- pertama

182 5 1
                                    

*Kalau aku boleh berharap, boleh meminta yang akan langsung dikabulkan saat ini juga. Aku akan memohon untuk meminta Tuhan menghapuskan tahun pertama itu. Tahun yang menjadi akar dari semua yang terjadi padaku sekarang. Aku benci tahun pertama itu, termasuk kamu didalamnya.

-Untuk mahasiswa baru diharapkan segera berkumpul di lapangan kampus, segera ya.-

Pengumuman di kampusku mulai terdengar, hal ini menandakan masa orientasi mahasiswa baru akan dimulai sebentar lagi. Balon yang sangat banyak itu sudah diterbangkan menandakan bahwa acara benar-benar akan segera dimulai. Para mahasiswa baru termasuk Aku diminta untuk masuk ke dalam ruangan masing-masing untuk mendapat pengarahan oleh mentor masing-masing kelompok.

Aku masih ingat dengan jelas di kursi mana aku duduk, di baris berapa dan siapa nama teman sampingku saat itu. Semua berjalan lancar setiap pengarahan yang diberikan pada kami aku tangkap dengan jelas.

Sampai sesi game dimulai, saat itu ia yang berperan sebagai mentor dari kelompok lain tiba-tiba saja datang ke ruanganku. Ia datang dengan kulit bersihnya yang sangat kontras dengan topi yang ia gunakan. Serta kerah kemeja yang terkancing rapih. Jangan lupakan pula tas hitam yang hanya digendong sebelah itu dengan almamater ditangan kanan nya. Seseorang yang saat ini masih aku usahakan untuk bisa melupakannya.

"Kaka itu namanya siapa kak?" Tanya seseorang di sebrang mejaku. Ia perempuan, cantik, dan kulitnya pun putih bersih.

"Kak Dirga namanya Dek" Terdengar jawaban dari seseorang dihadapanku yang kuperkirakan umurnya sama dengan laki-laki yang disebut Dirga itu. Disana, saat itu adalah pertama kali aku tau namanya.

Dirgahayu Albari.

Dia bukan orang yang ingin repot untuk melihat orang lain di sekitarnya. Tatapannya lurus ke depan. Mulutnya tidak akan terbuka hanya untuk mengeluarkan kata-kata yang tidak terlalu penting. Bukan tipe laki-laki pendiem yang introvert, hanya saja ia tau kapan dirinya harus membuka suara.

"Kaka itu mentor kelompok berapa Kak?" Ku dengar perempuan disebrang ku kembali membuka suaranya masih mempertanyakan laki-laki yang sudah disebutkan namanya tadi.

"Kelompok sebelah, sukaa yaa?" Kembali ku dengar godaan yang dilontarkan kaka mentorku pada perempuan sebrangku yang bernama Tina. Aku tau dari nametag yang digunakannya.

Godaan godaan yang dilemparkan untuknya pun teredam oleh suara pengumuman di kampusku. Semua orang mengemasi barang nya masing-masing. Kaka mentorku mengingatkan kembali tugas yang harus kami kumpulkan esok hari. Semua kembali ke rumah nya masing-masing termasuk aku.

"Assalamualaikum Bu" Setelah mengucapkan salam aku pun berjalan memasuki rumah lalu menuju kamarku.

"Waalaikumsaalam. Gimana tadi ospek nya? Kampusnya bagus ga?" Ibu menjawab dengan mata yang masih terfokus pada layar tv.

"Ya bagus bagus aja" Jawabku sambil memasuki kamar.

Tidak ada yang menarik tentang keluargaku. Kami bukan dari golongan kaya raya yang mampu jalan jalan kemanapun dan kapanpun kami mau. Keluargaku adalah keluarga sederhana yang berkecukupan. Aku juga bukanlah anak yang bisa memilih bebas kampus swasta mana yang aku inginkan dengan siswa siswi yang bergengsi di dalamnya.

Ayah dan Ibuku tidak pernah membuatku terlena dengan harta serta fasilitas yang mereka berikan. Aku harus dapat berjuang sebisaku walau tidak bisa menghasilkan pendapatan sendiri setidaknya dapat mengurangi pengeluaran mereka dengan berjuang mati-matian agar dapat masuk kampus negeri tanpa mengeluarkan uang yang banyak.

Setelah mengganti baju, aku langsung menaiki kasur menarik bantal kesayanganku lalu memeluknya.

"Dirga namanya" Entah kenapa itu yang ada dikepalaku. Bayang wajahnya saat di depan pintu ruanganku masih terekam jelas. Nada suaranya, tatapannya, bahkan kemeja warna apa yang ia gunakan saat itu pun aku masih mengingatnya.

"Makann Kak!" Suara Ibu berhasil menarikku kembali dari reka adegan pagi tadi di kepalaku sendiri.

Dirga memang bahaya. Ia tidak bagus untuk hati dan pikiranku.

*To Be Continued

Haloo teman-teman semuaa. Aku mau coba untuk nulis wattpad lagi nih. Kalau kalian baca boleh distar dan komen yaa jangan lupa share juga ke temen kaliann supaya makin banyak yang bacaa nih. Semakin banyak yang baca, klik star, dan komen. Aku bakal semakin semangat juga buat nulis dan upload. Kalau gaada yang baca dan klik star nanti cerita ini bakal berakhir kayak cerita aku yang lain, yaitu aku unpublish dan masuk draftku aja.

Support satu sama lain yuk hihi. Sehat selalu semuanya.

See you next part.

HOME OF USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang