di Neraka" ujar Njid Aziz

"InsyaAllah kedepannya saya akan berusaha bahagiain dia bah"

"Gak" ucap Aziz lantang

Aditya hanya menghela nafas pasrah dan jangan lupakan tatapan tajamnyanpada Zahra

●●●

Zahra kini sudah berada dimobil bersama Aditya dan Fatim juga Fahmi stelah perdebatan sengit yang akhirnya Zahra memutus kan untuk ikut pulang dg Syarat setiap malam minggu Zahra harus menginap disana

Sesampainya di rumah Aditya langsung membuka pintu mobil sambing dan Menyeret Zahra menuju kamarnya.

Fatim dan Fahmi yang melihatnya panik langsung mengejar Aditya yang seperti orang kesetanan itu

"Gak usah cari cari perhatian segala kabur dari rumah, itu semua gaakan pernah membuat sikap saya berubah smaa kamu" ucap Aditya yang masih mencekal tangan Zahra didepan pintu kamar Zahra yang tepat diunjung tangga

Zahra hanya bisa menangis ketakutan dan merasa sakit dibagian tangannya

Bayangan malam dia siksa bahkan hampir dibunuh oleh Surya ayah angkatnya dulu terlintas lagi membuat Zahra semakin ketakutan melihat wajah abinya

"KAMU MEMANG ANAK PEMBAWA SIAL"

Bugh

Sebuah pukulan entah sadar atau tidak Aditya hadiahkan untuk Zahra dibagian perut membuat Zahra langsung memuntahkan darah yang cukup banyak

Setelah memuntahkan darah tubuh Zahra melemas tanpa disadari dia jatuh dan menggelinding kebawah dari tangga

"Mba Zahraa" teriak Fatim sebelum jatuh pingsan ditangkap oleh Fahmi

Sementara dari pintu Arvin berlari ketika melihat sang kaka menggelinding kebawah

Ia segera naik keatas dan memukul  aditya secara membabi buta hingga Aditya terkapar dengan luka yang cukup serius

Arvin langsung membopong sang kaka menuju mobil dan membawanya kerumah sakit

●●●

Arvin terus merafalkan sholawat untuk kakaknya yang sedang diperiksa di IGD.

Sebagai calon dokter dia tau, benturan pada perut terutama dinding rahim itu sangat Fatal ditambah sang kaka sedang haid, bisa menyebabkan pendarahan hebat.

Namun ia menepis semua opini dikepalanya dan terus khusnudzon pada Allah berharap kesembuhan kakaknya

Tak lama Arvan datang menghampiri dirinya yang menundukan kepalanya

"Gimana keadaan mba ?" Ucap Arvan menepuk pundak Arvin

Arvin hanya menggeleng sembari tak henti merafalkan Sholawat

Arvan menghela nafas beratnya

●●●

Ditempat lain Fatim baru sadar melihat sekeliling ternyata ada didalam kamar Zahra

Ia segera bangkit mengingat kejadian tadi yang tak kuasa ia lihat

Mata kepalanya sendiri melihat Zahra memuntahkan darah dan menggelinding jatuh dari tangga

Saat Fatim membuka pintu ternyata dari luar pintu itu didrong oleh seseorang yang ternyata itu adalah Fahmi

"Mamah mau kemana ?" Tanya Fahmi

"Mamah mau ke rumah sakit mamah khawatir sama Zahra" ucap Fatim

"Mamah baru sadar masih lemes mah"

"Gak mamah mau kesana sekarang"

"Okeh aku tanyain ke Arvin yah dia bawa mba ke Rumah sakit mana "

Fatim mengangguk lalu menunggu Fahmi menelfon Arvin namun tak ada jawaban disana, Fahmi beralih menelfon Arvan dan akhirnya dia mendapat jawaban tempat dmana kakanya di rawat sekarang.

Sementara Aditya juga sudah sadar setelah pingsan beberapa saat, kini dia duduk diruang tamu menatap tangan kanannya yang tadi memukul putrinya itu.

Entah ada angin dari mana dia merasa bersalah amat besar namun gengsi nya suga tak kalah besar

Ia melihat istri dan putranya keluar rumah tanpa menghiraukan keberadaanya, rasa ingin ikut dan menjenguk Zahra kembali membuncah namun lagi lagi dia gengsi dan mungkin keadaanya belum bisa sekarang

Makan tuh gengsi 😏

Sesampainya dirumah sakit yang Arvan katakan Fatim dan Fahmi langsung menuju IGD dan menemui si kembar

"Zahra dimana ?" Tanya Fatim pada Arvan

"Didalem nte, dokternya belum kluar" jawab Arvan

Terlihat dari raut dan gerak geriknya Arvin, dia tidak bisa dibilang baik baik saja

Sedari tadi hanya diam sambil merafalkan Sholawat dg menghitung jari tangannya sesekali mengusap air mata yang ada di ujung mata nya.

Arvin menepuk pundak saudaranya menatap dengan pandangan kacau

"Jemput Bunda, bilang mba di Rumah sakit butuh Bunda" ucap Arvin

Arvan tak berkata lagi dia langsung beranjak menjemput Bundanya.













_________________________
Jika lelah istirahatlah sebentar setelah itu bangkit dan berjuanglah lebih giat

Widyaarrahma
Tegal 23Juli 2021

AZZAHRA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang