Tigapuluh Delapan

22.6K 2K 13
                                    

Ini Cerita yang judulnya Akhir Penantian yah Gaes cuman aku ganti judulnya jadi Azzahra
Krna aku ubah Alur kedepannya termasuk juga endingnya

Selamat membaca

¤¤¤
Widya Arrahma
¤¤¤










Zahra duduk dimeja ruang tamu sembari memakan Serabi yang tadi dibelikan oleh Fahmi.

Setelah membeli Serabi Zahra langsung meminta pulang karna Hujan sebentar lagi akan turun.

Dan benar saja setelah dia pulang dg mobilnya Hujan turun deras dan masih bertahan sampai sekarang

"Makan apa Zah ?" Tanya seseornag dengan 2 Gelas Jus ditangannya

"Loh gak kerja mas ?"

"Engga lagi pengin dirumah"

"Lah ada ya beginian"

"Beginian gimana ?"

"Maksudnya ada ya orang kerja pengin dirumah aja"

Tatapan Zahra kini sinis pada Raka entah mengapa ia tak suka Raka membolos kerja

Sementara Raka hanya terkekh dan memberikan satu Jus Jambu untuk Zahra

Hujan hujan ngJus ? Hadeh Mas Raka pengin gw peluk deh biar anget wkwkwk

"Kamu liat tanggal dong, ini tanggal merah" ucap Raka masih terkekeh

Saat melihat kalender disampingnya ternyata benar ini tanggal merah, semerah pipinya menahan Malu

"Itu pipi merah Malu apa marah ?" Ucap Raka kembali

"Diem ih" sungut Zahra meletakan Jus yang tadi diberikan Raka

Tawa Raka semakin pecah membuat Zahra mengambil kalender meja didepannya dan memukuli Raka tanpa ampun

Setelah melihat Raka kesakitan barulah Zahra yang tertawa lepas

Bukannya membalas Raka malah tersenyum melihat Zahra tertawa Lepas, tangis yang dulu sering menemani sekarang mulai hilang

"Aku janji Zah, jika kamu disampingku aku ingin membuatmu selalu tertawa bahagia" bathin Raka

Zahra yang merasa diperhatikan pun Menoleh kearah Raka dan pelakunya itu gelagapan terciduk menatap Zahra

Raka mengalihkan topik pada makanan dipangkuan Zahra yang seakan menggugah selera itu

"Itu apa Zah ?"

"Serabi apa yah tadi namanya lupa mas"

"Mau dong" ucap Raka lalu menyomot 1 Serabi dan memasukannya kedalam mulutnya

"Kebiasaan mas Raka"

"Enak Zah beli dimana ?"

"Di jalan apa tadi gatau sama Fahmi"

"Dasar nenek nenek" ejek Raka

"Zahra bukan nenek nenek" jawab Zahra cuek

"Lagian nama Serabinya lupa nama tempatnya lupa padahal baru pulang"

"Hehehe ga fokus mas, tdi intinya pengin jajan doang hehee"

"Dasar, wanita lain mah penginnya beli baju , kalo kamu ? Jajan mulu"

"Ya gapapa lagian kalo kebanyakan baju atau barang lainnya Hisab Diakhiratnya lama mas"

"Iya juga yah, kebanyakan orang hanya tau beli ini beli itu, tanpa memikirkan kalau semuanya itu bakal ada hisabnya diakhirat"

"Betul makanya mending beli jajan aja heheh"

"Pantesan Ndut hahaha"

"Zahra gak ndut yah"

Mereka pun berbincang dan sesekali tertawa bersama membuat sepasang mata yang melihatnya itu tersenyum

Sedari tadi Aziz melihat kedua cucunya itu tertawa bersama hanya bisa tersenyum hangat, dia juga merasa salah satu dari mereka menyimpan rasa ingin memiliki, Aziz tak melarangnya kan memang boleh sepupu itu saling menikah

●●●


"Mau liat Senja lagi gak Zah ?" Tanya Raka saat melihat Zahra sedang membaca Novel digazebo

"Engga mas, aku lagi pengin dirumah aja" jawab Zahra tanpa menoleh kearah Raka

"Ya udah aku temenin yah" ujar Raka mengambil posisi duduk di samping Zahra dengan jarak dan pemisah yaitu piring dengan isi potongan Semangka dan pepaya

Lama mereka diam saling sibuk dengan kegiatannya sendiri, Zahra membaca Novel sementara Raka membalas beberapa pesan di WA nya

Hingga ada suara dari dalam rumah, suara cempreng dari anak perempuan siapa lagi kalau bukan Iva

"MBA ZAHRA DIMANA ?"

"Di Belakang" ucap Zahra sedikit keras

Tak lama Arvin datang menghampiri kakaknya, ia menatap tajam Raka yang ada disamping kakaknya dengan duduk yang menurut Arvin terlalu dekat

"Eh buaya ngapain deket kaka gw" ucap Arvin membuat Zahra dan Raka terjengit kanget dan langsung menatap Raka dengan tatapan yang berbeda

"Buaya pala lo" sungut Raka tak terima

"Sama siapa ?" Tanya Zahra pada Arvin yang sudah berdiri disampingnya menatap tajam pada Raka

Arvin mengambil tangan Zahra dan ditempelkan dihidungnya

"Sama Bunda, Bunda lagi di Introgasi sama Njidnya mba"

"Sama Bunda doang ?"

"Iya, Ayah sama Arvan lagi pergi"

Zahra membalasnya dengan anggukan.

"Eh awas jangan deket deket kaka gw" ucap Arvin mengibaskan tangannya kearah Raka bermaksud mengusir

"Ya bodo amat, dia calon Istri gw" ceplos Raka seraya mengambil Semaka disampingnya

"Gaakan gw restuin" ucap Arvin

"Gw gabutuh Restu lo"

"Tetep gaakan pernah gw biarin kaka gw nikah sama buaya kaya lo"

"Dih tau dari mana gw buaya ?"

"Kemaren lo dipantai sama cewe kan , apa lagi klo bukan buaya, jalan sama cewe lain ngarep jadi kaka ipar gw, najis"

"Yang kemaren gw ajak jalan itu Zahra, Bego bego gak bisa bedain badan kaka lo sendiri ?"

"Alah gapercaya gw"

"Eh eh eh udah ngapa berantem sih, Arvin yang kemaren emang mba sama mas Raka"

"Tuh dengerin" sungut Raka

"Koq mba mau sih sama dia" ucap Arvin kesal

"Ya mba niatnya mau ke Pantai sendiri gak boleh Njid, bolehnya sama dia yaudah sama dia"

"Kan bisa kasih tau aku mba"

"Udah lah lagian udah berlalu juga, ayo kedalem gak enak sama umi udah datang"








.



__________________________
Author lagi Bucin sama tokoh  Arvin hehehe

Widyaarrahma
Tegal 31 Juli 2021

AZZAHRA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang