Lima Belas

30.1K 2.6K 23
                                        

Jangan Menunggu bahagia untuk tersenyum namun Tesenyumlah untuk Bahagia

¤¤¤
Widyaarrahma
¤¤¤




Usai menyuapi Zahra Fahmi lanjut mengambil obat yang ada dikotak warna ungu itu.

"Obatnya yg mana mba ?" Tanya Fahmi

Zahra yang sudah bisa membuka matanya itu menunjuk kearah obat yg baru dikonsumsi 3 butir itu

Setelah menelan obat berwarna pink itu pusing Zahra langsung Mereda karna dosisnya yang tinggi.

Namun bukan hanya obat itu yg harus Zahra konsumsi, ada 3 obat lain yg Zahra ambil dari kotak dan meminumnya lagi membuat Fahmi dan Fatim bingung.

"Itu obat apalagi mba ?" Tanya Fahmi

"Bukan apa apa koq mi" ucap Zahra

Sebelum Fahmi bertanya lebih lanjut Zahra terlebih dulu menyela

"Anterin mba ke kamar yuk mi" ucap Zahra yg dibalas anggukan Fahmi dan mengantarkan kakaknya ke kamar.

Sebelum keluar kamar terlebih dulu diam diam Fahmi mengambil 3 obat yg tadi diminum kakaknya dan akan dia tanyakan pada temannya yang mengambil jurusan kedokteran


●●●

Pagi harinya Zahra merasa sudah baikan, bahkan ingatan ketakutan soal semalam pun sudah mulai mereda, pusingnya juga berkurang.

Namun bekas tamparan dari abinya masih terasa perih ketika tak segaja disentuh.

Kini sudah menunjukan jam 9 dan Zahra sama sekali belum keluar kamar, dia hanya sarapan Roti keju yang ada di kulkas kamarnya.

Ting

Fahmi
Mba buka pintunya, mba blom sarapan

Zahra hanya menghela nafas beratnya, ia masih menjaga jarak dg Aditya, walaupun sudah mereda namun tetap saja perlakuan Aditya semalam membuat traumanya kembali kumat setelah sekian lama tak merasakannya.

Zahra adalah satu dari ratusan anak broken home yang divonis mengalami Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan. PTSD merupakan gangguan kecemasan yang membuat penderitanya teringat pada kejadian traumatis.

Trauma yang Zahra alami adalah Trauma terhadap kekerasan entah pada dirinya maupun yang dia lihat.

Hal ini disebabkan beberapa tahun yang lalu diumurnya yang menginjak 15 tahun sebuah masalah besar terjadi dikluarga angkatnya dimana ayah nya mengalami kemunduran dlam bisnis membuat emosi sang ayah yang kurang stabil.

Dan dihari itu Zahra yang masih belum terlalu mengerti dengan keadaan melihat kedua orang tuanya bertengkar, tangannya mulai bergetar memegang gelas berisi air putih hingga gelas itu pecah mengenai kakinya.

Sang ayah yang melihat Zahra memecahkan gelas mengubah amarahnya keZahra. Dia memukuli Zahra tanpa ampun hingga Zahra dilarikan kerumah sakit oleh Pakdenya, dan dia divonis mengalami PTSD hingga hampir 2 bulan ia tak ingin melihat sang ayah.

Kejadian itu terulang 2 tahun kemudian dimana ia berulang tahun diumur 17 tahun, memang setiap ulang tahun dia tk pernah bisa merayakan dg kedua org tuanya berbeda dg adiknya yang selalu dirayakan walaupun dg makan bersama di restoran.

AZZAHRA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang