Duapuluh Tiga

24.8K 2.2K 29
                                    

Kebanyakan hamba itu lupa bahwa doa itu artinya meminta bukan memaksa

¤¤¤
Widyaarrahma
¤¤¤



Benar saja keesokan harinya Zahra dengan keluarganya termasuk Aditya juga Aisyah dan Revan_suami Aisyah pergi ke suatu mall.

Awalnya hanya berniat makan siang bersama karna sudah lama Aditya dan Revan tak bertemu juga, namun sekarang malah mereka pergi ke supermarket membeli keperluan entah Isi kulkas isi dapur juga isi lemari

Yang belum dibeli tuh isi hati 🤣

Disebelah kanan Zahra ada Aisyah yang menggandeng Arvin dan Arvan disampingnya diakhiri dg Revan

Sementara disebelah kirinya ada Fatim dan Fahmi lalu Ditutup dengan Aditya

Kedua keluarga itu bercengkrama ria seakan terlihat mereka kekuarga yang sangat Bahagia sementara Zahra sedari tadi hanya diam bukan tak tau mau membalas pertanyaan atau apapun

Lebih tepatnya posisinya seakan tak mereka sadari

Sengaja Zahra menguji dia diam tak berjalan sementara yang lain sudah naik eskalator dg keluarga Aditya dibelakang, benar saja tak ada yang menyadari itu, sesampainya diatas Zahra melihat mereka tertawa lepas entah apa yang dibicarakan.

Akhirnya gadis itu memilih berjalan sendiri sembari menunduk entah tak tau arah dia pergi.

Dia keluar dari mall dan berjalan kaki tanpa arah dia hanya mengikuti kata hati dan langkah kaki yang tak tau akan membawanya kemana

Difikirannya hanya memikirkan kejadian tadi, kedua orang tuanya sudah bahagia dg keluarganya masing masing sementara dirinya harus menjalani hidup seakan seorang diri.

Tak terasa mungkin hampir 20 menit dia berjalan ternyata dia sampai disebuah taman yang banyak bunga tumbuh subur disana.

Zahra memilih duduk disalah satu kursi dibawah Pohon dam sebuah meja didepannya.

Ia mengaktifkan telfon berharap keluarganya mencarinya namun hasilnya nihil, tak ada satupun notif yang masuk dari keluarganya.

Dia memandang kearah depan terlihat 2 pasangan dg anak kecil perempuan yang sedang tertawa lepas dengan memakan cemilan dimeja

Zahra memandang sendu keluarga itu, jika anak perempuan itu bisa merasakan kebahagiaan keluarga mengapa dirinya tidak ?

"Umi udah bahagia punya Ayah dan Arvan Arvin, Abi juga udah seneng karna punya mamah dan Fahmi, lalu aku sama siapa ya Allah, aku memang berada di tengah keluarga namun merasa sangat Asing jika berkumpul terlebih dengan Abi dan Umi" gumam Zahra dengan kepala menunduk dan air mata yang sudah mengalir

"Jika Arvan Arvin dan Fahmi bisa bahagia punya keluarga lengkap kenapa aku tidak ya Allah" lirih gadis itu lagi sembari mengusap air matanya

"Lo bisa sama Njid dan Jiddah" ucap Seorang lelaki yang entah sejak kapan ada disampingnya

Zahra mengusap air matanya lelu melihat siapa yang ada disampingnya itu

"Ngapain kesini" sinis Zahra setelah tau yang disampingnya adalah Raka sepupunya

"Tadi cuma jalan doang eh nemu orang lagi nangis ya udah samperin siapa tau pingsan kan ntar masuk berita duh gawat" ucap Raka tanpa ekspresi

"Ngeselin amat sih, udah sana pergi aku lagi pengin sendiri"

"Jangan pendam semuanya sendiri Ra,  gw emang gk pernah rasain apa yg lo rasain sekaeang, dan gw juga gk tau rasanya apa, tapi setidaknya gw bisa jadi temen cerita lo biar lo bisa legain hati" ucap Raka tersenyum

"dia kesambet dimana koq bisa ngomong sehalus ini ?" Bathin Zahra

Zahra menghela Nafas beratnya, dia mendongakkan kepalanya melihat dedaunan yang menempel di ranting dan menari indah digoyangkan angin

"Susah buat jelasin apalagi ceritain semuanya, semuanya berat, dan bikin sakit" ucap Zahra yang masih setia memandang ke atas

"Omongin aja apa yang lo rasain sekarang legain hati, gw tau lo cengeng" ucap Raka membuat Zahra kembali menatapnya sinis

"Gak semua hal bisa diucapkan oleh kata kata, terkadang hanya bisa diwakilkan oleh air mata"

"Ya udah nangis aja gw tungguin tapi bahu gw blom bisa buat sandaran lo krna kita bukan mahrom, kecuali kita kawin skarang baru bisa"

"Udah cape nangis dari semalem" jawab Zahra tak menghiraukan Candaan Raka masalah Kawin itu

"Susah emang ngertiin cewe yah, disuruh cerita katanya gk bsa diungkapin kata bisanya pake air mata skarang suruh nangis katanya cape" ucap Raka Fruskasi

"Yang nyuruh ngertiin cewe siapa dasar cowo aneh" jawab Zahra

"Hadeh dasar cewe gk mau salah dan gk mau ngalah"

"Hukum alam" singkat Zahra

"Dah ayo kerumah Njid, Njid pasti seneng lo kesitu" ucap Raka menarik tangan Zahra yang berbalik mangset itu

Zahra segera menghempar tangan Raka

"Bukan mahrom Raka" bentak Zahra entah dia paling marah ketika dirinya dipegang lelaki bukan mahromnya

"Gw pegang mangset lo kaga tangan lo langsung" ucap Raka kembali memegang tangan Zahra namun kali ini langsung dia tarik dan memasukan Zahra ke Mobil tanpa menghiraukan Zahra yang terus memberontak


















_________________________
Rak bakal tak ganggu urusanmu

Widyaarrahma
Tegal 21 Juli 2021

AZZAHRA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang