- Temenin ya.

25 1 0
                                    

Semenjak kejadian PDH hari itu, sampai sekarang masih tidak ada sinyal ia akan mengembalikan name tag ku. Bahkan sepertinya ia tidak terganggu sama sekali saat orang lain melihat dengan jelas nama ku pada bagian kanan dadanya. Harusnya bertukar nama dengannya bisa membuat ku senang dan percaya diri. Pada nyatanya justru aku merasa tidak percaya diri dengan nama nya yang bisa terpasang jelas itu. Saat ini aku masih menatap name tag yang tertulis jelas 'Dirgahayu Albari' disana. 

'Ko bisa tiba-tiba gini sih?' Pikir ku sendiri.

Aku terus bergulat dengan pikiran ku sendiri. Banyak kemungkinan yang terjadi pada kepala ku. Dari kemungkinan yang bisa saja terjadi, sampai kemungkinan rasanya sangat tidak mungkin. Seperti ia yang mungkin memiliki rasa padaku. 

Tingg..

Dirgahayu Albari : *send a pic*

Dirgahayu Albari : Lucu banget

Baru saja dipikirkan, sudah muncul kembali. Tanpa ragu aku membuka pesan yang Dirgahayu dikirimkan. 

Gambar itu adalah fotoku. 

Foto ku tertidur saat menonton film bersamanya. Ia mengambil tangkapan layar pada saat aku tertidur. 

Aira Faradisa : HEH!

Aira Faradisa : Wah parah ni Bang Dirga

Dirgahayu is calling...

"Parahh Lo" Omelku sesaat setelah ku angkat panggilannya.

"Loh kenapa ? Itu lucu" Balasnya yang diakhiri dengan tawa.

"Lucu dari Hongkong" 

"Lucu tau. Pake piyama elmo gitu" Lagi-lagi ia menanggapi omelanku dengan tawa.

"Iseng banget sih" Dirga benar benar menyebalkan.

"Kapan lagi liat putri tidur kan" 

"Apasih ihh" Kesalku diiringi tawa. Dirga ada-ada saja. 

Bisa-bisanya ia tidak langsung mematikan link meeting saat melihat aku tertidur dan sudah tidak lagi fokus pada film yang diputar.

"Kenapa ga di end meet aja sih ?" 

"Ngga mau aja. Muezza juga kemarin duduk di meja. Dia nontonin Lo tidur" Jelasnya lalu tertawa lagi. 

"Iyaa?" 

"Iyaa. Dia duduk di meja nontonin Lo tidur" Nada suaranya sangat meyakinkan.

"Terus itu kenapa Lo tangkap layar?" Omel ku lagi sambil memperhatikan gambar yang ia kirim. Tanda record pada meet yang kita gunakan kemarin menyala. Tanda ia merekamnya.

"Lo rekam ya?" Aku masih tidak paham dengan tingkahnya.

"Iya. Pas Lo tidur, abisnya lucu banget. Ga berubah-berubah posisinya. Pake piyama kartun gitu lagi. Persis anak kecil" 

"Ga jelass Lo" 

"Udah ah. Gue mau makan" Sambungku kemudian mematikan sambungan panggilan.

Setelah mematikan panggilan telfon, aku keluar dari kamar untuk makan. Disana sudah ada Mas tio yang sudah mulai makan. Tidak menungguku.

"Wah wah ada yang duluan nih" 

"Lama nunggu kamu" Gerutu nya lalu fokus pada makannya kembali.

"Ya maaf dong Ganteng" Aku pun duduk lalu mengambil nasi sesuai porsiku.

HOME OF USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang