Delapan Belas

26.9K 2.2K 11
                                    

Sesuatu yang kita inginkan
Belum tentu Allah kabulan karna Allah tau bahwa kita tak butuh itu.

¤¤¤
Widyaarrahma
¤¤¤




Jam sudah menunjukan pukul 4 sore Zahra sudah terbangun 30 menit yg lalu dan kini sudah rapi dg outfitnya akan kembali aktifitasnya di Stand.

Berusaha melawan Traumanya dg memperbanyak aktifitas dan membatasi bertemu org yg membuat traumanya kambuh selama beberapa waktu itulah yg Zahra lakukan sejak dulu.

Saat Zahra turun dari tangga terlihat mamahnya dg memblender sesuatu, ia mendekatinya berniat izin untuk pergi

"Emang udah mendingan ?" Tanya Fatim

"Udah mah, Zahra pergi dulu yah"

"Ditemenin Fahmi kan ?"

"Engga deh mah, Zahra mau pergi sekarang, Fahmi kayaknya sibuk"

"Ya udah mamah gk izinin"

"Loh koq ?"

"Sama Fahmi atau tidak sama sekali" ucap Fatim tersenyum pada Zahra

Tak lama Fahmi mendatangi 2 wanita yang menjadi penyemangatnya itu

"Mba mau ttp ke stand ?" Tanya Fahmi dibalas anggukan Zahra tanpa menatap

"Ya udah ayo" ucap Fahmi menggandeng Zahra membuat peremouan itu mengehela nafas beratnya

Fatim tersenyum melihat Zahra pasrah harus bersama Fahmi.

Kini keduanya ada didalam mobil, kesunyian sangat terasa disana.

Sesampainya di alun alun Zahra tak menunggu Fahmi parkir seperti biasanya dia langsung menuju Stand untuk menyiapkan smuanya, entahlah dia memang tak marah pada adiknya namun berdekatan dg Fahmi membuat kejadian semalam teringat kembali

Saat sudah sampai ternyata Stand sudah rapi seperti biasanya, Zahra  menaruh tasnya dan memilih duduk di bawah sambil menyusun kotak makanan yg awalnya lembaran menjadi sebuah kotak yang nantinya akan diisi dg makanan sesuai pesanan pelanggan.

Tak lama Fahmi datang dg Arvan yang tadi gk sengaja ketemu diparkiran, Arvan berniat meminta maaf pada Zahra dan membantu gadis itu, ia juga berencana mengajak makan malam bersama Arvin yg akan menyusul sehabis maghrib nanti.

Arvan duduk didepan kakaknya yg sedang membuat duz makan itu, tangannya mengambil lembaran itu dan memperhatikan cara kakaknya melipat menjadi sebuah duz

Walaupun dg kewalahan Arvan berusaha membuat 1 Duz makan dg waktu yg lama, Zahra sudah 5 Duz makan Arvan baru selesai satu.

"Mba nanti makan malem bareng yah" ucap Arvan kembali mengambil lembaran duz makan itu.

Zahra hanya menggeleng

"Aku minta maaf yah mba" ucap Arvan kembali namun Zahra tak menjawab,gadis itu hanya diam dan kembali melipat duz makan itu.

Arvan hanya menghela nafas beratnya, walaupun ia tak tau apa salahnya tapi kalo sudah kaya gini dia merasa sangat bersalah.

Zahra menyusun duz makan itu dibawah meja saji agar mudah ketika penyajian nanti.

●●●
Jam sudah menunjukan pukul 4 sore Zahra sudah terbangun 30 menit yg lalu dan kini sudah rapi dg outfitnya akan kembali aktifitasnya di Stand.

Berusaha melawan Traumanya dg memperbanyak aktifitas dan membatasi bertemu org yg membuat traumanya kambuh selama beberapa waktu itulah yg Zahra lakukan sejak dulu.

Saat Zahra turun dari tangga terlihat mamahnya dg memblender sesuatu, ia mendekatinya berniat izin untuk pergi

"Emang udah mendingan ?" Tanya Fatim

"Udah mah, Zahra pergi dulu yah"

"Ditemenin Fahmi kan ?"

"Engga deh mah, Zahra mau pergi sekarang, Fahmi kayaknya sibuk"

"Ya udah mamah gk izinin"

"Loh koq ?"

"Sama Fahmi atau tidak sama sekali" ucap Fatim tersenyum pada Zahra

Tak lama Fahmi mendatangi 2 wanita yang menjadi penyemangatnya itu

"Mba mau ttp ke stand ?" Tanya Fahmi dibalas anggukan Zahra tanpa menatap

"Ya udah ayo" ucap Fahmi menggandeng Zahra membuat peremouan itu mengehela nafas beratnya

Fatim tersenyum melihat Zahra pasrah harus bersama Fahmi.

Kini keduanya ada didalam mobil, kesunyian sangat terasa disana.

Sesampainya di alun alun Zahra tak menunggu Fahmi parkir seperti biasanya dia langsung menuju Stand untuk menyiapkan smuanya, entahlah dia memang tak marah pada adiknya namun berdekatan dg Fahmi membuat kejadian semalam teringat kembali

Saat sudah sampai ternyata Stand sudah rapi seperti biasanya, Zahra  menaruh tasnya dan memilih duduk di bawah sambil menyusun kotak makanan yg awalnya lembaran menjadi sebuah kotak yang nantinya akan diisi dg makanan sesuai pesanan pelanggan.

Tak lama Fahmi datang dg Arvan yang tadi gk sengaja ketemu diparkiran, Arvan berniat meminta maaf pada Zahra dan membantu gadis itu, ia juga berencana mengajak makan malam bersama Arvin yg akan menyusul sehabis maghrib nanti.

Arvan duduk didepan kakaknya yg sedang membuat duz makan itu, tangannya mengambil lembaran itu dan memperhatikan cara kakaknya melipat menjadi sebuah duz

Walaupun dg kewalahan Arvan berusaha membuat 1 Duz makan dg waktu yg lama, Zahra sudah 5 Duz makan Arvan baru selesai satu.

"Mba nanti makan malem bareng yah" ucap Arvan kembali mengambil lembaran duz makan itu.

Zahra hanya menggeleng

"Aku minta maaf yah mba" ucap Arvan kembali namun Zahra tak menjawab,gadis itu hanya diam dan kembali melipat duz makan itu.

Arvan hanya menghela nafas beratnya, walaupun ia tak tau apa salahnya tapi kalo sudah kaya gini dia merasa sangat bersalah.

Zahra menyusun duz makan itu dibawah meja saji agar mudah ketika penyajian nanti.











________________________
Tau gak kenapa Allah jauhkan dia yang selama ini kamu tunggu ?
Karna kamu selalu berdoa untuk didekatkan pada org yg baik dan bukan dia orangnya

Widyaarrahma
Tegal 19 Juli 2021

AZZAHRA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang