Tigapuluh Satu

26K 2.5K 163
                                    

Jangan merasa lebih baik bahkan pada orang yang dipandangan kita buruk, kita hanya bisa melihat Fisik dan sikapnya mungkin sja tanpa kita tau dia punya 2 rokaat setiap sepertiga malam yang dia istiqhomahkan

¤¤¤
Widyaarrahma
¤¤¤





Zahra kini sudah bisa menangkap suara yang berbicara kepadanya, setelah sebelumnya diminumkan air Zamzam sesuai usul dari Arvin yang bertanya pada temannya.

Namun dia masih enggan melihat kearah Aditya bahkan sedari tadi dia hanya mau menggenggam tangan Arvin

Hal itu membuat Aditya merasa bersalah telah melakukan kesalahan yang fatal hingga putrinya itu takut padanya

"Mba mau makan lagi ?" Tanya Arvin pada Zahra yang tiduran dg posisi miring padanya membelakangi Aditya

Zahra hanya menggeleng, sambil terus memandang kosong kearah depan

"Mba jangan nglamun" tegur Aditya membuat Zahra terjingkak

Sekedar Info diruangan itu hanya ada Arvin, Aditya dan Fatim

Aisyah dan Revan izin pulang karna ada pertemuan Revan dg Clientnya

Sementara Arvan dan Fahmi ada kelas hari ini, kalau Arvin kelas hari ini dosennya izin cuti

Arvin mengelus kepala kakaknya, ia menatap sedih keadaan kakanya yang seakan tak punya arah hidup lagi

"Jangan gini yah mba, mba pasti sembuh" lirih Arvin

"Mba pengin semangka" lirih Zahra bahkan terdengar hanya gumaman oleh Arvin

"Apa mba ? Pengin apa ?"

"Semangka Vin"

"Arvin cariin yah"

Saat Arvin hendak beranjak Zahra mencekal erat tangan Arvin membuat lelaki itu duduk kembali

"Jangan tinggalin mba Hiks... mba takutt" tangis Zahra pecah saat Arvin hendak berajak

Arvin kembali mengusap wajah kakanya menatap miris ketakutan kakanya sangat tinggi hingga ia takut jika Arvin pergi Aditya akan kembali menyakitinya lagi

"Aku meu beli di kantin mba siapa tau ada" ucap Arvin

"Online aja mba jangan ditinggal" ucap Zahra

"Minta apa ?" Tanya Aditya yang sedari tadi hanya memperhatikan

"Mba pengin semangka om"

"Ya udah Abi belikan dulu yah mba" ucap Aditya mengelus kepala Zahra yang membelakanginya

●●●●

Sore harinya Zahra merengek minta pulang pada Arvan dan Arvin membuat kedua lelaki itu bingung, kakanya masih belum pulih bahkan sejam lalu dia menangis histeris melihat Aditya memegang pisau

Difikirannya Aditya akan membunuhnya padahal Aditya hanya ingin memotong semangka yang tadi siang dia beli

"Mba pokoknya mau kluar dari sini, gak pulang kerumah kalian koq mba tau mba bakal merepotkan"

Ucapan Zahra membuat semua disana kaget, bukan masalah merepotkan namun keadaanya yang belom stabil

"Mba bukan masalah itu -"

Ucapan Arvin terpotong saat melihat Zahra sudah menarik paksa infus ditangannya

"Mba ya Allah iya iya pulang jangan gini mba" cegah Arvin saat Zahra sudah akan turun dari Brangkar

Semua disitu panik melihat Zahra yang sudah tak terkontrol memukuli Arvin bahkan Arvan yang ada di depannya

Aisyah segera memeluk putrinya yang tak bisa mengendalikan dirinya itu

"Kita pulang yah, udah Zahra pulang sama umi yah nak, jangan gini umi sedih liat kamu gini" ucap Aisyah mengelus kepala Zahra

Fahmi sudah krluar memanggil dokter agar segera menangani kakanya

Zahra melepas paksa pelukan Aisyah menatap semua orang disekitarnya itu dengan tatapan tajam

"KALIAN GAK TAU RASANYA JADI AKU, DARI KECIL DIBUANG SAMA ORANG TUA,  MEREKA EGOIS MIKIRIN DUNIANYA SENDIRI TANPA TAU APA YANG AKU RASAKAN" ucap Zahra dengan Nafas menggebu gebu menunjuk ke Aisyah dan Aditya

Aisyah ingin memeluk kembali putrinya namun langsung ditepis oleh Zahra

Kemarahan gadis itu sudah diubun ubun membuat apa yang difikirannya ia ucapkan semua

"DARI KECIL AKU HADAPI SEMUANYA, TINGGAL DENGAN ORANG TUA ANGKAT, DISIKSA SAMPE AKU TRAUMA, LAWAN TRAUMA SENDIRI, PENGIN KETEMU KALIAN, SAAT KETEMU KENAPA AKU TAMBAH DISIKSAAA" teriak Zahra membuat Aditya nekat memeluk putrinya itu tak peduli apa yang akan putrinya itu lakukan padanya

Arvan segera menyembunyikan semua benda tajam disekeliling takut sang kaka akan nekat

Zahra memberontak dalam dekapan hangat Aditya yang sesungguhnya dia rindukan sejak dulu

"KENAPA AKU DILAHIRKAN KALAU AKHIRNYA DISAKITI TERUS KENAPA AKU GAK DIBUNUH AJA SEJAK DULU" teriakan itu kembali terdengar dari mulut Zahra membuat Aditya yang sedari tadi berusaha tegar tak kuasa menahan air matanya

"Maafin abi mba, abi jahat banget sama mba" ucap Aditya ditelinga Zahra

"KALO ARVAN ARVIN FAHMI PUNYA ORANG TUA KENAPA AKU ENGGA ! KENAPA AKU HARUS NANGGUNG SEMUANYA SENDIRI, AKU SLALU NANGIS SAAT KALIAN KETAWA SAMA KELUARGA ! KENAPA AKU BEDA SAMA MEREKA ! MEREKA NANGIS ADA YANG NENANGIN, MEREKA SAKIT ADA YANG JAGAIN MEREKA HIDUPNYA SEMPURNA GAK KAYA AKU APA APA HARUS SENDIRI KALIAN EGOIS" Teriakan itu Zahra membuat Arvan Arvin dan Fahmi merasa bersalah

Semua yang diucapkan Zahra benar, dia selama ini menanggung keluh kesahnya sendiri, sementara adik adiknya punya keluarga yang lengkap, mereka hidup dalam kehangatan keluarga, sangat jauh dari dirinya.

Zahra limbung tak sadarkan diri dalam pelukan Aditya, melihat putrinya tak sadarkan diri Aditya langsung membopongnya ke brangkar lagi.

Tangan kanannya sudah banyak keluar  darah dari bekas infus yang dicabut paksa, beberapa detik selanjutnya dokter dan 2 perawat datang dan menyuruh semua anggota keluarga untuk keluar agar mereka bisa fokus melakukan penanganan untuk Zahra














__________________________
Kalian bacanya nangis gak ?
Aku aja ngetiknya sambil nangis 😭😭

Widyaarrahma
Tegal 26 Juli2021

AZZAHRA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang