Tiga Puluh

26.6K 2.3K 16
                                    

Jangan jadikan Doa itu
Sepeti Obat yang hanya dibutuhkan
Ketika sakit, jadikan Doa layaknya air putih yg selalu diperlukan sehari hari dalam semua kegiatan

¤¤¤
Widya Arrahma
¤¤¤

Hamparan karpet Hitam terbentang indah dilangit yang tadinya berwarna biru

Bintang dan bulan tak menampakan wujudnya dikarenakan tertutupi awan mendung yang mengabarkan bahwa malam ini turun hujan.

Setetes demi tetes air yang tadinya hanya berbentuk gerimis kini berubah menjadi guyuran Hujan yang menyebabkan hawa dingin menyelimuti penduduk didaerah tersebut.


Zahra sedari tadi tidur tak nyaman, bayangan Aditya menamparnya, memukulnya bahkan saat Surya hampir membunuhnya terus berputar.

Ia terus mencengkram pinggiran kasur menahan apa yang ada difikirannya, tubuh yang tadinya tenang kini bergerak tak beraturan, mulunya mulai mengeluarkan isakan, matanya kembali mengeluarkan air mata

Hiks...Hiks.. Hiks..

Isakan Zahra semakin keras, membuat Aisyah yang tidur di Ranjang kecil khusus penunggu pasien terbangun dan mendekati putrinya yang bergerak tak beraturan dalam tidurnya namun matanya masih tertutup

"Mba, kenapa sayang ada yg sakit ?" Tanya Aisyah mengelus kepala Zahra

Arvin yang tidur shofa pun menghampiri Zahra setelah mendengar isakan itu

"Kenapa Bun ?"

"Bunda gk tau, bunda bangun mba udah kaya gini" ucap Aisyah khawatir

Zahra tak membuka matanya, namun air mata dan isakannya semakin keras

Arvin berinisiatif meninggikan sandaran tubuh Zahra agar Zahra bisa sadar .

Aisyah melihat Putrinya itu miris sekali iya ikut menangis dan segera memeluk Zahra yang terus menangis tanpa diketahui sebabnya oleh Orang disekitarnya

"Umi disini, kamu jangan gini, umi khawatir" ucap Aisyah mengelus kepala putrinya yg bersandar didadanya

"Jangan bunuh Zahra Hiks..." lirih Zahra sangat lihir hingga Arvin mendengarnya hanya gumaman sementara Aisyah mendengarnya kaget

"Gaada yang mau bunuh kamu nak, Umi sayang kamu" Ucap Aisyah sesekali mengusap air mata Zahra

"Aku panggil perawat dulu yah bun minta obat penenang" ujar Arvin dibalas anggukan Aisyah

"Zahra minta maaf, Zahra gak sengaja... Sakit Ayah ibu, sakit jangan pukulin Zahra terus" gumam Zahra semakin membuat Aisyah teriris harinya

"Apa yang dulu kamu alami nak sampai kamu trauma gini, maafin umi sayang maaf" ucap Aisyah

Tak lama perawat datang dan menyuntikan obat penenang di infus milik Zahra membuat gadis itu yang tadinya menangis terus kini sudah berhenti dan mulai tertidur tenang

Aisyah masih memeluk Zahra erat rasa bersalah terus menghantuinya, ia tak tau bahwa putrinya harus menghadapi masa kecil yang berat hingga trauma seperti sekarang

"Ada umi yang akan jagain kamu yah nak" ucap Aisyah mencium kening Zahra

Arvin melihat oemandangan didepannya hanya bisa terdiam tak menyangka kalau kakaknya punya masalalu berat hingga trauma seperti sekarang

Walaupun mereka belum tau apa yanh menjadikan Zahra trauma namun dari rintihan Zahra tadi Arvin menyimpulkan Zahra mengalami kekerasan

●●●

Pagi harinya Ruang Rawat Zahra kedatangan Aditya Fatim dan Fahmi juga Revan dan Arvan

Duh rame yah

Zahra sudah bangun namun keadaannya tetap sama, tak berbicara dan hanya menatap kearah depan dengan tatapan kosong

Aditya kini berada disebelah kiri Zahra mengelus tangan Gadisnya itu, setelah mendengar penjelasan dari Aisyah tentang kejadian semalam Aditya semakin merasa bersalah.

Berbeda dg Arvin yang menatap tajam seakan ingin membunuh Aditya yang sedang berada disebelah kakaknya

"Makan yah Nak" entah beberapa kali Aisyah mengatakan itu, Zahra tak meresponnya

Tak lama Dokter datang untuk cek harian pagi ini

"Boleh saya berbicara dg orang tua Zahra ?" Tanya dokter Hana

"Boleh dok" ucap Aditya dan Aisyah bersamaan

Stelah menimbang lama akhirnya Aisyah dan Aditya melangkah berbarenhan menuju ruangan Dokter Hana

"Begini pak bu, Zahra itu mengidap Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan. PTSD merupakan gangguan kecemasan yang membuat penderitanya teringat pada kejadian traumatis"

"Apa bisa disembuhkan dok ?"

"Bisa dengan beberapa terapi dan sebisa mungkin menjauhkan hal hal yang membuat traumanya semakin memburuk"

"Apa dokter tau trauma yang dialami putri saya ?"

"Zahra pernah sekali kontrol dg Adik saya Dokter Farah selaku Psikolog, dan pada saat itu saya ada diruangan itu sedang mengurus beberapa berkas pasien, saya memang tak mendengar jelas tentang sebab Trauma itu namun yang saya tangkap jika Zahra Trauma akibat kekerasan yang hampir merenggut nyawanya beberapa tahun lalu, dan dia sudah mengidap PTSD hampir 4 tahun belakang"

"Pantas saja semalam dia ketakutan dan ngomong kalau dia jangan dibunuh" ucap Aisyah

"Terimakasih dok atas penjelasannya, lalu kapan Zahra bisa pulang ?" Ucap Aditya

"Kalau memang dia sudah bisa menangkap omongan orang disekitarnya tidak seperti hari ini besok dia bisa pulang" jelas Dokter Hana

"Baik terimakasih dok"

"Sama sama tolong dijaga yah pak"














_________________________
Aku memang tak seberuntung mereka
Namun mereka belum tentu sekuat aku

Widyaarrahma
26 Juli 2021

AZZAHRA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang